Chap 18 (Karma)

1K 102 1
                                    


'Karma? Kalian mempercayainya?'

Haechan membuka matanya, mengerjap beberapa kali. Tunggu tadi dia tidur di sofa bersama jeno. Haechan menoleh ke samping, tidak ada jeno.

Haechan bangun dan melihat sekeliling. Sepertinya mark memindahkan haechan kekamarnya.

"MARK BAJINGAN, BANGUN DARI TUBUHKU SIALAN!!!!!"

Suara teriakan jeno membuat haechan kaget dan segera menuju ke sumber suara.

Ketika sampai di ruang tengah Haechan melihat jaemin yang berusaha mengoleskan entah apa ke tangan jeno, dan mark yang menduduki punggung jeno yang sedang tengkurap di sofa.

"AKHHH" jeno kembali berteriak setelah jaemin berhasil mengoleskan salep ke tangan bengkaknya.

"Kau ini berisik sekali ya, ohh halo haechan kau sudah bangun."

Mark menoleh ke arah haechan. Sebenarnya mark ingin sekali memeluknya, rasa rindu mark masih sangat besar tapi kali ini dia bertekat, dia harus lepas dari haechan.

"Sayang~~~~" jeno merintih, badan mark  sangat berat dadanya terhimpit dan tangannya terasa perih setelah jaemin mengoleskan salep.

Mark bangun dan berlalu menuju dapur. Sedangkan jaemin duduk manis sambil memakan popcorn dan menonton shinchan.

Haechan menghampiri jeno dan duduk di sofa, Melihat keadaan jeno.

"Itu akan membaik, seharusnya kau tidak merepotkan mereka jeno" haechan melihat ke arah jaemin yang masih fokus pada televisi.

"Aku sudah bilang tidak mau! Mereka tetap memaksa" jeno mengerucutkan bibirnya. Kebiasaan buruk jeno lainnya adalah kekanakan.

"Aku ambilkan minum ya..." haechan mengelus keringat jeno di dahinya

Haechan berdiri dan berjalan kearah dapur. Ia melihat mark sedang mencoba memasak ramen.

Haechan menoleh kearah ruang TV jeno dan jaemin sepertinya sudah sangat akrab, bahkan mereka berebut remot TV sekarang.

Haechan mengambil air tapi tanpa sengaja ia Melihat mark kesulitan menggoreng telur. Haechan memutuskan untuk membantunya.

"Biar aku saja hyung" haechan ingin mengambil spatula di tangan mark namun dengan cepat mark menepis tangan haechan.

"Tidak usah" ucap mark dingin.

Haechan melihat itu terdiam. Tapi ia sudah membulatkan tekad untuk membantu mark lepas dari dendamnya sekaligus meminta maaf karna telah menyakiti mark.

"Aku minta maaf hyung, karna aku memilih akhir dengan cara seperti ini"

Gerakan tangan mark terhenti mendengar ucapan mark.

"Kau berhasil haechan, selamat telah membuatku terlihat seperti orang paling bodoh."

mark mengeratkan genggaman tangannya pada spatula, dia harus menahan amarahnya kalau tidak penggorengan itu bisa saja ia lempar dan melukai seseorang.

"Tidak masalah jika kau tidak ingin memaafkan aku hyung, tapi ibumu.... ku mohon temui dia sebentar saja" suara itu bergetar.

"Itu bukan urusanmu haechan, bersenang senanglah dengan priamu itu. Lalu pergi dari sini" mark mematikan kompor lalu mengambil piring.

AMBITION (NOHYUCK MARKHYUCK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang