30

87 16 24
                                    

Manik Jisung cukup membulat saat tampilan pemuda di hadapannya terlihat sangat tidak baik. So Hyunjin yang mendapatkan pintu di depannya telah terbuka dengan cepat melangkahkan kakinya untuk masuk begitu saja.

"Kau harus memberitahuku password mansionmu! Atau aku akan menghancurkan pintu itu lain kali!".

Mendapatkan nada bicara yang berkarakter dingin dari pemuda yang telah melangkah lebih dalam, pemuda Han dengan mudah mendapatkan pemahamannya. Dengan cepat, Tuan Muda Han itu menutup pintu dan melangkah mengikuti pemuda So yang telah menuju ke dapurnya.

Di dapur, So Hyunjin bergerak membuka lemari pendingin, mengerang kesal saat dirinya tidak mendapatkan apa yang diinginkan olehnya.

"Apa kau benar-benar tidak menyediakan alkohol?!" Suaranya berkata kesal.

Mendengar itu, Jisung tanpa sadar menelan sulit ludahnya. "Aku..... tidak sering mengonsumsinya" jawabnya dengan kegugupan.

Dengan kasar, So Hyunjin menutup pintu lemari pendingin di depannya dan berkata, "Kalau begitu, kau bisa membuatkan coklat panas untukku!".

Baiklah, Jisung sungguh tidak bisa menebak pola karakter dari pemuda di hadapannya. So Hyunjin yang berkata dengan sangat biasa seakan menjadikan dirinya adalah pemuda Hwang yang sudah lama akrab dengannya.

"Tetapi..... Tuan Muda Hwang tidak menyukai coklat panas" jawabnya.

Perkataan itu dengan baik membuat raut wajah So Hyunjin terlihat lebih mengeras. Langkah Jisung reflek dibuat mundur saat pemuda So bertubuh lebih tinggi darinya itu melangkah mendekat. Membuat bagian belakang tubuhnya bersentuhan pada meja yang menjebaknya.

Jisung kembali harus dibuat menelan sulit ludahnya saat maniknya berhadapan sangat dekat dengan wajah berahang tegas di hadapannya.

"Apa kau masih tidak bisa membedakan antara diriku dengan Hwang?!".

Suara dingin dan tajam yang memasuki pendengarannya berhasil membekukan tubuh Jisung. Jantungnya seakan berfungsi dengan tidak baik saat manik itu menatap sangat dalam tepat pada netranya dengan jarak yang sangat dekat.

Memahami reaksi pemuda Han di hadapannya, tangan So Hyunjin bergerak untuk menyentuh sensual wajah itu.

"Hwang yang lemah itu tidak akan pernah melakukan hal seperti ini" tangannya bergerak menutup kedua mata Jisung "dirinya bahkan tidak bisa hanya untuk beradu tatap dengan manik ini".

Jisung dapat merasakan jika So Hyunjin berbicara tepat di depan bibirnya. Deruan nafas yang terasa sangat dekat berhasil menghadirkan getaran yang menggugupkan pada tubuh Jisung.

Mengamati wajah milik pemuda di hadapannya, netra So Hyunjin menatap lekat pada bibir di depannya. Gerakkannya berhenti dalam waktu saat maniknya menyelami wajah yang terlihat bergaris memikat di hadapannya. Seakan pemikirannya mulai mengatakan jika pemuda Han itu ternyata adalah makhluk yang sangat menarik.

Menurunkan tangannya, So Hyunjin tidak mengerti bagaimana dirinya yang justru mendapatkan getaran yang terasa aneh untuknya. Pemuda So itu kembali melangkah menjauh dan mengeluarkan perkataan tanpa melihat pemuda Han yang masih berdiri diam di belakangnya.

"Setidaknya, bisakah kau membuatkan minuman hangat untukku? Orangtua sialan itu benar-benar menyakitkan kepalaku!".

Pemuda Han masih tidak mengeluarkan suaranya bahkan setelah siluet So Hyunjin menghilang dari dapur. Hanya saja, helaan nafas lega terdengar sangat jelas memenuhi ruangan.

Seperti mendapatkan perintah mutlak yang harus dilakukan, tanpa membantah lagi, pemuda bersurai hitam kecoklatan itu dengan cepat bergerak membuat segelas minuman hangat yang segera dibawanya.

Bunyi benturan pelan gelas dan meja kaca yang memasuki pendengarannya menarik atensi So Hyunjin yang tengah mengamati sebuah potret di atas meja. Mengalihkan maniknya, pemuda bertubuh lebih tinggi itu segera melangkah mendekat ke sofa. Mengambil duduknya dan mulai meneguk kecil minuman hangat yang disediakan untuknya.

"Ya, tidak buruk" suara So Hyunjin terdengar.

Lagi, pemuda Han tanpa sadar menghela lega nafasnya. Keduanya hanya diam tanpa memiliki pembicaraan lagi. Jisung yang hanya berdiri mengamati bagaimana pemuda So yang tengah duduk terus menekan pelan kepalanya.

Tanpa berbicara, kakinya melangkah untuk menuju ke sebuah meja yang ada di sudut ruangan. Membuka laci dan mengeluarkan sebuah kotak yang ada di dalamnya.

Atensi So Hyunjin kembali ditarik saat merasakan gerakan yang ada di sebelahnya. Wajahnya memperlihatkan raut bertanya saat pemuda yang berusia lebih muda darinya terlihat sibuk dengan sebuah kotak yang ada di tangannya.

"Ak.... Aku..... akan mengobati lukanya".

Mendengarnya, So Hyunjin berhasil mendapatkan keterkejutannya. Pemuda So itu bahkan tetap diam saat pemuda Han yang lebih muda telah memulai pergerakkannya. Dengan sangat hati-hati, tangan Jisung membersihkan darah mengering pada sudut bibir So Hyunjin. Tidak menyadari saat manik milik pemuda So itu terus saja berpusat pada dirinya.

"Apa alasanmu melakukannya?".

Gerakkan tangannya reflek dibuat berhenti saat pertanyaan So Hyunjin memasuki pendengarannya. Maniknya yang dengan cepat berahli menjadikan kedua netra itu berbenturan dalam sebuah tatapan.

Menelan ludahnya, Jisung menjawab masih dengan kegugupan. "Ak..... aku..... melakukannya untuk Hyunjin".

...

"Apa kau yakin? Maksudku..... apa yang membuat So Hyunjin harus terus mencari keberadaan Jisung?".

Mendengar pertanyaan itu, manik Felix yang tengah menyetir berahli sesaat pada pemuda Seo yang tengah duduk di sebelahnya.

"Kita tahu jika So Hyunjin sangat ingin menyakiti Jisung untuk mengalahkan Hyunjin" Felix memulai penjelasan "dan dengan mendekatinya, akan menjadikan ancaman untuk Hyunjin".

Baiklah, penjelasan mudah yang barusaja diberikan oleh psikiater di sebelahnya dengan cepat dimengerti oleh Changbin. Pemuda yang berusia lebih tua itu menganggukkan kepalanya sebagai sinyal jika dirinya mulai mengerti.

Saat ini, keduanya tengah berkendara di jalanan untuk menuju ke mansion sederhana milik Tuan Muda Han. So Hyunjin yang kembali berhasil mengambil alih tubuh Tuan Muda Hwang membuat kedua pemuda itu lagi-lagi harus menghadapi masalah yang terlihat ringan namun sungguh memberatkan.

Ya, So Hyunjin adalah pusat masalah untuk Changbin dan Felix.

IAM YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang