28 | kamera??

252 25 5
                                    

"Dek." Gevano menarik tangan Lukas membuat langkahnya terhenti

"Kenapa?" tanya Lukas sambil melirik ke arah abangnya.

"Semalam, lo ga di apa-apain kan?" tanya Gevano,mengingat dulu Lukas selalu disiksa oleh sang papa.

"Aku baik baik saja," jawab Lukas sambil menganggukan kepalanya, "Abang sendiri?" Lukas balik bertanya sambil menatap Gevano mengingat selama ini Devano tidak pernah menghukum Gevano, dan sepertinya kemarin memang hukuman pertama yang di berikan sang kepala keluarga itu.

*masih bisa di bilang kepala keluarga ga sih Devano tu????

"Gue baik baik aja," jawab Gevano, "Yaudah, gue duluan. Inget nanti pulang sama istirahat bareng gue," lanjut Gevano sebelum berlalu menuju kelasnya meninggalkan Lukas yang bergumam pelan.

"Ga usah di ingetin kalau pada akhirnya selalu tarik dan seret," gerutu Lukas.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Fiona menatap kosong foto pernikahannya dengan Devano, entah mengapa akhir-akhir ini perasaannya tidak enak. Apalagi sikap Devano padanya mulai berubah, tidak sehangat dulu. Dan itu terjadi semenjak kedatangan Roseline dan juga Messa, si maid baru itu.

Entah kenapa juga Fiona selalu memiliki firasat bahwa Devano suaminya ini memiliki hubungan dekat dengan Messa.

Fiona menggelengkan kepalanya mencoba membuang apa yang ada di pikirannya dan berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat. Tapi sebelum ia sampai kamrnya, sebuah suara lebih dulu menghentikan langkahnya. Ia melirik ke arah sumber suara dan menghampirinya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Argh!" Lukas terjatuh dengan kepala yang sedikit membentur ujung meja. Minuman yang di bawanya pun ikut terjatuh sehingga menimbulkan suara nyaring. Seluruh penghuni kantin melirik ke arahnya, di belakang Lukas ada Roseline yang terlihat berpura-pura khawatir.

"Kak Lukas ga papa?"

Belum Lukas menjawab, suara dingin yang meminta Roseline untuk menjauh dari Lukas terdengar lebih dulu.

"Lu ga papa?" Tanya Gevano yang di jawab dengan gelengan dari Lukas.

"Ga papa."

"OMG, Lukas, bayiku jidatmu berdarah." Kipli dengan heboh memeluk Lukas.

"Heh caper!" panggil Casey pada Seline, "lu ga capek apa tiap hari ada aja gangguin Lukas?"

Selin terdiam menunduk berharap Gevano membelanya, namun sayang seribu sayang Gevano malah mengacuhkannya dan menghampiri Lukas, lalu membawa adiknya ke UKS untuk mengobati luka di jidatnya

"Aakh! Pelan pelan bang, sakit." Lukas meringis ketika Gevano menekan lukanya dengan kapas.

"Tahan dikit, laki bukan lu?" tanya Gevano yang membuat Lukas mengerut kesal, lalu kembali menahan ringisanny sementara dua sahabat Lukas hanya bisa menatap ngeri jidat Lukas yang sudah di tempelkan kain kasa oleh Gevano.

Ceklek

Pintu ruang UKS terbuka menampilkan Seline yang masuk ke dalam dengan wajah yang dibuat sesedih juga sekhawatir mungkin.

"Si perusak datang," gumam Kipli malas, lalu melirik ke arah Lukas dan kembali bersuara, "udah mau bel, Lukas, Kak Gevano, kita balik dulu ke kelas, sekalian absenin Lukas." Setelah itu dua teman Lukas bergegas keluar UKS san menuju kelas mereka

"Kak Lukas, kakak ga papa? Maaf Seline ga sengaja," Selin menunduk, "Kak.. kakak maafin Selin kan?" tanya Selin penuh harap, sambil menatap Lukas dengan mata berkaca kaca

Dih dikata Lukas bakal iba kali🙄

"KELUAR!"Gevano berseru keras membuat Seline kembali menunduk, "Apa perlu Lu gue seret lagi kayak kemarin?"

Seline semakin menunduk lalu kemudian menangis terisak.

"Bang Vano kenapa sih Abang kayak benci banget sama Seline? Seline 'kan adik abang ju—

"Lu bukan adik gue,"potong Gevano,  "jadi stop sok sok cari perhatian gue karena bagi gue, lu cuma orang asing yang secara kebetulan di pungut dan tinggal bersama," ucap Gevano dingin, sementara Lukas hanya menyaksikan tanpa berminat untuk bergabung.

"Tapi Papa selalu bilang sama Seline kalau Bang Vano abangnya Seline."

Gevano yang mulai jengah pun akhirnya mendorong Seline dengan kencang hingga membuat gadis itu jatuh terduduk.

"Stop ganggu gue! Kalau lu ga mau luka lu nambah lagi, gue ga peduli walau lu cewek sekalipun."

Setelah mengatakan itu Gevano menarik lengan Lukas untuk di bawa keluar UKS.

"KAK LUKAS NGOMONG APA TENTANG SELINE SAMPAI ABANG BENCI SAMA SELINE!!"

Seline berteriak nyaring dari arah belakang membuat Lukas menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Gevano yang sedari tadi menarik Lukas.

"Gue ga pernah bilang apapun ke Abang, dan Seline, siapa kamu berani bicara seperti itu?" tanya Lukas.

"Lu bukan siapa siapa di sini, lu hanya anak perempuan yang datang entah darimana setelah kematian kak Gevani, dan lu hanya penganti yang sayangnya hanya di akui oleh Papa." Setelah mengatakan itu Lukas kembali melangkahnya diikuti dengan Gevano.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Bang mau kemana?" Lukas bertanya ketika menyadari jalan yang di lalui mereka tidak menuju ke arah mansion

"Mama minta ketemu di Mall," jawab Gevano sambil tetap memfokuskan pandangannya ke depan.

"Kenapa?" tanya Lukas lagi.

"Ga tau, tadi katanya ada barang yang mau dibeli. Karena Mama berangkat mendekati jam kita pulang, jadi sekalian ajak kita jalan jalan aja."

Lukas hanya mengangguk sebelum tiba tiba ia mengeratkan pelukannya pada Gevano karena tiba tiba menambah kecepatan.

Tiba di Mall Gevano langsung menarik Lukas agar mengikuti langkahnya menuju tempat yang dimana Fiona sudah menunggu.

"Yaaa tuhan... Lukas, jidat kamu kenapa?" Fiona bertanya panik ketika kedua putranya datang dengan kening Lukas yang tertempel kain kasa.

"Tadi ada sedikit kecelakaan di kantin, tapi udah bang Vano obatin kok." Lukas menjawab dengan senyum kecil, merasa hangat karena sang Ibu panik melihat lukanya.

"Kecelakaan apa? Kok bisa? Kamu ga hati-hati apa gimana?" tanya Fiona lagi

"Ma, mama tanyanya satu satu, itu kasian adek bingung mau jawab yang mana." Gevano akhirnya turun tangan untuk menenangkan Fiona.

"Vano aja yang jawab ya ma," Gevano meminta izin, "Tadi tuh pas di kantin sekolah, adek baru selesai beli minum, baru juga jalan tiba-tiba ada yang dorong sampai adek jatuh terus kepalanya kena ujung meja."

"Siapa yang dorong?" tanya Fiona sambil menatap Lukas.

"Roseline, Ma," jawab Gevano karena tahu Lukas pasti tidak akan menjawabnya. Mendengar nama itu, Fiona hanya bisa menghela nafas.

Sebenarnya akhir-akhir ini Fiona mulai menyadari bahwa sikap Devano suaminya mulai berubah semenjak kehadiran anak itu dan juga pembantu baru.

"Yaudah, kalian duduk dulu, Mama udah pesanan makanan buat kalian tadi."

Setelah selesai makan sepasang ibu dan anak itu memutuskan untuk sedikit berjalan jalan dan membeli 'sedikit' barang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam hari ketika semua terlelap, Fiona beranjak dari kasusnya dan melihat ke sisi ranjang terdapat Devano yang terlelap. Fiona berjalan menuju meja nakasnya dan mengeluarkan alat yang tadi dibelinya di Mall, kamera. Sebuah kamera kecil akan Fiona letakan secara sembunyi sembunyi untuk membuktikan apa firasatnya selama ini benar atau tidak.

TBC.

BOOM

MAAF UNTUK TYPO ATAU YANG LAINNYA KARENA DIRI INI LAGI KENA WRITEBLOCK🙏🏼🙏🏼🙏🏼

Minta vote dan comment nya yaa

writer by: zzanithaa

zzanithaa

AM I LUKAS?[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang