08 | Kantin

474 46 7
                                    

Suara riuh terdengar memenuhi tempat dimana kini para manusia yang tengah kelaparan berkumpul. Mulai dari denting sendok dan piring, canda tawa para murid hingga suara kaum hawa yang tengah bergosip terdengar mengudara di tempat yang bernama kantin tersebut.

Rasa kaget sempat menghampiri Casey dan Kipli ketika keduanya baru menginjak kantin sekolah tersebut. Bagaimana tidak kaget jika begitu memasuki kantin, beberapa pasang mata langsung terarah kepada mereka.

Namun hal itu tak bertahan lama karena setelahnya mereka kembali seperti biasa.

Memang ini kali pertama mereka pergi ke kantin sekolah, tapi mereka tidak merasa aneh mendapatkan tatapan dari berbagai arah seperti tadi.

Casey yang sempat mengikuti lomba judo hingga tingkat internasional telah menunjukan kemampuan bela dirinya kepada dunia. Kipli pun tak jauh berbeda, dia juga telah menunjukan kepintarannya kepada banyak orang yang berasal dari negara yang berbeda-beda seperti halnya Casey.

Jadi keduanya sudah tidak merasa aneh lagi dengan tatapan-tatapan tersebut.

Tapi sepertinya itu tak berlaku untuk Lukas.

Karena sedari tadi, Lukas terus berdiam diri di belakang kedua temannya itu. Hal itu membuatnya terlihat seperti orang anti sosial yang baru pertama kali melihat kumpulan orang-orang.

"Kas, katanya mau traktir kita di kantin, tapi kenapa kamu malah sembunyi di belakang kita kayak gini?" tanya Kipli.

Seperti yang dikatakan Kipli, Lukas adalah orang yang membuat kedua manusia yang tidak pernah pergi ke kantin itu akhirnya berada di kantin sekolah.

Awalnya mereka ingin pergi ke warung di luar sekolah seperti biasanya, tapi Lukas tiba-tiba mengatakan ingin mentraktir mereka di kantin. Casey dan Kipli tentu sudah berusaha menolak ide Lukas tersebut karena berpikir bahwa makanan kantin memiliki harga yang tinggi. Jadi, mereka tak ingin Lukas lagi-lagi mengeluarkan uang untuk mereka, sudah cukup Lukas membelikan kebutuhan pokok keluarga mereka.

Namun sayangnya Lukas terus memaksa mereka dan kini dia memberi alasan bahwa dia ingin mencoba makanan kantin. Tapi jika tidak bersama Casey dan Kipli, dia tidak akan mau ke kantin.

Alhasil, mau tak mau keduanya pun mengiyakan keinginan Lukas tersebut. Karena memang selama ini Lukas selalu mengikuti mereka jajan ke luar sekolah, tidak pernah sekalipun dirinya pergi ke kantin karena mengingat keadaan Casey dan Kipli.

"Banyak orang-orang," cicit Lukas menanggapi perkataan Kipli sebelumnya.

Dia benar-benar tak terbiasa dengan keramaian ini. Apalagi tadi beberapa orang sempat melihat ke arah mereka ketika mereka baru saja memasuki kantin. Dan itu membuatnya merasakan perasaan tak nyaman.

Casey tersenyum tipis walaupun tahu Lukas yang tengah menyembunyikan kepalanya tidak akan melihatnya. "Kalau gitu, kita jajan ke warung luar sekolah aja, gimana?"

Lukas pun mengangguk walaupun sedetik kemudian dia menggeleng.

Casey dan Kipli yang kini tengah melirik ke arah Lukas itu dibuat bingung oleh gerakan kepala Lukas. Bukannya tadi ia menganggukkan kepalanya yang berati ia setuju untuk pergi ke warung saja? Tapi kenapa ia malah menggeleng juga?

Casey dan Kipli pun saling bertatapan. Seolah dapat memahami arti tatapan masing-masing, keduanya pun menyimpulkan bahwa Lukas masih kekeh ingin keduanya makan di kantin seperti niat awalnya.

"Kalau begitu, kita duduk di sana aja yah," Kipli menunjuk ke arah meja kosong yang berada di pojok kantin, "di sana kosong dan kayaknya gak bakal terlalu disorot orang-orang juga."

Kipli pun segera menarik Lukas untuk berjalan ke arah meja yang ditunjuk Kipli. Sang empu yang ditarik hanya bisa mengikuti langkah Kipli dengan kepala yang terus ditundukkan.

AM I LUKAS?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang