😼2😸

177 27 48
                                    

Asiik udah tembus target nih berarti lanjut ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asiik udah tembus target nih berarti lanjut ya

30+ VOTE
30+ COMMENT

°°°


2009

"Nina... Nina mau ikut Mamah gak?"

Pulang dari sekolah dan baru tiba dari rumah, Mamah mendadak mengajakku pergi bersamanya. "Mau ke mana, Mah?" Tanyaku bimbang memilih ikut atau tinggal di rumah makan siang sambil ditemani tontonan televisi di Trans 7 yang full menayangkan acara edukasi untuk anak dari mulai Si Bolang, Laptop Si Unyil, sampai Asal-Usul yang kalau asal gak boleh usul, kalau usul gak boleh asal.

"Ini Mamah mau ketemu sama temen arisan Mamah di Bakso Laksana."

"Bakso Laksana?"

Mendengar nama kedai mie bakso favoritku disebut, rasanya aku jadi rela untuk tidak menonton episode Si Bolang dan acara anak lainnya. Jarang-jarang lho aku diajak makan di kedai mie bakso yang memang harga seporsinya mahal itu. Wajar mahal, bakso itu memang paling terkenal di kota ini. Soal rasa pun memang enak, ya meskipun bakso-bakso lain juga enak dan punya cita rasa khas sendiri di tiap resepnya.

"Ih Mamah atuh Nina pengen ikut kalo gitu mah Mamah..."

"Nya sok atuh Ninanya siap-siap, ganti baju jangan pake baju sekolah ya... bau kesang (bau keringat)!"

"Oke Mamah!!!"

Nina kecil segera berlari ke kamar, dibantu Bi Asri yang waktu itu jadi pengasuhku — ia memisahkan pakaian mana yang harus kupakai untuk ikut pergi bersama Mamah yang kelihatannya sudah siap berangkat.

Sampai di lokasi, yang ada di pikiranku hanya seporsi mie bakso dengan kuah yang hangat disajikan di dalam mangkok cap ayam jago dengan taburan sayur, ayam cincang, dan bawang goreng di atasnya. Hmm... lezat sepertinya siang-siang makan mie bakso begini ya.

"Mamah baso Mamah..." Kataku tidak sabar ingin pesan.

"Iya bentar ya sayang, nanti pesennya bareng-bareng kalo temen Mamah udah dateng."

Anak kecil seperti Nina mana mengerti situasi. Lho, bukannya tinggal pesan ya seperti biasanya. Ini kenapa jadi harus nunggu temennya Mamah dateng sih, aku kan laper Mah huhuhu...

"Tapi Nina laper, Mah..."

Kataku mengusap-usap perut mengisyaratkan lambungku sudah meronta ingin menggiling makanan yang kukunyah di mulut. "Ya udah, Nina mau jajan dulu?" Tawar Mamah menunjuk berbagai makanan yang juga tersedia di samping menu yang isinya macam-macam varian mie bakso dan minuman.

"Boleh Mah?"

Wajahku memandang dengan pupil yang membesar. "Boleh sayang, tapi jangan banyak-banyak jajannya ya!" Ucapnya lembut. "Nanti baksonya gak habis kalau kamu kebanyakan jajan."

Malu-Malu MeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang