Part 8

104 6 0
                                    

Kookie terjaga dengan sakit kepala parah yang membuatnya sebal pada siapapun, termasuk Taehyung.
Ia masih sedikit gelisah karena makan malam kemarin, meski tak bisa menjelaskan alasannya.

Taehyung baik sekali karena membaca buku keluar dan karena Kookie bisa bersikap lebih rasional terhadap berbagai hal pada pagi hari, dia cukup jujur untuk mengakui Taehyung berhak mengawasinya.
Ia sudah menduga bertahun-tahun lalu dan terkejut bahkan sedikit terluka ketika pria itu pergi begitu tiba-tiba setelah merekrutnya.

Jadi, kenapa sekarang hal itu mengusiknya?

Ia mengakui, bagian percakapan mereka yang "itu" tidak mengusiknya. Bagian yang lain lah yang mengusiknya.
Bagian yang tersembunyi, cara mata Taehyung bersinar penuh pemahaman dan sudut-sudut mulut pria itu naik, serta bisikan pelan yang membuat Kookie merasa dirinya seperti bukan bersama Taehyung, setidaknya bukan Taehyung yang ia kenal serta andalkan dan terkadang sering membuatnya jengkel, Taehyung yang menggoda serta memarahi dan mengawasinya.

Ia bersama Taehyung yang berbeda, seseorang yang membuat ia bertanya-tanya apakah ia benar-benar mengenal pria itu.

Itulah yang paling membuatnya gelisah.

Kookie menyingkirkan Taehyung yang "itu"dari benaknya saat tergesa-gesa berpakaian untuk bekerja.
Sakit kepala membuatnya lambat dan setelah menelan beberapa Paracetamol ia cepat-cepat berpakaian, menyambar tasnya, dan bergegas keluar dari apartemen.

Kookie menantikan saat bertemu kembali dengan Yoona, yang akan melapor ke SDM untuk memulai hari pertamanya pukul 09.00 tepat.
Yoona sudah menunggu ketika Kookie tiba, sedikit meringis melihat lampu-lampu kantor yang terang, pukul 09.05.

"Maaf... Pagi ini aku sedikit lamban"

"Oh, Tak apa-apa" kata Yoona cepat
"Rasanya sangat menyenangkan berada di sini" ia tersenyum, warna merah samar mewarnai pipinya.
"Tapi aku sedikit gugup" akunya

"Aku yakin kau akan baik-baik saja," Kookie meyakinkan gadis itu saat ia meletakkan barang-barangnya dan meraih berkas-berkas yoona
"Kalau begitu, ayo kita mulai"

15 menit kemudian, Yoona sudah duduk nyaman di ruang resepsionis depan bersama Jane, resepsionis lain yang lebih senior, yang menunjukkan cara menangani deretan telepon yang berkedip-kedip.

Beberapa tahun lalu ada desakan untuk beralih pada sistem penerimaan panggilan otomatis yang lebih modern, tapi Taehyung menolak dan Kookie bisa menduga alasannya.
Dua resepsionis akan kehilangan pekerjaan.
Selain itu, menurut Kookie Taehyung agak kolot  soal itu dan orang-orang selalu menghargai sentuhan pribadi suara nyata manusia di ujung panggilan telepon.

Itu salah satu dari banyak hal yang membuat Kim Corp Corp lebih unggul daripada perusahaan konstruksi lain, dan Kim Taehyung pria yang kaya.

Kookie menyaksikan mata Yoona membelalak terlihat sistem tombol-tombol yang sepertinya sulit. Ekspresinya mengabur saat Jane menjelaskan bagaimana cara menahan panggilan sembari menjawab panggilan lain, kemudian menyebutkan daftar karyawan yang tak pernah suka menjawab panggilan, dan karyawan yang tak keberatan diganggu.

"Ya ampun" bisik Yoona.

Dari tadi ia menulis apa yang dikatakan Jane, namun menghentikan upaya tersebut dan hanya menatap sekeliling dengan apa yang bagi Kookie terlihat seperti kecemasan yang bertambah.
Hal itu mengingatkan Kookie pada perasaannya, mungkin saja penampilannya, ketika ia mulai bekerja di SDM, saat Ji won menjelaskan sistem pengarsipan yang membuat ngeri karena begitu rumit.

"Jangan kuatir" ia memberitahu Yoona, meremas pundak gadis itu.
"Kau akan segera menguasainya, aku tahu awalnya terkesan rumit tapi hanya dibutuhkan beberapa panggilan sebelum menjadi benar-benar mudah"

Jodoh Bagi Kookie  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang