15. Shoot!

132 12 6
                                    

Jordan merasa gelisah malam ini karena putra semata wayangnya menginginkan untuk bermain ke luar rumah. Masalahnya, musuh terbesarnya sedang berkeliaran di luar sana

Ia sengaja menyetel film dinosaurus kesukaan Liam agar anaknya tenang dan melupakan keinginannya untuk bermain di pasar malam

"Daddy, iam mau main sama aunty Kalina" Pinta si kecil menatap sang ayah

"Baiklah, daddy telfon dulu" Jordan meraih ponsel miliknya dan mengirim pesan pada Karina

Jordan mengiyakan permintaan si kecil agar tidak lagi meminta bermain di luar seperti tadi, lagipula ia dan Karina juga harus membicarakan sesuatu tentang musuh mereka yang sudah kembali membuat onar

Sekitar 17 menit Karina baru tiba di rumahnya, Liam sangat antusias bermain puzzle dengan Karina sedangkan Jordan hanya memperhatikan interaksi keduanya

Liam nampak nyaman dan bahagia ketika bersama Karina, hal tersebut terjadi karena Karina tahu bagaimana cara berinteraksi dengan anak kecil dan tutur kata yang baik serta suaranya yang lembut membuat Liam betah berdekatan dengan wanita cantik itu

"Apa kau sudah mendapat kabar tentang Helix?" Tanya Karina yang sedang bermain puzzle dengan si kecil

Jordan menunduk untuk menatapnya, "Sudah, dia datang ke salah satu cabang perusahaan ku"

Karina tak bisa berkata-kata dan kemudian menatap iris coklat itu yang terlihat tenang seakan tidak ada hal buruk terjadi.
Pria 27 tahun tersebut hanya menaikkan kedua sudut bibirnya dan terlihat garis pahatan yang tampan

"Aku tau kenapa kau terlihat santai" Kata wanita berparas bidadari itu

Jordan menaikkan satu goresan hitam di atas matanya, penasaran dengan ucapan selanjutnya wanita di depannya

"Toko mu sudah cukup lama kosong tanpa dia ketahui meskipun sudah menyalakan bom di sana"

Benar, salah satu cabang perusahaan Jordan telah di bom oleh Helix beberapa menit yang lalu. Ia sudah mengerahkan pasukan untuk menyerang perusahaan milik pria jahat itu
Helix juga sudah meledakkan mansion milik Jordan yang lain, beruntung mansion itu kosong dan tidak berpenghuni

Anggota keluarga Alberto sudah menangani masalah ini sedangkan Jordan tak bisa ikut sebab ada si kecil yang berada dalam bahaya

Di tempat lain, Helix dan anak buahnya kembali menghancurkan toko-toko milik Jordan namun hal itu tidak terjadi karena Gabriel, Jack dan Azriel lebih dulu menghalangi perbuatan musuh terbesar mereka

Jhonny dan pasukan yang Karina kirim sedang mengacaukan bisnis dan memasang bom di mansion milik Ziro Helix'a Carlo
Saat anak buah Jhonny memasang bom, melihat bom yang sudah terpasang lebih dulu di suatu sudut hal itu langsung diberitahukan kepada Jhonny

Helix tiba di mansion utama miliknya, pria itu berdiri tepat di depan pintu mansion-nya berdiri menatap ke arah Jhonny. Penjaga di mansion-nya telah tumbang akibat serangan dari Gabriel dan Jack

"Enyahlah kau tua bangka jelek!" Sentak Azriel dengan berani, walaupun sebenarnya dia merasa takut dalam hatinya

Suara mesin ketik yang sedang ditekan begitu cepat terdengar, sepasang mata fokus menatap layar komputer. Sesekali orang itu terkekeh sendiri entah karena apa

"Sedikit lagi" Gumam si wanita berwajah antagonis sambil memicingkan matanya

Iris hijau itu melirik stopwatch di ponselnya yang menunjukkan detik dan kembali menatap intens komputer tersebut
Satu detik lagi, satu jarinya bersiap menekan salah satu tombol dan stopwatch itu menunjukkan angka 00.00 lalu dengan tiba-tiba tawa bahagia nan licik terdengar keluar dari mulutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIAM AND HIS DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang