33

104 20 19
                                    

Kakinya reflek berhenti saat maniknya begitu saja mendapatkan siluet pemuda bersurai hitam tengah berada di dalam ruangannya. Pintu yang terbuka dan memperlihatkan Jisung juga reflek membuat Hyunjin yang tengah duduk mengambil berdirinya.

Menutup pintu, Jisung melangkah masuk dengan gerakkan lambat saat netranya terus saja mengamati pemuda yang bertubuh lebih tinggi darinya. Lagi-lagi pertanyaan mengenai 'Hyunjin atau So Hyunjin?' dengan cepat terus berputar di dalam kepalanya.

"Ji..... Jisung..... aku..... Hyunjin".

Menyadari akan raut keingintahuan dari pemuda Han, Hyunjin dengan cepat mengeluarkan suaranya. Kakinya melangkah mendekat pada pemuda yang masih saja menatap dengan penuh pertanyaan ke arah dirinya.

Langkah keduanya berhenti tepat di tengah ruangan yang berukuran cukup besar itu. Manik yang kembali beradu tatap menampilkan banyaknya pemikiran yang ada di dalam kepala kedua pemuda itu.

Menetralkan dirinya, Hyunjin kembali menjadi orang yang memulai pembicaraan.

"Jisung..... maaf..... aku..... aku selalu saja tidak bisa menghentikan So Hyunjin" suaranya menyesal "aku..... aku berusaha. Tetapi, So Hyunjin..... selalu saja mengambil alih semuanya".

Jisung diam, pemuda Han itu hanya terus mendengar dengan penuh keingintahuan.

"Jisung..... So Hyunjin seseorang yang sangat buruk. Aku tidak ingin dirinya menyakitimu".

"Itu alasan kenapa aku memintamu untuk menjauh setiap melihat dirinya".

"Aku...... aku sangat mengkhawatirkan dirimu".

Pemuda Han tetap diam bahkan setelah pemuda Hwang di hadapannya terlihat telah menyelesaikan pembicaraannya.

Jisung mengerti bagaimana Hyunjin benarlah sangat mengkhawatirkan dirinya. Tuan Muda Hwang itu telah cukup banyak memingatkannya untuk berhati-hati dan lebih baik menghindar dari pemuda bernama So Hyunjin yang berada di dalam dirinya. Hanya saja, untuk melakukan hal itu tidaklah mudah. So Hyunjin yang seakan memiliki magnet pada dirinya selalu saja berhasil menarik Tuan Muda Han untuk berada di dekatnya. Bukan hanya itu, keingintahuan aneh yang memenuhi dirinya membuat pemuda Han itu perlahan seakan melenyapkan rasa takutnya.

Mengetahui jika yang berdiri di hadapannya saat ini bukanlah So Hyunjin, Tuan Muda Han itu lagi-lagi mendapatkan perasaan yang sangat tidak dimengerti olehnya. Dengan menghela ringan nafasnya, Jisung memberikan pertanyaan yang berhasil membulatkan manik pemuda di hadapannya.

"Apa yang harus dilakukan jika aku ingin berbicara dengan So Hyunjin?".

"Ji..... Jisung.....",

"Aku benar-benar bertanya padamu".

Hyunjin sungguh mendapatkan jika sepertinya pendengarannya lah yang tidak berfungsi dengan baik. Hanya saja, sorot mata dan raut wajah dari Tuan Muda Han di hadapannya membuat Hyunjin dengan ketidak inginan harus mempercayainya.

Tanpa sadar, deru nafasnya menjadi lebih tidak stabil saat perasaan kesal perlahan memenuhi dirinya. Tidak, saat-saat dimana Hyunjin harus menahan kemarahannya adalah waktu untuk So Hyunjin selalu berusaha mengambil alih dirinya.

"Kau......" suara Hyunjin terdengar dalam "apa kau sadar dengan apa yang barusaja kau katakan?!".

Bahkan sampai detik ini, Jisung masih dengan yakin mengatakan keinginannya. "Ada beberapa hal yang akan aku tanyakan padanya".

Baiklah, Hyunjin benar-benar merasa oksigen di dalam ruangan CEO muda itu semakin berkurang. Pemuda Hwang itu bahkan telah merasakan sakit pada kepalanya saat perkataan pemuda Han lagi-lagi berhasil mencekat nafasnya.

Menelan sulit ludahnya, mata Hyunjin yang terpejam sesaat kembali terbuka dengan sorot yang berbeda. Jisung bahkan dengan mudah menyadari adanya tatapan ketajaman pada manik milik pemuda bertubuh tinggi di hadapannya.

Felix benar, jika Hyunjin tidak bisa untuk berusaha melawan So Hyunjin, maka, dirinya akan benar-benar menyatu dengan karakter So itu.

Dan saat ini, ekspresi pemuda Han dengan cepat memperlihatkan kebingungan saat manik milik Hyunjin memperlihatkan perubahan saat menatapnya. Bahkan wajah yang mengeras milik Hyunjin membuat kepala Jisung menghadirkan pertanyaan yang sudah sangat sering ditanyakan olehnya. 'Hyunjin atau So Hyunjin?', Tuan Muda Han itu tidak dapat membedakannya.

Dengan langkah pelannya, Hyunjin mendekati Jisung, yang tanpa sadar memundurkan langkahnya. Sorotan tajam dari manik Hyunjin yang tepat mengenai maniknya membuat Jisung mendapatkan kegugupannya.

Mengabaikan raut ketakutan yang telah terlihat dari wajah pemuda Han yang dicintainya, langkah kaki pemuda Hwang terus melangkah hingga berhasil menjebak pemuda yang lebih muda pada meja di belakangnya.

Diri itu masih Tuan Muda Hwang, tetapi, suaranya yang berintonasi sangat dingin seakan dirinya adalah So Hyunjin.

"Sepertinya, aku meragukan jika dirimu sudah mengerti dengan yang ku katakan!" Bukan hanya dingin, suara itu bahkan terdengar dalam. "Aku memintamu untuk menghindar darinya, tetapi, kau justru bertanya bagaimana cara untuk berhadapan dengannya!".

Jisung tanpa sadar menahan nafasnya saat Hyunjin berbicara dalam jarak yang sangat dekat dengannya. Mengetahui jika pemuda di hadapannya masihlah Tuan Muda Hwang, Jisung justru mendapatkan ketakutan yang tidak dimengerti olehnya.

Hyunjin dengan tampilan So Hyunjin seperti saat ini bahkan lebih menakutkan daripada saat dirinya berhadapan langsung dengan si pemuda So.

"Jisung....." Hyunjin kembali bersuara "aku tidak ingin menyakitimu dengan melihat karakter lain di dalam diriku! Aku meminta dirimu menjauh untuk menghindarimu dari rasa sakit yang tanpa sadar kulakukan! Tetapi, jika kau tidak mengerti, maka..... aku yang akan memaksa untuk membuatmu mengerti!".

...

"Apa yang terakhir kali dirinya katakan?".

Jisung tidak dapat menjawab dengan cepat saat pertanyaan Felix memasuki pendengarannya. Kepanikkan bersamaan dengan kebingungan yang didapatkannya dari reaksi pemuda Hwang saat berhadapan dengannya tadi sungguh menjadi ombak ketidak mengertian di dalam dirinya.
Pemuda Han itu masih mengingat bagaimana pemuda Hwang yang tiba-tiba saja seakan berubah dan berkata tajam padanya. Tidak lama saat Hyunjin begitu saja mengerang kesakitan dengan mencengkram kuat kepalanya. Penampilan itu memberikan kepanikkan kepada diri Tuan Muda Han. Dirinya bahkan tidak dapat bereaksi cepat saat tubuh Hyunjin terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Dan mendapatkan pertanyaan yang sebenarnya cukup sederhana dari psikiater yang barusaja melakukan pemeriksaan, Jisung seakan diberikan satu pertanyaan yang memiliki banyak jawaban.

Changbin yang dengan baik menyadari reaksi dari sang Tuan Muda Han, mengambil langkahnya untuk mendekati pemuda yang lebih muda. Pemuda Seo itu barusaja menyadari jika sejak tadi Jisung hanya terlihat berdiri diam dengan raut kebingungannya.

"Duduklah, Jisung. Aku akan mengambilkan air untukmu" suara Changbin berkata lembut.

"Apa..... yang terjadi pada dirinya?".

Perkataan Jisung reflek menghentikan langkah Changbin yang barusaja akan menuju lemari pendingin. Felix bahkan mengalihkan tatapan bingungnya pada Jisung sesaat sebelum maniknya beralih menatap dengan pertanyaan pada pemuda Seo yang juga tengah melihatnya.

Melihat kedua pemuda yang ada di hadapannya, Jisung kembali berkata. "So Hyunjin..... mengatakan mengenai rasa sakit yang didapatkan Hyunjin. Tetapi..... dia tidak memberitahuku seperti apa rasa sakit itu".

Perkataan yang dijeda oleh si pemuda Han tanpa sadar mencekat nafas kedua pemuda yang tengah menatap dengan penuh kegugupan ke arahnya. Changbin bahkan merasakan tubuhnya yang membeku hingga melupakan dirinya yang masih saja dalam posisi berdiri.

Manik yang menatap dengan penuh kedalaman tepat pada netranya berhasil menghanyutkan Changbin pada kepanikkan tanpa dirinya sadari. Dan perkataan pemuda Han yang didengarnya lagi seakan benar berhasil menjebak dirinya.

"Rasa sakit seperti apa yang terjadi hingga membuat So Hyunjin menjadi karakter lain di dalam dirinya?".

IAM YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang