Part 17

120 8 1
                                    


Kookie perlahan terjaga, mengerjap di tengah cahaya matahari yang menembus jendela-jenderal besar apartemen Taehyung..... jendela kamar tidur pria itu.

Ia menggeliat, merasakan sprei satin licin meluncur di tubuhnya yang polos. Sensasi menggetarkan menerpanya, sensasi gairah, kenangan, dan sedikit kecemasan saat ingatan akan malam sebelumnya muncul serta memenuhi benaknya.

Taehyung menciumnya, menyentuhnya, menyatu dengannya.

Kookie menoleh, berharap melihat Taehyung, namun sisi ranjang pria itu kosong. Kekecewaan menusuk hatinya.

“Selamat pagi”

Kookie menoleh ketika mendengar suara Taehyung dan melihat pria itu muncul dari kamar mandi.
Pria itu sudah mandi dan mengenakan jeans pudar, rambutnya lembab dan dadanya telanjang.

Dia terlihat memesona sekaligus penuh semangat, sementara Kookie masih bermalas-malasan di ranjang dengan rambut kusut dan rias wajah kemarin malam mengering serta terasa lengket di wajahnya.

Ia menarik selimut semakin ke atas.

“selamat pagi”

Taehyung tersenyum dan melemparkan handuk yang Ia sampirkan di leher ke tiang ranjang.

“ Kopi?”

Kookie mengawasi saat Taehyung memilih kemeja di lemari di antara tumpukan pakaian yang tersusun rapi dan mengenakannya. Pria itu terdengar begitu energik.

“tentu, Biar kusiapkan”

Tapi ia tak bergerak karena tak ingin meninggalkan ranjang dalam keadaan polos dan tak bersemangat untuk kembali mengenakan gaun pesta kusut tadi malam.

“tak apa-apa, kopinya sudah tersedia” Taehyung mengancingkan kemeja, tersenyum pada Kookie begitu santai, sementara Kookie merasa sangat canggung.

Kookie menyelipkan sehelai rambut kebalik telinga yang sekarang kaku karena bekas pengeras rambut.

“oke. Kurasa aku mandi saja”

“bagus. Kau akan menemukan semua yang kau butuhkan di dalam sana.” kecuali pakaian

Taehyung menyusupkan jemari ke rambutnya yang lembab, sangat rileks, sementara Kookie merasa sedikit bingung dan sendirian. Sangat rapuh.

Ini hal baru dan ia tak tahu bagaimana harus bersikap atau merasa. 
Rasanya ia tak cukup kuat atau berani untuk bersikap seenaknya seperti biasa.

sembari melemparkan senyum cepat untuk terakhir kali, Taehyung meninggalkan kamar sambil bersiul tak jelas dan Kookie turun dari ranjang serta bergegas memasuki kamar mandi.

Pancaran air yang panas menyengat terasa menyenangkan, memulihkan, menghapus sisa-sisa rias wajah dan pengeras rambut, kecuali nyeri dalam hati Kookie.

Kemarin malam menyenangkan. Sebuah affair. Ia tahu itu, ia memahaminya, menerima syarat-syaratnya. Aturan-aturannya.
Taehyung menyatakannya dengan cukup jelas ketika memberitahu bahwa Kookie tak termasuk dalam daftar calon istrinya.

Pria itu kembali mengingatkan Kookie di pesta pernikahan ji-won : aku menginginkanmu, Kookie. Tapi aku tak mau kau terluka.

Kookie sama sekali tak bermimpi atau berfantasi akan hal itu.
Ini bukan cinta, bahkan bukan hubungan romantis. Jadi kenapa sekarang ia merasa kehampaan dalam dirinya, seakan ia bisa jatuh dalam kekelaman dan tak pernah kembali? Kenapa ia merasa begitu......sedih?

Kookie memejamkan mata dan membiarkan air membasuh tubuhnya.
Cinta selalu mengecewakanmu.

Kookie membuka mata, busa shampo mengalir dan menusuk matanya. Bagaimana kata itu bisa melintas di benaknya?
Ia tidak mencintai Taehyung.
Ia bahkan tidak mempertimbangkan hal itu. Ia tak mau mencintai Taehyung, tak mau membiarkan dirinya mengalami lebih banyak kekecewaan.

Jodoh Bagi Kookie  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang