chapter 19 (Tears)

1K 105 6
                                    

'So, what if all of this could just be so easy just like ?'

Jeno dan haechan duduk di taman belakang rumah mark. Sudah 5 menit dan mereka masih belum membuka suara satu sama lain.

"Jeno...." haechan pertama kali membuka suara

"Heum?" Jeno menjawab sekedarnya. Masih menatap hamparan rumput.

Hening

"Maaf" Haechan menoleh kearah jeno. Ini pertama kalinya ia mendengar jeno mengucapkan kata maaf dengan suara lirih.

"Sekarang aku baru sadar. Sumber masalah semuanya adalah aku. Aku merebut segalanya dari mark".

Haechan masih terdiam dan mencoba mendengar kalimat jeno selanjutnya.

"Sejak kecil aku disayang dan diberikan semua hal yang aku inginkan oleh daddy dan bubu."

"Jeno..."

"Aku mendapatkan semua yang aku mau haechan ah... hal itu membuat aku merasa tersaingi ketika aku tahu orang yang aku sukai ternyata telah memiliki orang lain".

Haechan mengingatnya. Pertama kali ia dan jeno terjerat takdir yang tak seharusnya.

"Kau... menyesal?" Haechan takut sekarang, apakah jeno akan meninggalkannya?

"Ya... aku menyesal telah menjadi sosok seperti ini."

Haechan menatap kearah jeno, jadi beginikah akhirnya?

"Tapi aku tidak pernah menyesal mencintaimu haechan" jeno mendongak dan menatap haechan yang sudah menangis.

"Hiks... ku pikir kau akan meninggalkan ku" haechan sudah sesegukan, kali ini dia benar benar takut jeno meninggalkannya.

Jeno melihat haechan menangis pun beranjak mendekati haechan lalu memeluk tubuh mungil itu.

"Tidak akan haechan, aku minta maaf karna melibatkanmu dalam hubungan tidak jelas ini, kau...bisa kembali kepada mark jika kau mau..." jeno mengeratkan pelukannya.

Jika haechan merasa terbebani dengan hubungan ini, jika haechan ingin kembali pada takdir awalnya, jeno rela. Terlalu banyak hal buruk yang jeno lakukan kepada haechan dan mark. Jeno akan menebusnya meskipun ia harus banyak kehilangan.

"Aku tidak mau.... aku mencintaimu jeno" setelah mendengar kalimat itu, jeno tersenyum.

"Aku juga mencintaimu... sangat" mereka berpelukan lama. Mencurahkan setiap kegelisahan yang mereka rasakan.

Mereka berharap Takdir buruk yang mereka mulai, tidak akan berakhir buruk juga. 

~~

Mark membuka matanya perlahan, berdiam diri sejenak untuk mencerna kejadian kemarin.

"Hyung sudah bangun?" Jaemin masuk ke kamar mark membawa obat, air dan juga jus semangka ditangannya.

Jaemin meletakkan bawaannya di meja disamping tempat tidur mark lalu duduk di ranjang dan menatap ke arah mark.

"Sudah lebih baik?" Jaemin tahu pasti mark akan merasa aneh setelah mengamuk. Biasanya jaemin akan membawakan semangka sebagai tanda bahwa semua baik baik saja.

Saat mark kecil ia sering memakan buah semangka untuk mengganjal perut laparnya. Mungkin hal itu yang menjadi alasan kenapa semangka menjadi buah favorit ketika mark sedang dalam keadaan kurang baik.

"Kau mau minum obat atau bicara lebih dulu? Pilih salah satu" hal itu sering dilakukan jaemin, saran dari mamanya karna seorang dengan gejala depresi seperti mark hanya perlu tempat bicara.

AMBITION (NOHYUCK MARKHYUCK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang