Part 20

107 7 0
                                    


Kata-kata Taehyung bergema di benak Kookie, namun itu tak masuk akal. Taehyung jelas tidak mengatakan, tidak bermaksud.

“ Kau bilang apa?” kata Kookie, suaranya tak lebih dari bisikan gemetar

“aku mau kau menikah denganku, Kookie. Aku telah memikirkannya sepanjang Minggu dan kusadari itu masuk akal.”

“masuk akal,” ulang Kookie kaku.

Taehyung terdengar begitu logis.

“Sudah kukatakan padamu aku mencari istri___”

“dan kau juga mengatakan padaku aku tidak termasuk dalam daftar” Kookie mengingatkan.

Ia mendengar luka dalam suaranya namun tak peduli. Dia merasa begitu kewalahan, sangat kesal, terlalu marah untuk menyembunyikan perasaannya.
Taehyung terlihat agak bingung, namun kemudian ia tersenyum lepas dan membentangkan tangan lebar-lebar.

“Aku berubah pikiran”

“ Oh, begitukah?” Kookie tertawa, singkat dan tajam bagai tembakan senjata.
“jadi, apa ini lamaran?”

Kookie kembali melihat kejengkelan melintas di wajah Taehyung. Ia menduga ini bukan percakapan yang direncanakan Taehyung.

“sebut saja sesukamu. Kita cocok, Kookie. Kau tak bisa menyangkal___”

“di ranjang, mungkin”

“di luar ranjang juga,” kata Taehyung tegas
“aku tidak mengusulkan pernikahan yang hanya didasarkan pada ketertarikan fisik”

“ Oh, tidak. Aku yakin kau punya beberapa pertimbangan praktik lainnya” balas Kookie.

Ia marah, mungkin kemarahannya tak masuk akal, tapi itu lebih baik daripada menangis, sesuatu yang rasanya ingin ia lakukan karena bahkan dalam sejuta tahun  ia tidak menduga hal ini. Atau betapa menyakitkan rasanya.

Dan ia menganggap mencoba saja sudah parah. Ini jelas lebih parah lagi.

“sebenarnya, ya” sahut Taehyung tenang.

Ia jelas sudah terbiasa. Kookie bersedekap dan menunggu.

“kita berasal dari latar belakang yang sama, keluarga kita bersahabat, kita serasi secara fisik dan, kurasa secara emosi.”

“secara emosi?” ulang Kookie tak percaya.

Itu bukan kata-kata yang ia sangka akan digunakan Taehyung. Dan mengenai keserasian___

“ Ya. Kita saling melengkapi, Kookie. Kita berbeda, aku tahu itu, tapi itu bisa jadi hal yang bagus”

Kookie tak bersusah payah untuk menanyakan bagaimana. Ia tak yakin dirinya ingin tahu. Aku akan menjagamu supaya tidak bersikap sembrono......

“Kriteria mu banyak juga”

“dan yang paling penting,” lanjut Taehyung, seakan melancarkan pukulan mematikan.

“kita bersikap realistis tentang cinta”

Kookie menelan ludah. Jantungnya terasa bagaikan membatu.

“Benarkah?”

“kau sendiri yang bilang begitu,” Taehyung mengingatkan.

“Kau bilang padaku kau tidak sedang menunggu pangeran tampan untuk menyelamatkanmu. Kau setuju itu terlalu berlebihan. Kau bahagia dengan keadaanmu sekarang”

Taehyung menirukan semua yang dikatakan Kookie dengan sikap percaya diri santai dan palsu. Ternyata sikapnya terlalu meyakinkan, Taehyung benar-benar mempercayainya.

Jodoh Bagi Kookie  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang