Selamat membaca gays...😘
.
.
.Pagi itu, Bianca terbangun lebih awal dari Abyan. Ia duduk di tepi ranjang, memandangi wajah tampan suaminya yang masih tertidur lelap.
"Nih bocah masih ngorok juga rupanya," gumamnya sambil tersenyum kecil.
Namun, tanpa sadar, matanya terus memperhatikan wajah Abyan.
"Abyan ganteng juga rupanya," lirihnya tanpa bermaksud didengar.Abyan membuka mata perlahan, menangkap ucapan Bianca. "Kamu baru sadar kalau suamimu ini ganteng, hm?" tanyanya dengan nada menggoda, membuat Bianca langsung salah tingkah.
Bianca buru-buru bangkit dan melarikan diri ke kamar mandi. "EMANGNYA KALAU PAGI BEGINI WAJAHMU SEPERTI KEPITING REBUS, YA, SAYANG?" teriak Abyan dari belakang. Bianca yang sudah berdiri di depan cermin refleks memeriksa wajahnya. Benar saja, pipinya merah padam.
"Gue salting? Aduh, bahaya ini," gumam Bianca sambil menghela napas panjang. Setelah menenangkan diri, ia melanjutkan aktivitas mandinya.
Ketika keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk, Abyan yang tengah duduk di ranjang menatapnya dengan takjub. Mata lelaki itu tak berkedip, dan ia menelan ludah.
"Mana ya baju gue?" Bianca bergumam, mencari seragam sekolahnya di lemari.Tiba-tiba, ia merasa ada tangan melingkar di pinggangnya.
"Lo apaan sih, Abyan? Minggir sana, gue mau cari seragam sekolah," ucapnya sambil mencoba melepaskan tangan suaminya."Sayang, maaf," ucap Abyan, suaranya lembut.
"Ya," jawab Bianca singkat.
"Sesingkat itu?" Abyan bertanya, menatapnya.
"Terus lo mau jawaban apa lagi, Abyan?" balas Bianca, melirik sekilas.Abyan tersenyum kecil. "Seragam kamu sudah aku setrika, sayang," ujarnya penuh perhatian.
Bianca mengangguk kecil. "Thanks," jawabnya, mencoba mengabaikan rasa hangat yang tiba-tiba menyelimuti hatinya.Setelah bersiap-siap, mereka turun ke ruang makan. Namun, suasana pagi itu berubah ketika suara lembut namun menusuk memecah keheningan.
"Eh... Kalian sudah siap? Aku masak sesuatu spesial buat kalian," ucap Ria dengan senyuman yang tampak penuh arti.Bianca mendelik. "Lo ngapain masak? Maid di sini kan banyak. Atau lo mau jadi maid, huh?" sindirnya tajam sambil langsung duduk di meja makan.
"Sayang, nggak boleh gitu," tegur Abyan, menarik tangan Ria agar duduk bersama mereka.
"Lo belain dia?" tanya Bianca dengan nada dingin.
"Bukan ngebelain, sayang. Tapi dia tamu di rumah ini," jawab Abyan mencoba menjelaskan.
"Ya udah, terserah," Bianca mendengus kesal, lalu bangkit meninggalkan meja makan."Sayang, kamu mau ke mana?" tanya Abyan, suaranya terdengar bingung.
"Mau ke dapur," jawab Bianca tanpa menoleh, berusaha menyembunyikan emosinya.Sementara itu, di meja makan, Ria memulai aksinya. Ia memandang Abyan dengan mata berkaca-kaca.
"Abyan, Bianca benci aku ya? Karena aku tinggal di sini? Kalau gitu, aku pergi aja. Aku nggak mau buat kalian bertengkar," ucapnya dengan suara bergetar, mencoba bangkit dari kursinya.Namun, Abyan menahan tangannya. "Makan saja dulu. Setelah itu, kita berangkat sekolah," ucap Abyan tegas.
"Tapi Bianca bagaimana?" tanya Ria pura-pura khawatir.
"Nanti sopir yang mengantarnya," jawab Abyan sambil melanjutkan sarapannya.Dari kejauhan, Bianca yang tidak sengaja mendengar percakapan itu merasa hatinya seperti diiris.
"Tega lo, Abyan. Baru saja lo bilang nggak akan biarin orang lain merusak hubungan kita," batin Bianca, berusaha menahan air matanya.Ia memilih untuk sarapan di dekat kolam renang, jauh dari mereka. Setelah selesai, Abyan dan Ria pergi bersama ke sekolah, meninggalkan Bianca. Namun, sopir yang biasanya mengantar Bianca sedang cuti, membuatnya bingung.
"Apa gue naik motor sendiri, ya?" gumamnya sambil melirik motor sport BMW HP4 Race miliknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/371392202-288-k899901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Abyanca || Abyan & Bianca
Romance"Jangan harap gue bisa jatuh cinta sama cowok kayak lo, walaupun lo itu suami gue!" tegas Bianca dengan nada penuh penekanan, matanya menatap Abyan tajam. Abyan hanya menyeringai, wajahnya mendekat dengan tatapan yang sulit ditebak. "Oh iya? Tapi gu...