bab 2

4 1 0
                                    

sebelumnya:

"waduh... nikah aja deh kalian sekarang, gemes mbok rat liatnya" ucap mbok rat sembari menaruh pesanan mereka

~~~~----~~~~----~~~~

angin Sepoi terasa mengenggelitik kulit, rambut berterbangan terkena angin yang mulai mengencang, dahan-dahan bergoyang kesana kemari, cahaya terang mulai memudar, matahari tertutup awan yang semula putih menjadi hitam, tetesan demi tetesan jatuh ke permukaan bumi, membuat makhluk hidup disekitarnya berteduh.

"hujan lun" tutur desi yang takut terjebak hujan di karenakan sebentar lagi bel pulang akan tiba.

"iya semoga nggak lama yah des hujan nya" jawab Luna mendongakkan kepala melihat arah jendela

"huft.. jadi gitu yah anak-anak kesimpulannya ayam jarinya ada 5" ucap pak Bambang [guru IPA]

"ini sekolah yang bener aja ngangkut dia jadi guru, jelas-jelas jari kaki ayam ada 6" disangka bisa upgrade kali yah" bisik salah satu murid yang bernama zafar

"maaf pak Bambang jari ayam tapi kalo di buku cuman ada 4" salah satu siswi mengangkat tangannya, dia adalah salah satu murid pindahan bersama desi dan Luna menggunakan prestasi-prestasi.

"aih.. kepintaran kamu nak, bapak tadi cuman jokes" siswi tadi yang bernama lintang hanya bisa menggangguk paham.

"sekarang pak Bambang mau kalian bikin ayam jarinya ada sepuluh yah jadi masing-masing kakinya ada 5 jari" semua siswa/i melotot kaget

"apa pula lagi tu.. raju" ujar Zafar binggung

"dia lintang yang pindah sama kita itu kan?" tanya Desi dan di balas anggukan oleh Luna sambil melihat ke arah lintang

"Iyah kenapa emangnya?" tanya balik Luna kepada desi.

"kemaren gua denger-denger dia bakal nikah muda" Luna mengernyitkan dahinya

"nikah? nggak mungkin, dah lah kerjain aja tugas pak Bambang suruh bikin ayam jari sepuluh itu, sumpah aneh bet ayam jari sepuluh dah kek kita pula cok" Luna mulai menggambar tugas aneh itu.

"tapi ini serius dia bakal nikah sama anak yang punya sekolah ini, dan anaknya sekolah disini kalo nggak salah" Luna yang sedang menggambar menjadi tersentak, badannya bergetar.

"nggak mungkin kak Eza kan?" batin Luna yang segera Luna hempas dari pikirannya "nggak, nggak mungkin kak Eza" tambahnya sambil menggelengkan kepalanya

"kenapa lun? kamu kenal sama anak pemilik sekolah ini?" Luna menggelengkan kepalanya dengan cepat

"nggak, gue nggak kenal" Desi menggangguk samar dan segera mengerjakan tugas aneh itu juga.

"kak semoga bukan kamu yah kak" batinnya

Desi menatap Luna aneh dengan Luna saat ini "lu ngapa buset bengong Mulu dah kaya kura-kura plaga-plago" Luna menatap ke samping ke tempat Desi berada

Luna berdecih pelan "cih. lah lu biawak pargoy" Luna memutar bola mata malas

"yee kura-kura plaga-plago!"

"blakatak blakatak datatari pulang" suara pengumuman

"kebiasaan taik kagak kedengeran dah kayak orang lagi main tentara-tentaraan bedanya ini versi katak nya" tutur Zafar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sunset on the beach Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang