Akhirnya

63 15 90
                                    

Angel gelisah, tidak bisa tidur kendati jam sudah menunjukkan pukul 00.15.

Sejak kena semburan lahar amarah papanya, Reynold tadi pagi, Angel jadi uring-uringan karena porsi hukuman papanya nambah. Uang jajan dikurangi, dia tidak boleh keluar malam lagi, bahkan sekedar kumpul sama teman. Kemana-mana diantar jemput sopir jadi lebih mirip anak SD padahal dia sudah 19 tahun, bentar lagi genap 20. Yang paling nyesek tingkat kepercayaan papanya jadi zero.

"Angel, papi sudah sulit percaya sama kamu kecuali kamu bisa buktikan omongan mu ini  benar." tandas Reynold .

"Angel, kamu coba merenung yah.. Kamu tahu papi sayang kamu, papi keras karena sayang kamu. " ucap Olive, ibu sambungnya.

Olive pun tidak bisa berbuat apa-apa padahal gadis muda bermata biru berharap banyak Olive bisa membujuk papanya.

Angel meninju bantal berkali-kali  sambil mengumpat kesal, "Shit! Shit! Shit!

Setelah puas melampiaskan kekesalannya, dia tidur-tiduran Percakapan via phone dengan Nora tadi sore melintas di kepalanya.

"Sorry, gue ga bisa nolong lu, gue ga nyangka papi lu bisa tahu yang sebenarnya. Gue aja kena semprot mak gue tadi. Mending lu nyari Reyhan deh. Lu kan punya nomornya?" saran Nora, sahabat dekatnya.

"Salahnya gue, gue lagi posisi dihukum sama papi, eh kena masalah kayak gini lagi. Gue yakin ini ada yang laporin ke papi. "

"Gue jadi merasa bersalah, Jel. Kalo kita batalkan nari di club tadi kan ga sampe gini yah."

"Udah ga usah disesali, dah lewat. Solusinya aja gimana?"

"Tapi kira-kira siapa yah biang keroknya? "

"Gue juga lagi mikir, antara Erica atau Dico nih yang dendam ama gue! "

" Tapi koq mereka tahu nomor papi lu dari mana?"

"Iya juga sih... "

"Ato teman bisnis bapak elu..?"

"Astagnaga jangan sampe! "

"Bisa jadi kan, bokap lu sampe uring-uringan gitu??"

Duh, jangan sampe deh yang pergoki aku itu teman papi, batin Angel khawatir.

Apa ku musti minta tolong Reyhan yah? Cuman dia sih yang bisa jelasin ke papi, batinnya lagi .

Kemudian dia mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas.

Dia mulai chat walau udah tengah malam malah sebentar lagi subuh.

Rey, gue minta tolong ama lu, mau yah? Lu main ke rumah gue yah, ketemu papi gue, plisss...

Angel kirim pesan, centang satu artinya belum dibaca Reyhan. Yah, pasti sudah tidur jam segini.

Moga aja si Reyhan mau deh, jelasin ke papi, kan dia juga ada salah, tanggung jawab gitu lah, batin Angel.

Gadis muda berambut coklat bermata biru ini akhirnya merebahkan tubuhnya, menarik selimut, mencoba tidur dan sukses. Lima menit kemudian dia sudah ngorok? Ngorok? Astaga, Angel si pelor!

**

Besoknya, 2 Januari, Jam 9.30.

"Kak, bangun!" panggil Dira mengetuk pintu kamar Reyhan.

Tidak ada sahutan. Kayaknya Reyhan tidur nya keasyikan. Entah mimpi apa dia sampai jam segini belum bangun juga.

"Kakak sayaaaang.. Bangun dong, " panggil Dira mulai lebay. Mungkin saja efek pegal manggil-manggil dari tadi namun belum ada tanda-tanda si pujaan hati sadar dari mimpi indah.

Cinta  Berawal Dari Marketplace Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang