Part 13

118 7 0
                                    

Kookie tidak bertemu Taehyung selama seminggu.
Itu minggu yang penuh keresahan dan sedikit kemarahan.

Ia tegang dan berbalik setiap kali seseorang muncul di pintunya, bertanya-tanya mengapa Taehyung membuat pengakuan yang begitu mengejutkan dan kemudian menghilang tanpa jejak.

Apakah Taehyung menggodanya? Apakah pria itu berubah pikiran? Atau apakah dia serius dan memberi Kookie waktu untuk memutuskan apa yang diinginkannya?

Kookie tak tahu mana yang lebih ia sukai.
Setiap pilihan terkesan menakutkan. Sementara itu, ia sadar dirinya terlalu sering memeriksa email atau pesan di ponselnya.

Ia mengecek laman-laman jejaring sosial di internet untuk melihat apakah ada berita tentang Taehyung, yang tentu saja tidak ada.
Taehyung bukan tipe pria yang suka membaharui status online-nya. Jengkel dengan dirinya sendiri, Kookie menjauh dari ponsel serta laptop kecuali untuk bekerja, bertekad tidak memikirkan Taehyung sedikitpun.

Sayangnya, itu mustahil. Ia terus-menerus membayangkan percakapannya dengan Taehyung , mengingat-ingat kata-kata pria itu..., dan maknanya.

Aku menginginkanmu, Kookie. Tapi aku tak mau kau terluka.

Kookie takjub membayangkan Taehyung menginginkannya sekarang, menyiratkan bahwa sekarang pria itu menginginkan sesuatu diantara mereka.

Tapi apa? Ciuman? Affair? Taehyung jelas tidak mengusulkan pernikahan, dan lagi pula itu hal terakhir yang Kookie inginkan.
Ia tidak jatuh cinta pada Taehyung, ia tidak jatuh cinta pada siapapun. Tapi Ia menginginkan Taehyung, dan Taehyung pun menginginkannya.

Itu bisa menjadi sangat mudah. Ia takkan terluka, persis seperti yang dikatakannya pada Taehyung. Jadi kenapa ia masih ragu?

Mungkin, Kookie merenung, itu karena sepertinya mustahil Taehyung menginginkannya secara fisik, Dan dirinya menginginkan Taehyung .
Terlalu banyak yang terjadi diantara mereka, terlalu banyak kenangan dan momen yang berlawanan dengan apa yang dirasakan Taehyung sekarang. Apa yang Kookie rasakan.

Jika boleh jujur, ide bahwa Taehyung bener-bener menginginkannya membuatnya takut sekaligus bergairah. Ia tak pernah membayangkan Taehyung dengan cara seperti itu, ia tak pernah berani..., namun di sisi lain dari benaknya yang licik membisikkan bahwa sebenarnya ia selalu membayangkan Taehyung dengan cara seperti itu, atau menginginkannya.

Itulah mengapa dansa dan ciuman yang hampir terjadi 7 tahun lalu membuatnya sangat hancur.., meski telah sekian lama ia meyakinkan diri bahwa ia baik-baik saja. Bahwa itu tak ada artinya.

Dan sekarang? Kookie tak tahu apa yang sebenarnya, atau yang bisa menjadi kenyataan. Ia takut mencari tahu.

Mungkin Taehyung tak serius sama sekali, mungkin pria itu hanya menggodanya seperti biasa, dan ia terlalu menganggap serius kelakar tersebut karena kebutuhannya mendadak terlalu besar.

mungkin ia mengarang-ngarang semua itu dalam benaknya, dan ketika ia bertemu Taehyung lagi pria itu akan kembali pada gaya mengejeknya yang biasa, 1 alis dinaikkan, senyum samar tersungging di bibir.

Oh, bibir itu...

Kookie benar-benar kacau. Si kacau yang terobsesi, akunya sembari terus-menerus memeriksa ponsel dan berselancar di Internet serta mencari-cari petunjuk yang sebenarnya tentang Taehyung karena pria itu tak ada di dekatnya.

Bahkan jika Taehyung ada di sana, Kookie tahu dirinya tak punya keberanian untuk menanyakan hal itu pada Taehyung.

Sementara itu, November beralih ke Desember dan acara pencarian dana di apartemen Taehyung semakin dekat. Kookie hampir tak mampu menyembunyikan kekagetan ketika Cheon seo jin mendatangi lagi, meminta bantuan mengurus acara itu.

Jodoh Bagi Kookie  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang