Clek...
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan seorang gadis cantik memakai drees putih dan rambut yang diurai.
"Uh... Akhirnya," ucap Bianca melangkah menuju nakas dan menyambar ponsel nya yang berada diatas nakas samping tempat tidur nya.
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
0821******42
"Loh? Ini nomor siapa?"
"Angkat nggak ya?" Bianca memperhatikan ponsel nya sedari tadi berbunyi, "Angkat aja deh, siapa tau penting." menekan tombol berwarna hijau lalu menempelkan ponsel nya di daun telinga nya.
"Hallo sayang..." sapa orang itu di seberang sana.
"Lo siapa? Sembarangan manggil orang sayang, salah nomor kali lo," murka Bianca.
Kesel? Tentu, siapa yang tidak kesal jika ditelepon oleh orang yang tidak jelas, mana sembarangan panggil sayang.
"Gue nggak salah nomor, Bianca Zeyla Abimanyu," sahut orang itu.
"Bentar, kok lo tau nama gue?" tanya Bianca.
"Tau lah, yakali seorang Abyan Ananda Atharva tidak mengetahui nama calon istrinya sendiri," Abyan menjeda ucapan nya. "Buruan keluar gih, gue udah di depan," ucap Abyan sebelum memutuskan panggilan nya.
Tuttt... Tuttt...
Bianca yang belum sempat bertanya pada Abyan, dari mana dia mendapat nomor ponsel nya.
"Ish... Nyebelin banget sih jadi orang. Nggak kebanyang deh kalau dia udah jadi suami gue," teriak Bianca lalu berjalan keluar kamar nya sambil menghentakkan kaki nya dilantai layak nya seorang anak kecil yang tidak dibeliin permen.
..........
"Lama banget sih lo, untung nya gue nggak mati kedinginan disini," gumam Abyan lalu memberikan helm kepada Bianca.
"Gue nggak peduli," ejek Bianca kemudian memakai helm pemberian Abyan.
"Tega banget sih lo, nggak punya rasa kasihan sama gue. Senggak nya lo minta maaf kek karena sudah buat gue nunggu lama," ucap Abyan sedikit meniru suara Bianca.
"Lo niru gue? Nggak cocok tau nggak," murka Bianca layaknya ingin memakan manusia yang ada di depannya.
"Ya iyalah, saya itu cocok nya jadi suami kamu,"
"Idih, najis." Bianca kini naik ke atas motor Abyan.
"Pegangan, sayang. Gue nggak mau kalau lo jatoh," Abyan menarik kedua tangan Bianca agar memeluknya.
"Ish... Lo apa-apan sih?"
"Nggak usah ngeyel, nanti lo jatuh dan gue yang disalahkan. Mending gini aja dulu soalnya gue mau ngebut," ucap Abyan menahan tangan Bianca agar tetap memeluknya.
"Bilang aja lo modus, buruan jalan nanti ke malaman sampai nya." cetus Bianca.
"Iya, ini sudah mau jalan juga," Abyan kini menjalankan motornya dan meninggalkan mousion milik Abimanyu.
..........
Brum... Brum...
Motor Abyan berhenti tepat di parkiran rumah sakit, setelah memarkir motornya kini Bianca bergegas turun dan melepas helm nya, begitu pun dengan Abyan.
"Bianca, tungguin gue nj*r" teriak Abyan yang melihat Bianca sudah jauh darinya.
"Makanya, buruan gobl*k!" seru Bianca mempercepat langkahnya memasuki rumah sakit.
Bianca dan Abyan berjalan menuju ruangan vvip tempat Maudy dirawat.
Clek...
"Mami, bagaimana keadaan mami?" teriak Bianca memenuhi ruangan maudy dengan suara cempreng nya, Bianca berlari memeluk Maudy yang terbaring disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abyanca || Abyan & Bianca
Romance"Jangan harap gue bisa jatuh cinta sama cowok kayak lo, walaupun lo itu suami gue!" tegas Bianca dengan nada penuh penekanan, matanya menatap Abyan tajam. Abyan hanya menyeringai, wajahnya mendekat dengan tatapan yang sulit ditebak. "Oh iya? Tapi gu...