09 : akan berakhir

827 57 2
                                    

"Jawab aku Na! Jangan diam doang!"

Jeno mengguncang tubuh Jaemin dengan kasar. Sedangkan Mark sedang menatap Haechan dengan tatapan sulit dipercayai.

"Jeno! Dengar dulu!" - Jaemin.

"Na.... Jangan pergi." - Jeno.

"Tidak bisa, Nono... Saat tugasku selesai, aku dan Haechan harus pergi." - Jaemin.

"Gelung waktu di dunia manusia sedang terhenti. Dan jika kita tidak menghentikan Taeil sekarang, dia yang akan berkuasa di sana." - Johnny.

"Aku akan menjaga lubuk bareng Xiaojun dan Hendery. Kalian jangan khawatir. Kita harus menang." - Yuta.

Haechan dan Jaemin mengangguk. Winwin dan Ten segara ke sel di mana Doyoung dikurung sementara Johnny dan kedua remaja itu melangkah keluar dari lubuk. Tanpa aba-aba, Mark menarik tangan Haechan.

"Tetap disini, Chan." - Mark.

Haechan melepaskan pegangan tangan Mark lalu mengecup kening lelaki manis itu.

"Tidak bisa, Mark. Aku akan kembali secepatnya dan memelukmu." - Haechan.

Haechan pun kembali mengejar Jaemin dan Johnny yang sudah jauh di depan. Mark terduduk di samping Jeno.

Jeno serba salah. Dia ingin Taeil dikalahkan agar semuanya kembali tenang. Namun dia tetap ingin bersama Jaemin.

——(skip)——

Taeil sedang berjalan mengelilingi pentagram. Dia sudah kehabisan waktu untuk melakukan ritualnya.

"Ini semua karena halfblood sialan itu!"

Taeil semakin murka karena tidak berjaya menemui Jeno dan Mark.

"Siapa yang kau panggil sialan?"

Taeil menoleh. Melihat ke arah Jaemin dan Haechan yang berjalan dengan angkuh mendekatinya.

"Kau... Mau apa kau kesini?!" - Taeil.

"Menamatkan riwayat mu."

Wush~

Jaemin memadamkan lilin yang mengelilingi pentagram tadi guna untuk membatalkan ritual yang hampir sempurna itu.

SRAK! BRAK!

Jaemin terpental jauh. Di saat Haechan sedang terkejut melihat Jaemin, Taeil menyerangnya.

SRET! BUK! BRAK!

Taeil tertawa puas.

"Kalian berada di tempat ku! Maka kematian lah yang kalian dapatkan!" - Taeil.

"Tidak. Jantung mu berada denganku." - Haechan.

Haechan menahan perih di punggungnya. Dia menyerang Taeil tanpa ragu hingga iblis itu memuntahkan darah dari mulutnya.

----------

Yangyang sedang membantu Winwin dan Ten menyadarkan Doyoung. Namun tiba-tiba dia terhenti. Dia merasakan nyeri di dadanya.

"Taeil pasti sedang menggunakan jantungnya agar Yangyang kembali." - Ten.

"Yuta... Lepaskan Jaehyun." - Winwin.

"Apa itu tidak berbahaya?" - Yuta.

"Biarkan dia hilang kendali dan pergi pada Taeil. Ini untuk keselamatan Jaemin dan Haechan." - Winwin.

"Maksudnya?" - Xiaojun.

"Jantung Taeil itu bukan Doyoung tapi Jaehyun! Pergi!" - Winwin.

Yuta mengangguk mengerti. Dia bergegas ke sel Jaehyun dan melepaskan Jaehyun. Yuta terkesima melihat kedua mata Jaehyun yang berubah hitam sepenuhnya.

"Maafkan aku, Jae." - Yuta.

-----~~~~~•~~~~~•~~~~~•~~~~~-----

"ARGH!"

Jaemin kaget melihat kukunya menusuk dada seseorang. Tidak. Bukan Taeil tetapi Jaehyun yang muncul entah dari mana.

"JAEHYUN!"

Taeil menghampirinya dan memangkunya dengan panik. Diam-diam, Johnny mendekat dan menusuk Taeil menggunakan pedang suci. Darah merah terciprat ke wajah mulus Johnny.

"Semudah itu?" - Haechan.

"Sadarlah kau terluka parah, Chan." - Jaemin.

Tubuh Taeil berubah menjadi abu. Johnny memasukkannya ke dalam botol kaca guna agar dia tidak akan reinkarnasi.

"Jaehyun.."

"Bagaimana dengannya?" - Haechan.

Johnny tidak menjawab. Dia menatap kedua mata Jaehyun yang tertutup rapat dan sepertinya tidak akan terbuka lagi.

——(skip)——

Jeno dan Mark tidak bisa tenang memikirkan kekasih mereka yang sedang berusaha menyelamatkan mereka.

"Jeno.."

Jeno memandang Jaemin yang sedang berlumuran darah itu. Segera Jeno memeluknya dengan erat.

Mark yang menyadari kepulangan mereka segara menghampiri Haechan. Haechan memeluk Mark erat seperti janjinya tadi.

"Hari sudah gelap. Gelung waktu mula berjalan." - Winwin.

"Bagaimana keadaan Doyoung, bund?" - Jaemin.

"Kita berjaya menyelamatkannya." - Winwin.

Yuta menghampiri Johnny yang sedang menggendong Jaehyun dengan dadanya yang berlubang di dadanya.

"Maaf. Aku terpaksa mengorbankannya." - Winwin.

Yuta dan Johnny tidak menjawab. Mereka tidak tau harus bereaksi bagaimana. Jaehyun teman mereka. Namun Jaehyun sendiri yang memilih untuk mengkhianati mereka.

"Untuk Jaemin dan Haechan." - Yuta.

Johnny mengangguk. Dia meletakkan tubuh tak bernyawa Jaehyun ke ranjang. Jeno dan Mark segera menghampirinya.

"Kenapa daddy ikut pergi, Jen?" - Mark.

Jeno menggenggam tangan Jaehyun yang dingin itu lalu dikecup.

"Daddy jumpa bubu ya? Bubu bahagia tidak?" - Jeno.

"Nono... Lepasin ya? Daddy pasti kangen bubu." - Jaemin.

"Ga bisa, Na. Bubu pergi. Kakek pergi. Daddy juga. Nanti kamu juga bakal pergi. Aku pulangnya ke siapa, Na?" - Jeno.

"Semuanya tidak seperti yang kau pikirkan.." - Jaemin.

"Aku ga ada rumah lagi, Na. Ga ada tempat nyaman atau tempat untuk aku berlindung. Semuanya pergi." - Jeno.

Jaemin terdiam. Jeno benar. Jaemin bisa janji untuk menjadi rumah buat Jeno namun akhirnya dia juga pergi. Bahkan dia juga yang membunuh Jaehyun.

"Maafkan aku, No." - Jaemin.

——(skip)——

Keempat remaja itu sedang berdiri di pinggir danau. Mark dan Jeno enggan melepaskan Jaemin dan Haechan pergi.

"Jeno... Semuanya akan baik-baik saja." - Jaemin.

"Tapi tidak ada kamu. Aku juga bakal lupa tentang kamu." - Jeno.

"Iya. Kita ga mau pergi, Chan." - Mark.

"Mark... Katanya kamu mau peluk bubu? Nanti kamu bisa peluk bubu erat-erat terus bilang kamu sayang sama dia." - Haechan.

Setelah lamanya Jaemin dan Haechan membujuk kedua pria manis itu, akhirnya mereka menerimanya. Mereka berpelukan untuk kali terakhir sebelum Jeno dan Mark melangkah keluar dari dunia mereka.

"Nana... Kamu akan terus ingat aku kan?" - Jeno.

"Iya, sayang. Aku akan terus ingat kamu." - Jaemin.

"Makasih, Haechan." - Mark.

"It's my pleasure." - Haechan.








































Makasih udah mampir ya bre 🙏🏻❤️❤️ Alur ceritanya ga jelas karena aku tulisnya buat hilangin gabut doang ges..  maaf ya

HOME - JAEMJEN/DONGMARK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang