第 119-1 章

262 33 4
                                    

"Viscount, keretanya sudah siap!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Viscount, keretanya sudah siap!"

"Ah, oke."

Charlotte mengintip melalui pintu kantor untuk memberi tahuku. Sambil tersenyum tipis, aku melirik rak buku sejenak sebelum berbalik.

Saat aku mendekati pintu, Charlotte menyerahkan mantel yang telah disiapkannya. Cuaca masih agak dingin, jadi aku harus mengenakan pakaian luar.

"Anginnya dingin. Anda bisa saja masuk angin, jadi pastikan untuk mengenakan syal dan sarung tangan! Oh, Dokter juga bilang dia akan menyiapkan obat untuk anda minum setelah makan malam."

"Baiklah..."

Dibandingkan dengan masa lalu, sejujurnya aku sudah jauh lebih sehat, tetapi Jane dan Charlotte masih saja terlalu khawatir dengan kesehatanku. Sepertinya mereka tidak bisa dengan mudah melupakan hari-hari ketika aku sering muntah darah dan hidupku berada di ujung tanduk. Bahkan sekarang, saat aku benar-benar sudah baik-baik saja.

"...Anda tidak berencana tidak minum obat lagi karena rasanya pahit, kan?"

Berjalan melalui koridor dari kantor, Charlotte menatapku dengan saksama dan bertanya dengan curiga.

Menghindari tatapan Charlotte, aku menoleh sedikit dan menjawab.

"Aku tidak akan melakukan itu..."

"Sungguh? Janji, ya?"

"Ya."

Pada titik ini, rasanya hampir seperti obsesi. Kekhawatiran Charlotte dan Jane terhadap kesehatanku terkadang terasa menakutkan ketika mereka menyerbuku dengan mata berbinar.

Bahkan orang-orang lain di Kastil Arendelle tampaknya menyadari kekhawatiran mereka. Sebab mereka sering mengkhawatirkan kesehatanku atau mencoba terlalu memperhatikanku. Contohnya, koki yang mulai meneliti hidangan bergizi di suatu waktu...

Berkat mereka, aku bisa mencoba berbagai jenis makanan sehat eksotis yang namanya asing bagiku.

"Viscount."

"Salam, Viscount."

"Semoga hari anda menyenangkan, Viscount."

Saat aku sampai di pintu masuk, para pelayan sibuk menyambutku. Aku tersenyum dan membalas sapaan mereka. Entah mengapa, para pelayan saling bertukar pandang dengan gembira.

Merasa agak malu, aku mendekati kepala pelayan yang menunggu di pintu masuk. Dia juga mendekati pintu masuk. Dia membungkuk dalam-dalam kepadaku dan mulai berbicara.

"Jadwal anda hari ini telah saya serahkan pagi ini..."

"Ya. Aku sudah melihatnya."

"Baik. Apakah ada hal lainnya yang bisa saya bantu?"

"Tidak, sudah cukup. Aku percayakan urusan-urusanku padamu saat aku tidak ada."

"Tentu saja, anda bisa mempercayakannya ke pada saya."

Kepala pelayan ini telah menjadi pengawas perkebunan selama sekitar 2 tahun sebelum aku diangkat menjadi tuan tanah. Dia merupakan putra ketiga Lady Naillo.

Keluarga Naillo sangat dihormati di wilayah ini, sebab merekalah yang untuk sementara waktu mengambil alih kekuasaan berdasarkan dekrit kekaisaran setelah kematian mendadak mantan tuan tanah, yang tidak meninggalkan ahli waris.

Karena tidak ada satu pun kerabat dari tuan tanah sebelumnya yang tersisa, maka keluarga yang paling dipercaya-lah di mata para penghuni perkebunan ini, yang mengambil alih peran tersebut.

Saat tiba di Kastil Arendelle, aku mengetahui bahwa para bangsawan tetangga tidak menawarkan bantuan ke pada mereka, sehingga keluarga Naillo mengalami banyak kesulitan.

Dan dalam keputusasaan tersebut, mereka mencari bantuan dari Valentino, yang, meskipun sedang mengalami kesulitan pada saat itu, siap memberikan bantuan.

"Ada tiga retakan selama dua tahun terakhir, dan seperti yang anda tahu, kami tidak memiliki satu pun kontraktor roh... Sungguh sangat berat karena tidak tahu bagaimana cara melawannya. Terutama karena raja saat itu, Roderick, tidak begitu memperhatikan kesejahteraan rakyatnya... Kami takut Brianne akan binasa begitu saja."

Hanya kekuatan roh yang dapat menutup retakan. Oleh karena itu, selama ini orang-orang berkumpul di sekitar kontraktor roh sebagai titik fokus. 

Tidak adanya kontraktor roh di suatu daerah berarti mereka hidup dalam ketakutan akan kemungkinan retakan muncul. Dan begitu retakan terbuka, tidak ada pilihan selain meninggalkan rumah dan melarikan diri.

"Tetapi pada hari retakan pertama muncul, Duke Valentino sendiri memimpin bala bantuan ke Brianne dan menutup retakan tersebut. Berkat tindakan cepatnya dalam menghadapi monster, kerusakan pada wilayah Brianne sangat minimal. Hal yang sama berlaku untuk kali kedua dan ketiga kalinya."

Sejak zaman dahulu kala, para kontraktor roh telah mengemban misi untuk melindungi dunia. Tugas mulia mereka adalah melindungi manusia dari retakan dan monster.

Namun seiring berjalannya waktu, etos itu memudar, dan Valentino menjadi satu-satunya keluarga yang masih terus menghormati misi itu.

Aku sangat menyadari hal itu, tetapi mendengarnya dari orang lain anehnya terasa mengharukan.

Dan mungkin karena keadaan itu-lah, orang-orang Brianne dan keluarga Naillo sangat baik padaku sejak awal. 

Pertama, karena aku adalah mantan Duchess Valentino, dan yang kedua...

"Meskipun kemungkinannya kecil... jika ada laporan munculnya retakan, segera hubungi aku."

"Baik, Viscount."

"Sungguh, berkat anda, kami bisa tidur dengan tenang. Kami benar-benar bersyukur."




-次-

.

.

Vote Please

.

Thankyou

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang