Jeno sudah menjemput Mark pulang. Kini mereka lagi di rumah Sehun. Ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka. Sehun segera membuka pintu.
"Jaehyun? Kenapa nak?" - Sehun.
"Papa... Mark sama Jeno ada kan?" - Jaehyun.
"Daddy? Kenapa?" - Mark.
"Taeyong..."
"Kenapa dengan bubu?" soal Jeno panik kerana daddynya menangis.
"Bubu udah ga ada." - Jaehyun.
DEG!
——(skip)——
Dua kembar itu sedang duduk di pemakaman yang masih baru itu. Jaehyun dan Sehun sudah pulang karena Jaehyun tidak enak badan. Mungkin saja dia syok dengan kejadian ini.
"Mark... Ini salah gua ya karena tinggalin bubu sendirian?" - Jeno.
"Salah gua, Jen. Gua yang minta lo temenin gua." - Mark.
Mark menggenggam timbunan tanah itu dengan air mata yang terus-terusan mengalir.
Mark tidak mampu berlama-lama di sana. Dia pergi meninggalkan Jeno sendirian. Mark menyusuri jalanan yang sepi. Hari semakin gelap.
Namun Mark tidak punya rasa ingin pulang. Jiwanya sedang kacau. Dia tidak diberi kesempatan untuk bertemu dengan Taeyong kali terakhir.
TINN TINN!
"MARK!"
Mark merasakan dirinya ditarik dan dipeluk. Dia memandang empunya tubuh yang sedang menahannya.
"Chan?"
"Lo gapapa?" - Haechan.
Mark menenggelamkan wajahnya di dada Haechan. Haechan mengusap rambut Mark guna untuk menenangkannya yang sedang menangis lagi.
"Bubu pergi, Chan. Gua ga sempat bilang gua sayang sama dia. Gua ga sempat cium bubu, Chan. Gua ga sempat ngerasa pelukan bubu lagi." - Mark.
Haechan diam mendengar keluhan Mark.
"Gua tinggalin bubu, Chan. Gua gagal jadi anak yang baik. Gua jahat, Chan. Gua jahat." - Mark.
Suara tangisan Mark perlahan menghilang. Haechan memandang si kecil yang tidak sadarkan diri di dalam pelukannya.
"Mark? Mark, bangun."
Merasa tidak ada reaksi dari Mark, Haechan menggendongnya ke rumah. Wajah Mark juga pucat. Sepertinya dia benar-benar kelelahan.
----------
"Bubu kenapa tinggalin Jeno? Jeno jahat ya? Jeno ga punya tempat pulang lagi, bu... Daddy ga punya masa untuk Jeno kayak bubu." - Jeno.
"Pulang ke aku, Jen."
Jeno mendongak memandang Jaemin yang sedang berdiri di sisinya. Jeno pantas berdiri dan memeluk Jaemin erat.
"Kamu ga sendirian, Jen. Aku bisa jadi rumah buat kamu. Pulang ke aku untuk bercerita." - Jaemin.
"Jangan pergi, Na.. Aku ga mau sendirian." - Jeno.
Jaemin membalas pelukan Jeno lebih erat lalu mengecup puncak kepalanya.
"Aku di sini, sayang. Ikhlasin bubu ya? Kamu udah jadi anak yang baik, Jen." - Jaemin.
"Aku ga mau pulang, Na. Rumah itu penuh kenangan bubu." - Jeno.
Jaemin mengangguk lalu menuntun Jeno ke rumahnya. Pastinya rumahnya di dunia manusia. Kalau di dunianya kan habis digigit Yuta si Jeno. Yuta mah haus darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME - JAEMJEN/DONGMARK
أدب الهواةship : jaemjen/ dongmark "Lo sentuh Jeno, urusan lo sama gua." - Jaemin. "Na... Jangan pergi." - Jeno. "Lucunya." - Haechan. "Tetap disini, Chan." - Mark •BXB • HOMOPHOBIC DNI • jangan salpak