18

1.4K 250 23
                                    

Hari terus berganti, Becca semakin merasa curiga bahwa Namtan dan Freen adalah sepasang kekasih. Tapi apalah daya, rasa marah dan cemburu nya hanya bisa di pendam.

.

.

Kini Freen berada di ruangan nya, ia keluar dari ruangan nya dan menyuruh 2 sekretaris nya untuk mengambilkan sebuah map.

.

"Namtan, Becca. Tolong ambilkan saya map berwarna merah" ujar Freen sembari melipatkan tangan nya di dada.

.

"Maaf pak, kenapa harus berdua ya?" Tanya Namtan.

.

"Jangan banyak protes! Kau pergi ke lantai bahwa, Becca pergi ke lantai atas. Siapa yang paling cepat membawakan map, besok saya ajak pergi jalan-jalan" ujar Freen.

.

"Baik Pak!" Ujar Becca dan Namtan bersamaan.

.

.

Becca lebih dulu keluar dari sana dan langsung menuju lift, di ikuti oleh Namtan yang juga akan pergi ke lantai bawah tapi Freen menghentikan langkah nya.

.

"Namtan, berhenti lah" ujar Freen yang kini berada di belakang Namtan.

.

"Ada apa?" Tanya Namtan yang membalikkan tubuh nya.

.

"Kau tidak perlu ke lantai bawah, kau disini saja" ujar Freen.

.

"Bukan nya saya di suruh mengambil map ya?" Tanya Namtan.

.

"Ayo ke ruangan saya" ujar Freen meninggalkan Namtan.

.

.

Namtan hanya mengikuti langkah kaki Freen dari belakang, kini mereka berdua berada di ruangan tertutup milik Freen. Tak lupa Freen menutup pintu ruangan itu.

.

"Sebenar nya ini ada apa Freen? Kenapa kau hanya menyuruh Becca?" Tanya Namtan.

.

"Biarkan saja dia berjuang, seperti diriku yang berjuang namun tak pernah ia hargai" ujar Freen.

.

.

Namtan terdiam mendengar hal itu dari mulut Freen, ia mendekati Freen dan memegang pundak nya.

.

"Kau mempunyai dendam kepada Becca? Kenapa kau menjadi seorang pendendam Freen? Ini bukan Freen yang ku kenal" ujar Namtan.

.

"Aku tidak dendam padanya, aku hanya ingin dia merasakan apa yang ku rasakan" ujar Freen dengan rahang yang mengeras.

.

"Yang kau maksud itu adalah dendam, Freen. Kau ingin seseorang yang menyakiti mu juga merasakan sakit seperti mu, itu dendam nama nya Freen" ujar Namtan.

.

.

Freen menatap Namtan dengan tatapan tajam, ia memejamkan mata nya dan menghembuskan nafas nya dengan kasar, setelah itu Freen kembali menatap Namtan.

.

"Kalau aku dendam kepada dia, aku sudah pasti membuat nya hancur sehancur hancur nya . Tapi aku tidak sejahat itu, aku masih kasihan pada nya. Aku takut ia tidak kuat seperti ku" ujar Freen.

Love Story Of Twins [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang