Part 5

707 10 0
                                    

Taehyung mengamati saat Kookie mengenakan mantel pas badan di atas setelan yang ketat. Mantel itu bahkan tidak menutupi kaki Kookie.

Untuk sebuah mantel, benda itu sangat terbuka. Taehyung menyadari dirinya mengernyit, menyesali ajakannya yang impulsif.

Ia bahkan tak bermaksud singgah di ruang kerja Kookie, ia sudah punya rencana malam ini, dan tadinya berniat langsung ke mobilnya.
Tapi entah bagaimana ia berbelok, dan begitu melihat kookie menjulurkan satu kakinya yang keemasan, mata wanita itu bersinar dengan tawa, seluruh tekad Taehyung langsung hancur.

Dia menghindari Kookie selama 7 tahun, gadis itu sudah hampir 25 tahun sekarang.
Kookie berpengalaman, jika merujuk pada kolom-kolom gosip, dan tentu saja satu malam, sedikit godaan tak akan membahayakan siapapun.

Ini hanya gatal yang perlu digaruk, kata Taehyung dalam hati. Ini tak akan berlanjut pada apapun. Tak boleh. Ia bahkan tak kan mencium Kookie.

Namun ia telah meraih BlackBerrynya dengan cepat mengirimkan pesan singkat untuk membatalkan sisa rencananya malam ini.

Ia menekan tombol untuk membuka kunci mobil, dan Kookie tersentak kaget.

‘’kau punya Porsche? Katanya, jelas terkejut

Taehyung membuka pintu, menghirup aroma strawberry rambut Kookie dan sesuatu yang lain, sesuatu yang hangat dan feminim, yang kembali menimbulkan hasrat dalam dirinya. Hanya makan malam.

“Sepertinya begitu,” ucapnya dan Kookie memutar bola mata sembari memasuki interior mobil dari kulit mewah.

“mobil yang cukup menyenangkan, sama sekali tak seperti yang kuduga”

‘’oh?” Taehyung menyelinap di kursi pengemudi

“Aku tak tahu kau punya dugaan mengenai alat transportasi ku”

“ ya, tapi mobil ini Cuma itu kan?” kata kookie sambil tertawa.

Ia mengibaskan rambut ke balik bahu hingga tergerai bagaikan air terjun keemasan.

“alat transportasimu, aku menduga sesuatu yang biasa-biasa saja dan well, membosankan untukmu, hanya mobil yang membawamu dari tempat A ke tempat B, tentu saja,” goda Kookie.

“Warnanya pun akan sedikit suram. Sayangnya biru tua tak cocok untukku”

Taehyung menatap Kookie sesaat, benar-benar bingung dengan penilaian brutal gadis itu terhadapnya.
Membosankan? Padahal tadi ia menduga Kookie masih sedikit menyukainya. Ternyata Cuma sebegitu nilainya.

“membosankan,” ulang Taehyung saat menyalakan mobil

“Dan suram, apakah aku seharusnya tersinggung?”

“kau tak mungkin tersinggung hanya karena itu, Taehyung”

Sekarang Taehyung benar-benar tersinggung. Sebagian besar wanita tak menganggapnya membosankan sama sekali. Sebagian besar antusias untuk menghabiskan malam bersamanya.

Namun di sinilah Kookie, duduk di kursi di sebelahnya, dengan rok terangkat di paha yang langsing, memandangnya seakan ia paman Kookie yang sudah lansia, yang harus dihibur gadis itu.

Namun Kookie tidak memandangnya seperti itu kemarin malam.
Taehyung masih mengingat sentuhan singkat dan memikat tangan Kookie di dadanya.
Gadis itu kaget oleh aliran listrik yang mendadak menyentak mereka, Taehyung tahu Kookie merasakannya.
Ia jelas merasakannya.

Sekarang ia melirik Kookie sembari menginjak gas, membuat gadis itu cekikikan sembari otomatis mencengkeram pegangan pintu.

“Tak mungkin, ya?” gumam Taehyung

Jodoh Bagi Kookie  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang