"Aku tidak keberatan."
'Jadi bisa kau pergi sekarang?
Jaehyun tersenyum tipis dan duduk di sofa yang tampak lebih nyaman. "Lili, kau ada waktu luang besok malam? Aku punya dua tiket untuk konser. Aku tahu kau menyukainya jadi aku..."
Lisa buru-buru menyekanya. "Tidak, aku tidak punya waktu." Setelah memikirkannya, Lisa berpikir itu belum cukup jadi ia juga menambahkan dengan suara rendah "Jaehyun, aku mengerti maksudmu. Terima kasih atas bantuanmu tapi menurutku kau bisa menemukan gadis yang lebih baik dariku, daripada terus membuang-buang waktu untukku."
Ini adalah penolakan yang terang-terangan bagi Jaehyun. Alisnya berkerut dan dia bertanya dengan cemberut "Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?"
Lisa terus tersenyum di permukaan, tapi hatinya merasa cemas. Bahkan setelah semuanya sampai pada titik ini, bagaimana Jaehyun bisa begitu gigih? Belum berangkat?
'Seandainya Seungcheol turun ke bawah, kau tidak akan bisa pergi meskipun kau mau!'
"Aku memikirkannya dengan hati-hati dalam jangka waktu ini dan ternyata aku masih belum bisa melupakannya, aku.." Senyuman di sudut bibir Lisa agak suram. Sebelum dia selesai berbicara, Jaehyun sudah mengerti apa yang Lisa maksud.
Jaehyun tetap tenang dan siap menunggunya "Lili, aku tahu kau tidak bisa melupakannya. Kalian berdua sudah hidup bersama selama tiga tahun jadi sulit untuk melupakannya. Aku tidak keberatan. Aku akan menunggumu. Kalau kau tidak bisa melupakannya dalam tiga bulan, aku akan menunggu selama tiga tahun. Kalau kau tidak bisa melupakannya dalam tiga tahun, aku akan menunggu selama sepuluh tahun. Suatu hari, kau akan mengerti."
"Jaehyun, jangan lakukan ini. Aku tidak bisa melupakannya. Tidak peduli apakah itu tiga tahun, sepuluh tahun atau bahkan tiga puluh tahun, aku tidak bisa melupakannya. Kau harus melanjutkan hidupmu.." Lisa menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan tegas "Jika tidak ada apa-apa lagi, sebaiknya kita tidak saling menghubungi lagi di masa mendatang. Aku tidak akan menemanimu lagi. Kalau tidak ada yang lain, kau bisa pergi"
"Lili..."
Lisa enggan melihat Jaehyun lagi. Matanya dengan cemas menatap ke atas. Saat dia mendongak, ia melihat Seungcheol berdiri di koridor lantai tiga dengan tangan di saku. Pria itu menatap dingin pada dua orang yang saling mencintai satu sama lain.
Sofa Lisa menghadap koridor di lantai tiga. Ketika dia mendongak, ia bisa dengan jelas melihat ekspresi wajah Seungcheol.
Sedangkan posisi duduk Jaehyun berada di seberang koridor lantai tiga. Artinya, jika Seungcheol hanya berdiri di atas dan tidak berbicara, Jaehyun tidak akan menyadarinya tanpa berbalik.
Itu adalah lokasi geografis yang sangat bagus yang memungkinkan seseorang untuk maju, menyerang, mundur dan bertahan tanpa cacat apapun.
Hati Lisa bergetar. Hanya setelah sekilas, dia buru-buru menarik pandangannya dan tidak berani melihat ke atas lagi. Lisa buru-buru menundukkan kepalanya dan menutupi tangan kirinya yang gemetar dengan tangan kanannya.
Kapan Seungcheol berdiri di sana? Kenapa dia tidak memperhatikannya sebelumnya?
'Apa dia hantu? Apa dia masih mengikutiku?'
'Jangan panik. Bagaimana kalau Jaehyun ada di sini? Wajar jika seorang teman "biasa" peduli padaku.'
Semua orang tahu kalau Lisa berperilaku baik selama ini. Dia bisa bertanya kepada siapa saja. Meskipun Jaehyun menyukainya, itu adalah urusan Jaehyun. Bagaimana Lisa bisa disalahkan?
Sebagai seorang wanita, pastinya memiliki banyak pengagum bukan?
"Jaehyun, kau adalah pria yang sangat baik, tapi hari ini aku ingin menjelaskan padamu bahwa tidak ada kemungkinan antara aku dan kau. Kau masih muda dan memiliki masa depan cerah di depan mu. Di masa depan, kau akan bertemu dengan seorang gadis yang akan memberikan hatinya padamu, tidak seperti aku yang hatinya tidak akan pernah menjadi milikmu." Ujar Lisa dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWMHVLH || END
HumorAuthor : 公子闻筝 Setelah kematian Seungcheol, hati Lisa hancur berkeping-keping. Sebagai janda, dia adalah penerima warisan Seungcheol dalam jumlah besar. Dia menghabiskan hari-harinya menenggelamkan dirinya dengan alkohol dan mengalami depresi sepanja...