Jeno mengacak rambutnya frustasi. Pagi ini, rumahnya dipenuhi dengan suara ribut orang tuanya. Mereka sudah bercerai. Namun setiap kali ayahnya ingin menjemputnya ke sekolah, mereka pasti berantem.
"Dad, ayo berangkat." - Jeno.
Jaehyun memandang Jeno dan mengangguk. Taeyong membuang muka. Jeno mendekati Taeyong dan bersalaman dengan ibunya.
"Jeno berangkat ya, bu." - Jeno.
----------
"Besok daddy ga usah ke rumah lagi. Jen bisa berangkat sendiri." - Jeno.
"Loh, kenapa? Bubu marah ya?" - Jaehyun.
"Nggak. Aku cuma mau berdikari aja. Lagian, Mark bisa sendiri, kenapa aku tidak?" - Jeno.
"Mark itu berbeda, Jeno. Dia memilih untuk tinggal bersama kakek. Jadi itu urusannya. Kamu masih di bawah tanggungjawab daddy." - Jaehyun.
"Kalau begitu, aku juga mau ikut kakek." - Jeno.
"Belajar yang rajin, ya?" - Jaehyun.
Jeno mengangguk. Dia bersalaman dengan Jaehyun lalu bergegas masuk ke sekolah. Mark sudah menunggunya di gerbang. Kini, mereka sedang jalan beriringan ke kelas.
"Lo beneran ga mau pulang ke rumah, Mark?" - Jeno.
"Rumah siapa? Bubu atau daddy?" - Mark.
Jeno terkekeh. Benar juga kata Mark. Emang yang disebut rumah itu wujud?
"Gue seneng sama kakek. Lagian, gua ga mau dengar mereka berantem lagi. Lo ga mau ikut gua, Jen?" - Mark.
"Mau. Tapi bubu pasti sedih. Waktu lo pergi aja bubu nangis." - Jeno.
"Gua jahat ya tinggalin lo sendiri. Gua pentingkan diri sendiri." - Mark.
"Nggak. Gua aja yang pengecut, Mark. Gua ga berani tinggalin bubu. Gua ga berani lawan daddy." - Jeno.
"Tahan sebentar ya, Jen." - Mark.
"Jen! Di cariin Sungchan." - Hendery.
"Gua duluan ya, Mark." - Jeno.
Mark mengangguk. Setelah Jeno pergi, Mark tidak langsung ke kelas. Dia ke rooftop. Mark selalu menghabiskan waktunya di sana karena pemandangannya yang indah.
Namun tidak hari ini. Mark disuguhkan dengan pemandangan yang tidak diingini. Seorang lelaki sedang menggigit seekor burung lalu mencampakkannya ke lantai.
"Lo ngapain di sini?"
Mark tercekat saat mendengar suara dingin dan dalam milik lelaki itu. Lelaki itu menghadapnya dengan kesan darah di sudut bibirnya.
Mark mundur ketika lelaki itu semakin menghampirinya hingga sialnya dia tertahan dinding. Ini dindingnya ngapain dibelakang Mark sih?
"L- lo siapa?!" - Mark.
"Gua? Malaikat. Atau juga iblis. Lo aja yang tentuin."
Mark semakin takut. Lelaki itu menyeringai layaknya iblis.
"Sampai berjumpa lagi."
Lelaki itu meloncat dari rooftop. Mark berlari ke pembatas. Coba mencari keberadaan lelaki itu. Namun nihil. Lelaki itu bagaikan hilang dibawa angin.
"Apakah dia benar-benar iblis?"
——(skip)——
"MARK!"
Mark terlonjak kaget. Dia memandang Jeno yang memandangnya dengan khawatir. Jeno menempelkan tangannya pada dahi Mark.
"Lo gapapa?" soal Jeno.
![](https://img.wattpad.com/cover/373040621-288-k938718.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME - JAEMJEN/DONGMARK
Fanfictionship : jaemjen/ dongmark "Lo sentuh Jeno, urusan lo sama gua." - Jaemin. "Na... Jangan pergi." - Jeno. "Lucunya." - Haechan. "Tetap disini, Chan." - Mark •BXB • HOMOPHOBIC DNI • jangan salpak