Part 10

101 5 0
                                    

Kookie merasa benak serta tubuhnya seakan membeku, begitu kaget dengan cara Taehyung menyentuhnya.
Meski bukan itu yang sebenarnya terjadi, yang dilakukan Taehyung hanyalah mengembalikan tali bahu gaunnya.

Bukan, Kookie terkejut oleh reaksinya sendiri, gairah yang berpacu dalam dirinya bagaikan lava cair yang tak Ia duga dan belum pernah alami sebelumnya.

Ia tak bisa bergerak atau berpikir, bahkan bernapas.
Kerumunan orang bergerak serta melewati mereka, dan Kookie merasa seakan dirinya dan Taehyung terpaku di tempat.

Ibu jari Taehyung kembali membelai tulang selangkanya, pria itu menatap matanya tajam dan penuh emosi.
Entah bagaimana, perlahan seakan dirinya berada dalam pasir Isap, Kookie bergerak.
Ia melangkah mundur dengan goyah, menggeleng lebih kuat daripada yang dibutuhkan atau niatkan, sampanyenya memercik dan rambutnya tergerai.

“Yoona wanita dewasa dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Begitu pula Lee Jong Suk_ dan Ji Chang Wook_ dan kau.”

Taehyung telah menjauhkan tangannya dan hanya menatap Kookie.

Terlalu bingung untuk mengatakan apapun lagi, Kookie melemparkan tatapan tajam terakhir pada Taehyung dan berbalik, berniat menemukan satu-satunya tempat paling aman di sana: kamar kecil wanita.

Namun saat ia memasuki koridor kosong dan lengang yang mengarah ke deretan kamar kecil, Taehyung sudah ada di sana, langkah-langkah panjang pria itu menyusulnya, menghalangi pelariannya.
Hanya dengan membalikkan tubuh Kookie, Taehyung telah memerangkapnya di dinding.

“Taehyung__”

tubuh  Taehyung cukup dekat hingga Kookie bisa merasakan kehangatannya, merasakan kekuatannya.

“Kau benar, Kookie, Yoona bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Begitu juga dengan Lee Jong Suk dan Ji Chang Wook. Dan aku.”

Kookie mendongak menatap Taehyung, wajah pria itu begitu dekat dengan wajahnya.
Rambut Taehyung berantakan dan tulang pipinya memerah.

Kookie menyadari kedekatan Taehyung, aroma pria itu, cara dada Taehyung naik turun di balik ke meja putih licin itu.
benaknya berputar keras dan hampa saat ia menengadah menatap Taehyung, merasakan kehangatan tubuh pria itu bagai berdenyut di tubuhnya.

Taehyung meletakkan kedua tangannya di dinding, di masing-masing kedua sisi kepala Kookie hingga Kookie benar-benar terkurung.
Sebaliknya, saat jantungnya mulai berdebar dan pipinya memerah, Kookie merasakan penantian luar biasa yang timbul dalam dirinya bagaikan gelembung, membuat ia merasa seakan dirinya bisa melayang di udara, ditahan hanya oleh debar keras jantungnya.

Tatapan Taehyung masih tertuju padanya, mata pria itu sewarna madu gelap, dan Kookie tak mampu mengalihkan pandangan. Entah bagaimana ia berhasil berbicara.

“ well, tentu Taehyung, mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan.”

Ia mendongak menatap Taehyung, merasakan bibirnya membuka penuh. Mengundang.
Suaranya menjadi bisikan terengah-engah dan parau.

“Dan apa yang ingin kau lakukan?”

“ini.”

Saat Taehyung menunduk ke arahnya, Kookie hampir tak percaya hal itu terjadi.
Taehyung akan menciumnya. Mengejutkan. Menakjubkan. Akhirnya.

Dan Taehyung benar-benar menciumnya.
Bibir pria itu dingin dan tegas di bibir Kookie, satu tangan terangkat untuk memeluk pinggangnya secara posesif, jarinya menelusuri pinggulnya.
Dengan tangan yang satu lagi Taehyung menyentuh pipi Kookie, menangkup wajahnya dengan gerakan yang sama intimnya dengan ciuman itu sendiri dan jauh lebih lembut.

Jodoh Bagi Kookie  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang