25

100 19 23
                                    

"Selamat pagi, Tuan Hwang dan Tuan So".

Suara sapaan pada waktu yang masih pagi hari itu di mansion miliknya cukup mengejutkan Hyunjin yang baru saja menuruni anak tangga. Bahkan Changbin yang berada tepat di belakang Tuan Muda Hwang itu juga mendapatkan keterkejutannya.

"Oh, apa anda akan pergi bekerja?" Felix kembali bersuara dengan senyumannya "sepertinya aku datang tepat waktu".

"Apa yang anda lakukan disini, dokter Lee?!".

Bukan balasan dengan senyuman seperti yang biasa diberikan, pemuda Hwang itu justru memberikan perkataan berintonasi dingin miliknya. Membuat Felix dan Changbin cukup terkejut saat mendengarnya.

Mengetahui jika Hyunjin masih memiliki kekesalan pada dirinya, Felix tetap berusaha memperlihatkan senyumannya.

"Tentu saja melakukan perawatan seperti biasanya" balasnya.

Mendengar itu, Hyunjin cukup dibuat tidak percaya. Dirinya tidak berfikir jika pemuda berbintik tampan di hadapannya saat ini memiliki kekerasan kepala yang sangat kuat di dalam dirinya.

"Dokter Lee....." Hyunjin berbicara "aku berfikir, kau sudah mengerti dengan yang ku katakan! Tetapi, sepertinya kau tidak!" Lanjutnya menekankan "aku tidak ingin lagi melakukan perawatan! Dan kau mengetahui itu!".

Mendapatkan Hyunjin yang mulai kembali melangkah, Felix bergerak dengan cepat untuk menyentuh tangan Tuan Muda Hwang itu untuk menghentikannya.

"Kalau begitu, dirimu lah yang tidak mengerti disini, Tuan Hwang! Aku tidak akan berhenti, dan kau juga sudah mengetahui itu!" Ucap Felix menekankan

...

Maniknya tengah mengamati bagaimana tampilan langit biru berkombinasi putih dari balik kaca di ruang kerja pribadinya. Bangunan-bangunan kota yang tertata dengan sangat rapi menjadi objek abstrak yang sangat menakjubkan untuk dilihat.

Pemuda bersurai hitam kecoklatan itu tidak tahu berapa lama waktu yang telah dilaluinya hanya untuk bermain di dalam kepalanya. Hingga suara pintu yang terbuka berhasil mengusik pendengarannya di tengah ruang yang sunyi miliknya.

Memutar tubuhnya, netra Jisung membulat sempurna saat mendapatkan siluet pemuda Hwang melangkah memasuki ruangan dengan senyuman di wajahnya. Senyuman yang sialnya masih memenuhi ingatan pemuda Han itu.

"Hyun..... Hyunjin".

Meski dengan lirihan ketakutan, So Hyunjin masih bisa dengan jelas mendengar suara milik pemuda di hadapannya. Raut wajah pemuda So itu dengan cepat berubah saat perkataan pemuda yang berusia lebih muda memasuki pendengarannya.

"So Hyunjin! Aku tidak suka kau hanya menyebut namaku dengan itu!" Ucapnya menegaskan.

Dengan sulit, Jisung menelan ludahnya saat kegugupan dan perasaan ketakutan mulai memenuhi dirinya. So Hyunjin yang melangkah lebih dekat ke arahnya membuat kaki Jisung tanpa sadar mengambil langkah mundurnya. Otaknya memproses kata 'lari' dengan cepat, hanya saja, kaki pemuda Han itu seakan tidak dapat menerima program dari isi kepalanya. Hal yang dengan baik pada akhirnya menjebak tubuh Jisung pada jendela berkaca besar di belakangnya dan pemuda So yang telah berada tepat di hadapannya.

Menyadari raut ketakutan pada pemuda yang bertubuh lebih kecil darinya, senyuman seringai kembali terlihat pada wajah So Hyunjin. Dengan sengaja, pemuda bersurai hitam itu lebih mendekatkan wajahnya hingga menyisakan jarak yang membuat nafas milik kedua pemuda memikat itu dapat saling beradu.

"Sepertinya, kau mulai dapat membedakan diriku dengan tunanganmu itu. Apa tebakkan ku benar, Tuan Han?".

Jisung diam, suara berkarakter dingin dan berat milik So Hyunjin yang memasuki pendengarannya dalam jarak yang dekat berhasil mencekat tubuh dan suara Jisung. Hanya suara nafas menderu milik pemuda Han itu yang terdengar sebagai jawaban ketakutannya.

IAM YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang