"El, s-siapa kau s-sebenarnya?"
Aku berlutut mensejajarkan tinggi dia yang terduduk lemas.
"Siapa aku?" Aku tidak lepas menatapnya. Kini dua manik mata laki-laki di hadapanku itu berubah warna menjadi biru kehijauan dengan sempurna.
Aku menghela napas.
"Seharusnya pertanyan itu untukmu,"
"Who are you?"
Geges diam saja menatapku. Dia tidak membuka suara sama sekali meski aku telah mencengkram kuat kerah bajunya. Geges hanya menatap wajah marahku lurus tanpa mengatakan apa pun.
Tatapan yang tak jauh berbeda dengan tatapan laki-laki berbaju putih yang Kak Altan tolong dari penjahat itu. Seorang laki-laki yang terakhir kali Zalwa lihat setelah meninggalkan cairan blue green di dalam tubuh Kak Altan lima tahun lalu.
Aku tertunduk. Perlahan cengkraman tanganku di kerah bajunya merosot begitu saja. Untuk kesekian kalinya aku menghela napas. Aku marah! Marah padanya dan pada diriku sendiri yang tak tahu lagi harus berbuat apa padanya. Aku adalah orang yang paling ingin menuntut pertanggungjawaban si pelaku dengan balasan nyawa, tapi di sisi lain dia adalah sahabatku. Jujur, semesta aku muak dengan kenyataan ini!
"El..." Geges membuka suara setelah melihat beberapa tetes air mataku jatuh di hadapannya.
"Kenapa harus kau?" Ucapku lirih.
"JAWAB AKU, GEGES!!!"
Geges tersentak ketika aku membentaknya. Aku bangkit mentap tajam laki-laki itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kenapa harus kau yang mencelakai kakakku, hiks!"
"Apa maksudmu?" Geges berdiri, wajahnya tampak bingung tak mengerti.
Aku kembali mencengkram kerah bajunya kuat-kuat.
"Kau lupa apa yang sudah kau lalukan terhadap seseorang lima tahun lalu? ASAL KAU TAHU, AKU ADALAH SALAH SATU ADIK DARI PANGERAN ARSAKHA YANG MENOLONGMU DARI KEJARAN PENJAHAT MOERA WAKTU ITU!!!"
DUARR!
"Ah?!"
Bak tersambar petir di siang bolong, Geges terbelalak dan membeku mendengarnya. Dia terkejut, amat sangat terkejut ketika tahu jika selama ini dia bersama salah satu dari anggota keluarga kerajaan Arsakha.
"Kau adik dari dokter Altan?"
"Iya, kau benar! Aku adik dari dokter Altan yang kau celakai lima tahun lalu!"
"KENAPA KAU TEGA MELAKUKAN ITU?! KAU MENCELAKAINYA SETELAH DIA MENCOBA MENOLONGMU-"
Bugh!
"AKU TIDAK MENCELAKAINYA!" Telak Geges melayangkan pukulan di wajahku, hingga buat cengkramanku di kerah bajunya terlepas.
"AKU TIDAK MENCELAKAINYA, EL! JUSTRU AKU MENOLONGNYA DARI KEMATIAN!!!"
Aish! Tak terima dengan perlakuannya, aku membalas Geges dengan hal serupa.
Bugh!
"TAPI KENAPA HARUS DENGAN CARA MEMBERIKAN CAIRAN ENERGIMU, GEGES?!"
Bugh!
Geges kembali melepaskan pukulan di wajahku.
"LALU APA YANG HARUS AKU LAKUKAN?! MEMBIARKAN KAKAKMU MATI?!"
"Saat itu kakakmu sudah berada di ambang kematian, El, dan mana mungkin aku membiarkan orang yang sudah menolongku mati begitu saja,"
"Tapi kau membiarkannya kesakitan! Kau tahu bagaimana rasanya ketika melihat Seren menahan sakit di tubuhnya? Sakit bukan? Itu juga yang aku rasakan! Perasaanku terluka jika melihat Kak Altan kesakitan akibat pertarungan dua energi yang berbeda di tubuhnya! Kau tahu kan energimu dan energi yang kami miliki sangat bertolak belakang?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/365216385-288-k96484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERY OF THE ACALAPATI [PANGERAN KELIMA 2]
FantasyKehidupannya tak lagi menyandang gelar sebagai Pangeran Kelima. Ellio kembali berbaur dengan hirup pikuk Ibu Kota. Meski tak ada lagi tuntutan sebagai seorang Pangeran, Ellio tak menampik jika dia tak bisa lari dari perannya sebagai kesatria Acapala...