14

113 19 19
                                    

Dengan penuh kelembutan, Hyunjin meletakkan tubuh tertidur Jisung di atas tempat tidur miliknya. Perasaan sakit memenuhi diri pemuda Hwang itu saat melihat penampilan berantakan pemuda Han di hadapannya. Cukup membenci dirinya sendiri karena tidak memiliki kekuatan untuk melindungi pemuda yang akan menjadi miliknya itu.

Memikirkannya, membuat kepala Hyunjin memutar ulang bagaimana Bangchan yang bersikap lebih baik. Jika bukan karena si pemuda Bang, mungkin Jisung akan mendapatkan hal yang lebih buruk lagi.

Menghela nafasnya, tangan Hyunjin mengusap lembut surai kecoklatan milik Jisung. "Maafkan aku" lirihnya dengan penuh penyesalan.

Bergerak, Hyunjin baru saja akan berdiri saat sebuah tangan menghentikannya. Membuat tubuh Hyunjin kembali duduk dengan maniknya yang melihat mata terbuka Jisung.

"Ada apa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanyanya dengan penuh kelembutan.

Jisung diam, netranya yang hanya fokus melihat pada pemuda berwajah tampan di hadapannya memperlihatkan kekosongan. Membuat Hyunjin mengerti jika pemuda Han di hadapannya masihlah di bawah pengaruh alkohol.

"Jangan meninggalkanku" akhirnya, Jisung bersuara lirih.

Mendengar itu, getaran menyakitkan memenuhi diri si pemuda Hwang. Wajah Jisung yang masih memperlihatkan ketakutan menghadirkan perasaan buruk di dalam dirinya. Menggerakkan tubuhnya, tangan Hyunjin kembali mengusap lembut surai milik Jisung. Berkata dengan penuh keyakinan untuk menenangkan pemuda yang berusia lebih muda darinya itu.

"Tenanglah. Aku akan berada disini menemanimu".

Setelahnya, Hyunjin bergerak menaiki tempat tidur. Membawa tubuh Jisung ke dalam pelukkannya dengan terus mengusap surainya. Berharap jika yang tengah dilakukannya dapat menenangkan pemuda Han miliknya.

Jisung tidak menolak, usapan lembut pada rambutnya terasa sangat nyaman. Jisung ingat Chan juga sering melakukan hal seperti itu padanya. Memikirkan Bangchan, Jisung lebih memasuki tubuhnya pada pelukkan pemuda di hadapannya. Maniknya yang mulai terpejam memberi sinyal jika dirinya sangatlah mengantuk saat ini.

Melihat Jisung yang mulai memejamkan matanya, tarikan tipis terlihat di bibir si pemuda Hwang. Perasaan senang memenuhi dirinya saat menyadari jika ini adalah hal yang cukup intim pertama kali dilakukannya bersama dengan Jisung.

Tetapi, senyuman tipis itu hanya terlihat sebentar dan menghilang dengan wajah keterkejutannya setelah perkataan dari suara meracau si pemuda Han terdengar baik olehnya.

"Bisakah..... aku membatalkan pernikahan ini?".

...

Praaannngg

Praaannngg

"Sial! Sial!".

Umpatan kemarahan memenuhi apartemen itu bersamaan dengan benda-benda yang berjatuhan karena tangannya.

"Sial, Hyunjin Hwang!" Lagi, Chan mengutuk nama seseorang yang telah membangun kemarahan besar di dalam dirinya.

"Tidak. Biar aku yang membawanya".

"Aku lah yang seharusnya melakukan itu".

"Jangan lupa siapa yang akan menjadi pemiliknya, Tuan Bang!".

Perkataan-perkataan Hyunjin yang dikatakan dengan penuh intonasi peringatan terus berputar ulang di dalam kepalanya. Sedikit tidak percaya jika pemuda Hwang itu akan dengan berani memberikan sinyal permusuhan kepada dirinya.

Chan ingat bagaimana tatapan tajam yang Hyunjin berikan saat dirinya akan membawa Jisung bersamanya. Memikirkan itu, sebuah seringai justru tanpa sadar terlihat di sudut bibir Chan.

IAM YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang