27

110 13 50
                                    

"Tidak, tidak, Appa, aku..... aku tidak melakukannya. Appa!".

Lagi, mansion berukuran besar itu dipenuhi dengan tangisan memekikkan dari Tuan Muda yang masih berusia enam tahun. Tangisan yang telah menjadi alunan terbiasa didengar oleh semua orang di mansion.

Tidak perduli berapa banyak perkataan maaf yang telah dikatakan oleh anak laki-laki kecil itu, sang Appa tetap saja mengabaikan.

Tubuh kecilnya kembali dilempar seperti sebuah benda tidak berharga pada lantai kotor gudang yang dingin. Tangan sang Appa lagi-lagi memberikan tamparan menyakitkan pada kulit wajah memerahnya.

Tuan Muda Hwang itu telah meminta maaf bahkan bukan untuk kesalahannya, tetapi, sang Appa masih saja tidak berhenti menyakitinya.

"Jika kau tidak bisa menyadari kebodohanmu, aku tidak akan melepaskanmu! Ingat itu, anak nakal!".

Dengan gerakkan cepat, Tuan Muda Hwang yang kecil itu berlari dan memukul kuat pintu di hadapannya yang baru saja tertutup dengan kasar. Berharap sang Appa akan sekali saja memiliki hati untuk membuka pintu itu. Hanya saja, tidak perduli berapa banyak air mata dan rasa sakit pada tangannya, pintu di depannya tidak pernah terbuka meskipun sang Eomma telah memohon.

Pada akhirnya, Tuan Muda Hwang kembali terjebak pada tempat yang sangat ditakutinya. Tempat yang memiliki banyak monster yang kapan saja siap melenyapkannya. Tuan Muda Hwang membenci gudang bawah tanah dengan cahaya yang redup dan udara kelembaban, ya, dirinya sangat membenci tempat itu.

...

Tangannya baru saja akan membuka pintu di hadapannya saat sebuah tangan lain bergerak lebih cepat untuk melakukannya. Mendapatkan hal itu, manik Jisung membulat dengan penuh keterkejutan saat netranya beradu tatap dengan manik berkarakter tajam milik pemuda yang berwajah sama dengan Tuan Muda Hwang.

Tanpa sadar, tubuh pemuda Han membeku saat lagi-lagi So Hyunjin berada tepat di hadapannya.

Menyadari hal itu, So Hyunjin memberikan senyuman yang sangat jelas memperlihatkan seringainya.

"Ada apa? Apa kau tidak ingin memasuki mansionmu?" Tanyanya.

Jisung diam, So Hyunjin yang berdiri dengan gerakkan menahan pintu agar tetap terbuka seakan menjadi gerakkan yang memerintahkan pemuda yang lebih muda itu untuk memasuki sebuah tempat yang sangat menakutkan.

Hal yang lagi-lagi disadari oleh si pemuda So hingga membuatnya kembali mengeluarkan suara.

"Apa kau merasa takut karena keberadaanku?".

Lagi, tubuh yang berukuran lebih kecil itu dibuat terhentak kecil karena suara dingin So Hyunjin yang memasuki pendengarannya. Terlebih, tubuh pemuda So itu telah berada dalam jarak yang sangat dekat seakan menjebak dirinya.

"Masuklah sekarang......" suara So Hyunjin berkata lagi dengan intonasi berbisik. Tangannya dengan gerakkan lembut menyentuh pinggang Jisung dan dengan pelan membawa tubuhnya untuk memasuki mansion.

"Atau orang-orang itu akan menyerangmu saat kau melangkahkan kakimu di luar".

Perkataan itu membuat tubuh Jisung lagi-lagi terhentak kecil karena keterkejutan. Jisung tidak mengerti dengan makna dari perkataan So Hyunjin. Tetapi, tubuhnya dengan baik merespon seakan menjalankan perintah mutlak yang tidak dapat dibantah.

Dan So Hyunjin, mendapatkan pemuda yang bertubuh lebih pendek darinya dengan baik mematuhi, memperlihatkan senyuman tipis pada wajahnya. Hanya sesaat, saat senyuman itu berubah menjadi wajah ketajaman dengan maniknya yang bergerak ke sudut seakan mendapati sebuah siluet yang berada tepat di belakang tubuhnya.

IAM YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang