Neigbor (2)

28.2K 59 0
                                    


Setelah adegan tak terduga Elia yang sengaja menangkap tetangganya yang ternyata merupakan salah satu penggemar dirinya, gadis itu entah mengapa justru semakin gencar untuk mengganggu Seno, padahal dengan Seno yang telah mengetahui dari awal jika Elia adalah Ruby harusnya gadis itu menjauh untuk melindungi dirinya sendiri saat ini, bukan malah berpura-pura polos.

"Mas Seno!" teriak gadis itu saat menemukan Seno yang tengah berbicara kepada seorang satpam di lobby apartemen mereka. Tampilan pria itu tampak seperti pulang dari olahraga ditambah dengan beberapa canvas besar ditangannya.

Seno menoleh kearah suara yang terasa sangat familier baginya akhir-akhir ini.

"Dari supermarket?" tanya Seno melihat dua kantung keresek yang Elia genggam, gadis itu mengangguk mengiyakan.

Keduanya bersama masuk kedalam lift muntuk menuju ke lantai sembilan, lantai unit mereka berada. Elia tampak sibuk bertanya tentang kabar Seno yang dua hari ini tidak dilihatnya, meski pertanyaan tersebut adalah pertanyaan basa-basi karena pria itu masih sempat melihat live streaming Ruby kemarin malam ditengah kesibukannya. Yang jelas Seno masih berusaha menghindari gadis itu.

"Eh, Mas! Kita kemarin kan janji mau makan malem" ucap Elia saat melihat Seno yang hendak terburu-buru menuju unitnya, Seno tampak berpura-pura mengingat tentang janji makan malam tersebut dengan tawanya yang canggung.

"Maaf sekali Elia, tapi kerjaan saya numpuk banyak dan deadline nya mepet" tolak pria itu halus agar Elia dapat mengerti, namun seakan tidak puas Elia justru menuduh Seno jika pria itu memang menghindarinya.

"Hiks...memang sih, dari dulu orang-orang bilang aku aneh dan pada jauhin aku" ucapnya dengan nada yang sangat dramatis, Seno yang mendengar hal tersebut tentu saja panik, ditambah Elia yang sedang acting menangis sekarang ini.

Seno berusaha menenangkan Elia dan mencoba membawanya untuk masuk kesalah satu unit mereka karena tengah berpapasan tadi dengan tetangga sebelah yang melihat keduanya dengan tatapan bingung, hingga Seno memutuskan untuk membawa saja gadis itu menuju unit apartemennya untuk menghindari kesalah pahaman.

"Sudah dong nangisnya, saya minta maaf dan jujur tidak bermaksud jauhin kamu Lia.."

"Terus maksudnya apa..hiks...padahal aku effort banget mau bikin makan malem" ucap Elia dengan menyapu pelan air mata palsunya, meski dalam hatinya gadis itu senang sekali dibawa masuk kedalam apartemen Seno.

Seno membawa tubuhnya duduk dilantai, mensejajarkan posisinya dengan Elia yang tengah duduk disofa, menggenggam tangan gadis itu dan sesekali menepuknya agar tidak lagi menangis.

Meski air mata rubah licik itu sudah sangat kering sih.

"Lia...Saya sungguh gak ada niatan jauhin kamu, Saya memang sedang sibuk dan lupa tentang agenda makan malam itu, gimana kalau besok saja"

"Humph..Aku maunya sekarang, besok aku shoot" ucap Lia sebal, Seno masih saja membual tentang keibukannya, bahkan mungkin jika Elia menyetujui ucapan Seno barusan bisa saja pria itu akan menghindarinya terus-menerus dengan berbagai cara.

Gadis itu sudah sangat gatal untuk mengungkap identitasnya dihadapan Seno, bahkan dirinya sampai berbohong mengenai agenda shooting yang tidak pernah ada, apa yang mau Elia shoot jika dirinya saja melakukan pekerjaan nakal itu sebagai anonim dan tanpa pernah bertemu dengan siapapun.

"Sh-Shoot...apa?" tanya Seno terbata-bata.

"Shoot sama klien ku, diluar kota, berdua" jawab Elia penuh penekanan dan percaya diri.

Raut muka Seno yang awalnya penuh kebingungan menjadi sangat suram.

"Kamu ini kerja apa sebenernya Lia?" hardik Seno dengan nada marah, dirinya masih tidak percaya.

"Bukannya Mas udah tau ya?" ucap Lia tersenyum miring, dan menjawab pertanyaan dari segala kebingungan yang ada dikepala Seno.

Elia memajukan tubuhnya agar dapat mendekat dengan wajah milik Seno, jemari lentik gadis itu menyapu halus rahang tegas Seno yang seketika mengeras karena terkejut olehnya.

"So, Mr.Bluejeans..." ucapnya menggantung.

"Want to fuck me today or not" tanya Elia memberikan sebuah pilihan.

Seno masih diam membeku, seketika otaknya kosong dan tidak mampu berpikir apapun, namun jantungnya berdetak sangat kencang saat ini, rasa malu, amarah, gairah, dan obsesi bercampur sekaran membuat pelukis itu hilang akal.

"Lia..stopp" Seno mencengkram kaki gadis itu yang sudah bertengker dan menggesek penisnya.

Elia cukup terkejut melihat penis Seno yang sangat mudah bereaksi kepada sentuhannya, dan juga ukuran miliknya yang bahkan mampu Elia terawang meski dari luar celana kain abu-abunya.

"Kalo Mas Seno nolak, aku bakal ajak semua followers aku buat ngewe" ancam Elia sungguh-sungguh, Seno mendengus kasar, marah mendengar ancaman gadis didepannya itu.


Baca selengkapnya di  https://karyakarsa.com/blogpenyihir/neighbor-744927 

com/blogpenyihir/neighbor-744927 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet & LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang