Bab 16: Kepengecutan yang layak atas apa yang diberikan

322 17 8
                                    

"Geng itu sudah mulai menyewa, apa yang harus kita lakukan?"

Sand memulai pembicaraan di pagi hari dengan topik yang baru saja menjadi hangat. Sebenarnya, cuaca sudah panas selama hampir seminggu, sejak tahun pertama di asrama pria mengambil risiko untuk diam- diam pindah.

Biasanya pihak sekolah akan memaksa siswa tahun pertama untuk tinggal di asrama selama satu tahun. Padahal baru semester pertama, kami sudah melanggar aturan.

Alasan utamanya bukan karena berdebat atau apa pun. Teman-temanku suka berpesta. Seperti yang kalian ketahui, kami orang-orang Teknik hanya muncul di beberapa tempat. Salah satunya adalah bar. Setiap malam kalau pulang agak larut, sulit untuk masuk ke asrama, sehingga harus mencari solusi dengan pindah dan menyewa kamar.

"Entahlah. Aku harus bertanya pada orang tuaku dulu." Biasanya, aku tidak berani menunjukkan wajahku ketika pulang ke rumah. Sekarang, jika aku hanya menunjukkan wajah dan meminta keluar untuk menyewa kamar baru, ayah pasti akan menamparku.

"Tadi, seniorku dengan kode yang sama mengenalkanku pada suatu tempat. Sial, bagus sekali. Cocok sekali untuk belajar."

"Benarkah? Jadi, apa yang Po katakan?"

"Whoahhh. Orang itu sudah berkemas dan menunggu."

"Mau kemana kau terburu-buru?" Aku menggerutu karena formalitas. "Aku pikir harus pindah sebelum semester 2. Agar segalanya lebih stabil."

"Itu bagus. Untuk kebebasan tahun-tahun pertama."

"..."

"Lagipula, kalau P'Wan setuju untuk berkencan denganku, akan lebih mudah setiap aku petak umpet."

"Oke. Terserah dirimu."

"Dan kau akan punya waktu untuk bertemu P'Ark saat larut malam." Kalimat itu mengagetkanku. Rasa panas di wajahku menjalar ke telingaku.

"Apa... apa hubungannya dengan P'Ark? Biasanya aku tidak pergi mencarinya saat larut malam. Sialan, kau bicara omong kosong."

"Oke. Jangan merasa berdosa."

"Aku tidak."

"Ummmmm. Terserah kau. Beritahu aku kalau kau sudah siap."

Mengatakan itu, teman sekamar dekatku merangkak turun dari tempat tidur, lalu langsung bergegas ke kamar mandi. Kami menghabiskan waktu di pagi hari seperti ini setiap hari. Mandi, ganti baju, sarapan pagi di depan asrama, sebelum masuk kelas yang super membosankan dan repetitif. Namun perbedaannya terletak pada nilai ujian 3 mata pelajaran terakhir yang menentukan nasib hidup.

Ini pastinya hari itu. Meski bukan yang teratas dalam industri atau apa pun, jika dibandingkan semua mata pelajaran, masih berada pada level yang diinginkan. Selanjutnya ia dapat menelpon ayahnya untuk meminta uang dengan alasan anak tersebut belajar dengan baik tetapi tidak mempunyai uang untuk makan.

Dan sepertinya keluarga kode ilahi sudah mengetahui bahwa tahun pertama sudah mendapatkan semua nilainya, jadi P'Yeepun segera keluar untuk merayakannya. Jangan lupa keluarga kodeku memiliki taruhan sebelumnya. Siapapun yang kalah akan membayar. Belum lagi aku punya taruhan pribadi dengan P'Ark.

"Arm datanggg." Suara dan kode senior terdengar dalam sekejap begitu aku menjulurkan kepalaku ke dalam toko.

"Halo P'Yeepun. Halo P'Jet." Karena itu, aku mengatupkan tanganku untuk memberi salam. Namun ketika aku berbalik dan melihat seseorang sudah menunggu, aku tidak lupa mengatupkan kedua tanganku sebelum menyapa dengan cara yang menggoda. "Halo paman."

"Bocah setan" Kemudian lihat tanggapannya. Benar- benar saling mencintai.

"Aku tidak suka MU. Kenapa kau jadi anak setan*?"

Perfect10 Liners [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang