.HIDUP MENYEDIAKAN VIO.
Happy reading........
Diruang belajar, Halbert sedang berbicara ditelpon dengan salah satu anak buah kepercayaannya, dia meminta seseorang untuk menyelidiki vio dari lahir hingga sekarang tanpa ada satupun yang terlewatkan.
Barulah pihak lain memberikannya banyak lembaran kertas tentang rumor vio dari awal hingga sampai saat ini. Dan tidak ada satupun artikel pun yang memuat berapa baiknya pria kecil itu. Keluarga Adrian benar-benar tidak peduli.
"Apakah hanya ini ?". Tanyanya pada pihak lain.
"Ya, bos hanya itu kami tidak menemukan yang lain". Suara di sebrang telpon sedikit bersimpati.
"Bos kenapa kamu tiba-tiba mencari tau tentang pria buta itu ?"."Tidak apa-apa, hanya ingin tau saja". Setelah itu, Halbert mengakhiri panggilan tanpa menunggu pihak lain menimpali.
Dia fokus pada sebuah catatan yang tertulis di lembar HVS. Beberapa foto serta situsnya juga dicatat.
Vio Adrian ini memiliki hidup yang penuh cemoohan tiap hari, karena buta tidak mungkin melihat hal-hal seperti ini yang disebarkan oleh anak selingkuhan di keluarga Adrian.
Tanpa sabar, Halbert memiliki sedikit kelembutan di hatinya. "Pria kecil ini sungguh tidak biasa, dijatuhkan berulang kali oleh keluarga Adrian tapi tetap santai dan sabar".
Lalu tatapan tertuju pada lembar HVS lain yang memuat laporan tidak terduga.
"Fear of Abandonment ?". Gumanya.
Fear of Abandonment, ini adalah gejala dimana seseorang takut ditinggal oleh orang terdekat, baik keluarga, kerabat atau pasangan sendiri. Halbert tidak tau banyak tentang masalah seperti ini, namun dia bisa menebak alasan vion memiliki penyakit mental ini mungkin karena masa kecilnya tidak bahagia.
Halbert merenung cukup lama sebelum akhirnya membereskan semua dokumen.
Dia belum sarapan Jadi dia turun ke lantai bawah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Kakek jeffrod dan vio yang masih ada di rumah makan. Laki-laki manis itu sepertinya dibantu pelayan untuk makan agar tidak melakukan kecerobohan, sedangkan kakek jeffrod sudah hampir menyelesaikan sarapannya.
"Akhirnya kamu tau perutmu bukan robot ?". Ejek kakek jeffrod. "Duduk disebelah vio dan bantu dia makan!".
Vio segera menggelengkan kepala. "Tidak, tidak apa-apa, aku bisa melakukannya dengan bantuan pelayan atau, aku juga bisa makan sendiri". Jelasnya cepat-cepat dia khawatir Halbert marah dan menganggapnya merepotkan.
"Omong kosong!, cucuku sangat penyayang dan bermartabat, hal kecil ini tidak menjadi masalah baginya". Ucap kakek jeffrod bersikeras.
Halbert tidak banyak bicara dia duduk di samping pria itu dan bisa mencium aroma susu dari tubuhnya, pria manis ini memakai produk sabun apa sebelumnya ?.
"Kamu mau makan sendiri saat berada dirumah kecil itu ?". Tanya Halbert pelan.
Vio tampak malu-malu dan mengangguk.
"Apakah tidak ada salah satupun pelayan yang membantumu untuk makan atau hal lainnya ?".
Vio tertegun sejenak dan menggelengkan kepala
Lalu mengangguk tidak jelas, dia bingung dia selalu makan sendiri, dan melakukan apapun sendiri. Pelayan semuanya berasal dari sisi keluarga Adrian jelas tidak baik baginya, tapi dia masih bisa bertahan di sana, berharap ayahnya akan memiliki sikap yang baik dan membawanya pulang.Tapi ini sudah belasan tahun dan ayahnya sama sekali tidak pernah bicara baik dengannya. Mungkin.... apakah tidak ada harapan ?.
Tanpa sadar, Halbert sudah mengambil alih piring di depan Vio Dan berniat membantunya makan.
"Tuan ?". Vio jelas bingung.
"Buka mulut mu dan makan saja". Suara Halbert masih terdengar datar dan terasing tapi tidak ada nada kemarahan apapun.
Vio tidak mau. "Aku bisa makan sendiri sungguh, semuanya baik-baik saja". Katanya.
"Jangan banyak bicara dan merepotkan orang, aku akan memberimu makan sekarang".
Mau tidak mau, vio hanya bisa pasrah di suapi Halbert dengan canggung, dia tidak pernah disuapi seperti ini sebelumnya, ingat dia bukan anak kecil lagi!, tanpa sadar vio melihat wajah pria itu yang sepertinya sedikit kesal.
Ya, kesal vio mungkin buta tapi dia bisa merasakannya. Pada akhirnya dia tidak makan banyak karena nafsu makannya sudah bilang, dia juga tidak mau menunda waktu Halbert yang sudah terlambat makan sejak awal.
Setelah sarapan, Halbert meninggalkan rumah, adapun vio yang tidak bisa pergi ke mana-mana, pelayan yang diperintahkan kakek jeffrod untuk melayani vio dengan baik dan mengajaknya berkeliling untuk menghirup udara segar, tapi pada akhirnya vio masih suka duduk di bangku taman di bawah pohon rindang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Halbert menuju rumah keluarga Adrian dengan membawa beberapa orang, tapi mereka hanya mengawal saja. Dia memikirkan tentang penyakit mental pria kecil itu sepanjang perjalanan dan bingung yang dilakukannya.Apakah baik-baik saja bagi pria kecil itu untuk menikah dengannya ?. Meskipun dia masih normal tapi dia akan menerima semua ini.
"Bos, kita sudah sampai". Kata anak buah yang menyetir.
Halbert sedang merokok saat ini dan segera membawa dokumen yang telah disiapkannya dari rumah, ketika tiba di halaman keluarga Adrian, dia keluar dari mobil dan disambut oleh pelayan.
Hanya saja Halbert tidak banyak bicara dan kebanyakan auranya selalu membuat orang lain takut.
"T-tuan, tuan Halbert nyonya dan tuan kami sudah menunggu". Kata si pelayan takut-takut.
Halbert hanya meliriknya dengan dingin dan segera masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Pelayan muda itu seorang gadis kecil yang belum berpengalaman dengan dunia, tubuhnya berkeringat dingin saat ini. Tuan muda dari keluarga jeffrod ini sesuai dengan rumor, dingin dan terlihat kejam.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri buta pembawa keberuntungan Sang Mafia (B×B) [ HITAUS DULU]
Espiritualbuta sejak lahir dan diasingkan keluarga, Vio Andrian kehilangan sosok ibu yang mencintainya. ayahnya menikah dengan selingkuhannya dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun. ketika Vio...