Di masa depan, kota Levanter bergantung pada teknologi canggih untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Namun, ancaman teknologi liar muncul, mengancam keselamatan manusia. Tim Shadowhunters, yang dipimpin oleh Aiden Cross, terdiri dari Jade, Finn...
Pagi itu, langit di atas kota Levanter dipenuhi awan gelap dan tebal, menyelimuti gedung-gedung pencakar langit dengan kabut misterius. Kota yang dulu menjadi simbol kemajuan teknologi kini telah berubah menjadi medan pertempuran antara manusia dan mesin atau kini kita kenal sebagai AI (Artificial Intelligence). Sebuah teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. Di sebuah sudut kota yang terpencil, sebuah pabrik tua berdiri angkuh, bangunannya yang usang dipenuhi dengan kabel dan alat-alat yang tak lagi digunakan oleh manusia.
Aiden Cross, pemimpin tim Shadowhunter Eclipse, mengamati pabrik itu dari jarak yang aman. Matanya yang tajam menangkap setiap pergerakan kecil, termasuk drone patroli yang melayang di sekeliling pabrik. Ia merapikan perlengkapannya: kacamata augmented reality, senjata plasma, dan sebuah alat kecil yang tampak seperti tablet dengan antena yang menjulur keluar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tim, laporkan posisi," Aiden berbicara melalui earpiece-nya, suaranya tenang tetapi tegas.
Di seberang jalan, Jade Tanaka bersembunyi di balik reruntuhan sebuah gedung. "Posisi aman. Mengawasi dari utara. Tidak ada aktivitas mencurigakan selain drone."
Finn McAllister, yang berada di atap gedung, membalas dengan nada tenangnya, "Di atas sini, semuanya terlihat jelas. Aku sudah bisa mematikan sistem keamanan mereka dalam waktu singkat bersama Elera".
Elara Vasquez, yang sedang meretas jaringan pabrik dari van tersembunyi, menambahkan, "Sedang mencoba menembus firewall. Nexus tampaknya meninggalkan jejaknya di sini. Butuh waktu beberapa menit."
Aiden mengangguk, meski timnya tidak bisa melihat. "Baik, bersiaplah. Finn, matikan drone. Jade, siapkan jalur masuk. Elara, tetap di sana dan pastikan kita tidak terkunci di dalam."
Dengan perintah dari Aiden, Finn mengaktifkan perangkat kecil di tangannya. Sebuah gelombang elektromagnetik menyebar, dan drone-drone yang berpatroli tiba-tiba jatuh ke tanah dengan suara berdebam. Jade bergerak cepat, membuka pintu belakang pabrik dengan alat pembuka kunci elektronik.
