Drei

139 18 1
                                    

Sorry for typo
And
Happy reading😘
.
.
.

.
.
.

Jihoon mematut diri di cermin. Helaan nafas panjang terus ia keluarkan. Tangannya bergerak menyentuh bibir bawahnya yang memerah di beberapa tempat. Baru kali ini Jihoon ingin mengeluarkan sampah serapah dari seluruh penjuru dunia dari bibirnya.

Ia sempat berpikir Daniel pria yang baik, penuh wibawa dan berkharisma. Tapi pertemuannya semalam menghapus prasangka baik tersebut, meninggalkan kesan yang sangat buruk. Jihoon yakin Daniel adalah pria yang sering bermain-main.

Semalam Jihoon pulang sendiri dengan berlari. Sesampainya di rumah ia masuk ke kamar tidur dan melampiaskan amarahnya di kamar mandi. Menyalakan wastafel, membiarkannya penuh dan beberapa kali menenggelamkan wajahnya di sana. Jihoon berharap air yang mengenai seluruh wajahnya mampu membersihkan jejak kotor di bibirnya. Hasilnya tentu saja nihil. Jejak panas dan manis masih terasa di bibirnya hingga pagi ini.


Cklek


Lagi-lagi pintu dibuka tanpa seizinnya. Jihoon memutar bola mata dengan malas saat mendengar langkah terburu-buru menuju ke arahnya. Ia sudah menduga siapa yang datang.

“Jihoon, kau baik-baik saja? Semalam aku tak bisa menemukanmu. Maafkan aku, seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendirian.”

Benar saja, Woojin mendatanginya dengan penampilan yang jauh dari kata rapi. Kemeja biru lautnya dibiarkan keluar, rambut hitam yang tak tersisir rapi. Kentara sekali lelaki bergingsul itu terburu-buru karena panik.

“Aku baik-baik saja.” Jihoon berujar singkat seraya mengancingkan kancing di jas yang kenakan.


GREP


Ah syukurlah. Aku sempat khawatir kau hilang di sana dan dibawa orang mesum.”

Woojin memeluk Jihoon dan menepuk punggung Jihoon penuh kelegaan. Kejadian semalam tetap menjadi hal yang akan ia sesali untuk waktu yang lama. Seharusnya ia tak membawa Jihoon ke tempat seperti itu.

Jihoon mendorong Woojin menjauh dan menatapnya kesal, “Dibawa oleh orang mesum tidak tapi bertemu dengan orang mesum, iya.” sekelebatan ingatan saat Daniel menciumnya kembali muncul.

Kalimat yang harusnya Jihoon ucapkan dalam hati itu meluncur begitu saja. Woojin yang mendengarnya menatap bingung. Sadar jika ia bercerita ke Woojin maka sahabatnya itu pasti akan membahasnya selama 7 hari 7 malam dengan berbagai pertanyaan, akhirnya Jihoon memutuskan tidak menceritakannya.

“Bukan apa-apa. Semalam aku terkejut karena melihat berbagai hal yang tidak pantas. Karena aku tidak nyaman jadi aku pulang duluan setelah tidak bisa menemukanmu.”

Woojin mengangguk paham. Ia merapikan kembali pakaian Jihoon yang kusut karenanya.

“Sekali lagi maafkan aku.”

[M] MARRIED IN RED [ NIELWINK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang