00 | Prolog

2.5K 168 3
                                    

Seorang pemuda yang tengah tertidur di sebuah kamar terlihat menunjukan tanda-tanda akan segera terbangun. Hal itu dapat dilihat dari jari jemarinya yang bergerak pelan serta bulu mata lentiknya yang bergetar samar.



Tak butuh waktu lama, kelopak matanya pun terbuka dan menampakan netra matanya yang berwarna hitam kelam. Penglihatan yang terasa buram membuat pemuda tersebut mengerjabkan matanya berkali-kali. Hingga akhirnya ia pun dapat melihat langit-langit ruangan tersebut.



Waktu berlalu dan pemuda tersebut hanya diam menatap langit langit ruangan di atasnya yang berwarna hitam. Entah apa yang dipikirkan pemuda itu, yang pasti, raut bingung terlihat jelas di muka bantalnya itu.



Hingga tak lama kemudian, pemuda itu pun mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Pusing sedikit menyerang kepalanya ketika ia melakukan itu, namun itu tak terlalu mengganggunya sehingga ia tak begitu menghiraukannya.



"Dimana aku?"



Pertanyaan itu menjadi kalimat pertama yang ia ucapkan setelah ia terbangun.



Matanya segera bergerak menyisiri ruangan tempatnya berada. Warna hitam abu dapat ia temukan mendominasi ruangan yang merupakan kamar tersebut.



"Dan... si-siapa aku?"



Ia benar-benar tak mengetahui apa yang terjadi padanya sebelum ini. Ia siapa, berasal dari mana, kenapa dia disini, ia tak mengetahuinya!!



Tempat ini terasa begitu asing di penglihatannya. Sebenarnya dia sedang berada dimana? Kenapa dia bisa berada disini? Dan siapa dia? Mengapa dia tak mengetahui apapun tentang dirinya?



Pemuda itu bergerak ke sisi kasur, lalu mulai berdiri secara perlahan. Hampir saja ia terjatuh karena badannya yang terasa lemas, namun untungnya tangannya lebih dulu berpegangan pada nakas di dekatnya sehingga membuatnya dapat menopang tubuhnya.



"Hahhh." Helaan nafas pelan terdengar dari mulutnya. Mendapati badannya yang lemah membuatnya merasa kesal.



Pemuda itu pun mulai melangkahkan tungkainya ketika dirasa dirinya sudah cukup kuat untuk melangkah. Tujuannya adalah cermin fullbody yang berada tak jauh dari kasur tempatnya berada.



Sampai di depan cermin tersebut, ia pun langsung mengernyit bingung dan meraba wajahnya. "Siapa dia? Mengapa dia mengikuti pergerakan ku?!"



Bodoh.



Pemuda itu tersadar jika 'mungkin' yang terpampang di depan kaca adalah dirinya.



Asing. Lagi-lagi pemandangan asing menyapa indera penglihatannya.



Di dalam cermin, dapat ia lihat keberadaan seorang pemuda yang memiliki tinggi rata-rata, namun dengan badan yang terlihat begitu kurus. Pipinya yang tirus, seperti tak berlemak sedikitpun. Rona merah tak terlihat di wajahnya dan hanya menampakkan kulit putih pucat. Kantung mata yang hitam dan rambutnya yang begitu berantakan.

AM I LUKAS?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang