𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒

2.4K 435 37
                                    


***

"Sial! Dia mana mungkin bisa mengalahkan 100 orang." ucap [name] melihat Sungu yang terpojok itu.

Dengan segera ia melepas pakaian penyamarannya, tak lupa menutupi wajahnya memakai jubah dan juga masker, "Saatnya melakukan uji coba pada pakaian yang dikembangkan oleh grup Daeha." ujarnya menyunggingkan senyuman kemudian melompat ke bawah.

Nathaniel yang sibuk memperhatikan Sungu sedang melakukan aksinya tidak menyadari kehadiran sang gadis. Fokusnya hanya pada Sungu yang terlihat berani melawan para bawahan yang ia bawa dari Brasil.

Srak

Kedua pisau nya berhasil menyabet leher lawan hingga kehilangan nyawa, "Bon appetit, Maria." gumamnya, seakan-akan ia menikmati aksi pembantaiannya itu.

Saat ini hanya Yuna yang memperhatikan aksinya yang terlihat lihai menggunakan pisau itu, hingga suara gaduh membuat fokus Nathaniel serta Sungu beralih menatapnya.

[name] yang melawan orang-orang berbadan besar itu terlihat tidak takut menghadapinya. Gadis itu terus saja berlarian dan menyabet leher lawan yang ia lewati. Semua orang yang kini fokus padanya terlihat bertanya-tanya akan sosoknya yang terlihat misterius dibalik jubah dan masker itu.

"Maria?" beo Sungu bergumam, aksi dan penampilan gadis itu berhasil membuat matanya sukses membulat akibat melihat sosok yang begitu familiar.

"Sialan! Dia berhasil mengenai ku." ucap [name], kini melayang ke lantai atas dengan memijakkan kaki di bahu lawannya sebelum mereka melihat wajahnya yang sudah tak tertutupi masker.

Ia yang berhasil ke lantai atas sedikit menoleh kebelakang lalu berucap, "Separuhnya sudah aku bereskan. Sisanya ku serahkan padamu."

Sungu yang sedari tadi memperhatikannya semakin tidak percaya kala mendengar suara yang begitu familiar di telinganya, "Tidak mungkin itu kau, kan?" gumam Sungu lagi, menatap punggung [name] yang tengah berbicara sembari menoleh sedikit.

Pemuda itu hanya mampu melihat bagian mulut [name] saja. Terlihat ada darah yang mengucur di sekitar pipi gadis itu akibat sabetan pisau lawannya. Setelah mengucapkan kalimat tersebut, [name] berlari entah kemana. Dan setelah kepergiannya pula, Sungu kembali melanjutkan pertarungannya itu.

•••

[name] yang berhasil keluar dari dalam gedung rumah sakit tersebut segera bergegas untuk kembali ke tempat Presdir Choi.

"Aku terlalu gegabah." ucap [name] sembari mengobati lukanya sendiri, "Sosok ku tidak akan nampak di dalam cctv, kan?" lanjutnya bertanya pada Presdir yang sedari tadi memperhatikannya.

Pria itu mengangguk, "Tenang saja. Pakaian itu memiliki komponen yang sama seperti motor yang aku berikan pada Sungu. Sosokmu 90% tidak akan terlihat." ucapnya.

[name] hanya mengangguk sembari menatap Choi Eunchang yang duduk didepannya itu, "Baiklah, Presdir. Aku percaya pada anda." ucapnya.

Malam hari pun tiba, [name] yang sedari tadi sudah pulang ke kediamannya sendiri mendapat informasi jika apostel Nathaniel berhasil di kalahkan oleh Peter.

"Tunggu sebentar— Peter? Tapi, yang melawannya saat itu jelas bocah itu, kan?" gumamnya bertanya, "Apa ia juga menyusup untuk menolong kakeknya sama seperti ku?" tanyanya lagi.

"Menarik." ucapnya, tidak terlalu memikirkan kemustahilan jika Sungu adalah Peter yang menjadi muda.

•••

Setelah insiden dokter Nathaniel. Sungu pun kembali bersekolah, tapi bukannya kembali belajar— mereka lagi-lagi mendapat 'tugas sukarela' baru. Dan tugas baru mereka kali ini adalah menjadi relawan di sebuah sekolah di pulau Yooil.

𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐏𝐞𝐭𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang