CHAP 6

750 42 2
                                    

Sebulan berlalu cepat
Zael meminta Leon menemani nya kerumah sakit untuk diperiksa. Karena akhir akhir ini dia sering muntah muntah dan mual atau morning sickness

Leon dan Zael sedang duduk bersebelahan menunggu dokter diruangan nya yang sedang memeriksa kembali hasil pemeriksaan

Hingga beberapa menit kemudian
Seorang dokter pria kembali dan membawa kabar yang tidak bisa dijelaskan perasaannya

"Anda hamil, pak Zael. Usia kandungan anda sudah berusia sebulan"

Mendengar apa yang dikatakan dokter, Zael merasa tidak percaya

"Tidak tidak. Ini pasti bohong kan"

"Pemeriksaan kmi tidak pernah berbohong, pak"

Zael terpaku ditempat saat mengetahui dirinya sedang berbadan dua

"Jika anda tidak keberatan, saya bisa menjadi dokter pribadi pak Zael."

Leon mengangguk
"Terimakasih atas tawaran nya, dok. Aku dengan senang hati setuju"

"Leon?" lirih Zael sambil menggenggam erat tangan Leon

"Gapapa, aku udah janji bakal tanggungjawab"
Leon memeluk Zael sambil mengelus-elus pucuk kepala Zael didepan dokter

Dokter itu berbalik badan untuk memberi pasangan itu ruang
.
.
Leon menyewa kamar pasien untuk Zael istirahat dan akan membicarakan ini dengan orangtua dari kedua belah pihak

"Ingat, Zael, disini ada little Leon, jadi kamu harus jaga dia sebaik mungkin. Aku juga bakal setia nemenin kamu" Leon mencium punggung tangan Zael lalu mengelus pipi Zael

Zael tersenyum "makasih, Leon"

"Gak perlu berterimakasih. Gw seneng banget lo bisa ngandung anak gw. Tapi disisi lain, gw juga bingung gimana ngejelasin nya ke orangtua kita"

Zael menyentuh tangan Leon
"Gw yakin mereka akan setuju dan biarin kita melanjutkan hubungan kita sampe nikah. Orangtua mana yang mau anaknya sedih? Bener kan?"

Leon tersenyum hangat lalu memeluk erat kekasihnya itu "Makasi, Zael. Lo emang support system gw"

"Udah udah. Sekarang kita pikirin apa yang harus kita jelasin ke keluarga kita"

"Ya, ini saatnya berfikir keras"
.
.
.

Di sore hari, sekitar pukul 3
Orangtua dari keduanya bertemu. Leon menjelaskan apa yang terjadi di luar kamar agar Zael tidak terganggu

"Ya ampun, Leonn!! Kamu ini kayak anak gak dididik" ibu Leon memarahi nya

"Maafkan kelakuan anak kami atas perbuatan nya pada anak mu, bu lita" Ibu Leon memohon maaf dengan sungguh pada orangtua Zael

"Bukan masalah besar, bu Nata. Aku merestui hubungan mereka. Lagipula, Leon kan bersedia bertanggungjawab" Ibu Zael tersenyum

"Terimakasih atas pengertianmu, bu lita. Kami akan bertanggungjawab sepenuhnya"

"Kami juga akan membantu mengurusi rencana pernikahan mereka nanti"

"Cie cie~ punya dede bayi" ucap Zia yang berada di samping ibunya.

"Sstt, Zia" ibunya menyuruhnya diam

***
Leon kembali ke kamar pasien untuk menemani Zael

"Gimana? Lancar?" ucap Zael saat melihat Leon

"Orangtua kita setuju dan kita akan nikah setelah lulus sekolah nanti. Mereka juga akan bantu kamu jaga bayi ini"

"Baguslah kalo gitu" Zael tersenyum
Ia menarik tengkuk Leon hingga bibir keduanya bertemu dan saling bertukar Saliva
.
.
.
.
Bersambung

Wanna Be Yours [BxB- Mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang