02 | Ancaman

1K 80 9
                                    

Lukas, Casey dan Kipli saat ini tengah berada di kerumunan para siswa dan siswi. Mereka semua berada di bawah gedung melihat aksi eksekusi jasad milik seseorang yang tadi jatuh dari rooftop. Dan benar saja, disini Lukas sama sekali tidak melihat keberadaan seseorang yang berwajah sama dengan orang yang jatuh itu.

"Pasti dia kabur," pikir Lukas, lalu meringis saat melihat bekas darah yang terdapat di tanah itu. Mentalnya sedikit terguncang saat melihat orang yang terjatuh tepat di depan nya.

"Lukas mau ke kamar mandi ya," pamit Lukas dengan suara yang sedikit bergetar. Ia masih mengingat jelas kejadian dimana seseorang yang didorong dari rooftop.

Casey dan Kipli menahan Lukas mereka cukup khawatir dan ingin menemaninya, tapi Lukas berkata bahwa dia bisa sendiri sehingga akhirnya Casey dan Kipli pun menurutinya. Setelah itu, Lukas pun keluar dari kerumunan dan mulai berlari kecil menuju toilet.

Kantung kemih nya terasa sangat penuh.

Lukas segera masuk saat melihat kamar mandi dengan lambang lelaki. Dia pun segera memilih salah satu bilik dan memasukinya.

"Leganya," gumam Lukas, lalu menutup kembali zipper celananya.

Tanpa membuang banyak waktu lagi, Lukas pun segera keluar dari bilik tersebut. Namun baru saja ia melangkah keluar, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang. Setelahnya Lukas pun langsung didorong hingga terjatuh di depan bilik kamar mandi.

"K-kenapa? Aku-"

Plak

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, pipi Lukas sudah lebih dulu di tampar oleh seseorang.

Mata Lukas bergetar saat merasakan sakit di pipi nya. Dia memegang pipi nya yang tadi di tampar sembari menatap tajam 4 orang di hadapannya. "Apa sih?! Aku nggak ada masalah sama kalian!!!"

Keempat lelaki itu tampak tersentak kecil saat mendengar pekikan Lukas dengan tatapan matanya yang tajam itu. Tentu saja mereka tidak takut, hanya saja mereka sedikit terkejut karena tidak biasanya Lukas akan melawan jika di bully.

"Oh, wow! Lu udah mulai berani ya sama kita-kita?"

Lukas sontak membulatkan matanya terkejut saat melihat muka orang yang baru saja berbicara tersebut. Orang tersebut ... orang yang sama dengan orang yang dia lihat di atas rooftop tadi. Dia yang mendorong kembarannya sendiri!

"Kamu ... yang tadi do-"

Bugh!

"Shhh!" Lukas meringis karena dadanya ditendang. Rasanya sangat sakit hingga membuatnya kesulitan bernafas.

Melihat orang di hadapannya hendak kembali melanjutkan aksinya, Lukas pun berusaha mencegahnya. "J-jangan akh!"

Namun sayang, orang di hadapannya tak mendengarkan. Lukas pun mengerang kesakitan saat merasa betisnya diinjak dengan tidak berperasaan.

Bruk

Seketika tubuh Lukas lemas dan ambruk di lantai. Dada dan betisnya terasa sangat sakit, belum lagi dengan pipinya yang terlihat membengkak.

"Cih! Baru segitu dah ambruk," ejek Marvin dengan wajah juga nada yang meremehkan, "hajar dia!" lanjutnya memerintah ketiga temannya.

Hal itu membuat Dixk, Ayon, dan Bondan menyeringai. Mereka pun dengan perlahan mendekat ke arah Lukas dengan tangan yang tampak bersiap-siap.

Tak butuh waktu lama, suara pukulan serta erangan kesakitan segera terdengar menggema di kamar mandi khusus laki-laki tersebut. Suara tawa dari Marvin pun tak lama kemudian ikut terdengar.

Tak ada seorang pun yang datang ke kamar mandi tersebut untuk menolong Lukas. Bahkan. mungkin mereka tak menyadari apa yang tengah terjadi di toilet tersebut karena mereka semua tengah sibuk dengan Marvel yang tadi jatuh dari rooftop.

AM I LUKAS?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang