Sorry for typo
And
Happy reading♥
.
.
.
.
.Hidup di keluarga kaya tidak sepenuhnya bisa membuatmu bahagia. Setidaknya itu yang Jihoon rasakan saat berumur 4 tahun. Ia baru saja menjadi seorang kakak namun tidak ada waktu bermain dengan adik kecilnya karena dijejali materi ekonomi oleh guru pribadinya.
Keluarga Jihoon bukan keluarga bangsawan namun ayahnya mendidiknya layaknya bangsawan. Harus cerdas, berambisi, kuat, memiliki etika baik dan bermartabat tinggi. Tentu saja semua itu agar Jihoon memiliki nilai yang tinggi dan menjadi orang yang berkualitas.
Jihoon tidak pernah bertanya kenapa harus belajar ini dan itu karena Jihoon tahu itu untuk kebaikannya di masa depan. Tapi saat menginjak usia ke-6, tepat saat adik keduanya lahir. Ia mulai menyadari ayah yang selalu jadi sosok panutan itu hanyalah orang yang gila uang.
Saat itu pabrik tekstil ayahnya masih berskala kecil dengan 50 pekerja di dalamnya. Hasil produknya pun hanya dipasarkan di kota-kota terdekat. Jihoon yang masih kecil itu mengekor ayahnya, bertemu para rekan. Melihat dan mendengar orang dewasa membicarakan hal rumit, Jihoon hanya duduk diam sambil menyesap jus jeruknya adalah hal biasa.
Namun pada hari itu berbeda, ibunya ikut. Tentu Jihoon senang saat melihat ibunya tersenyum dan menggendongnya. Lalu menyerahkan boneka beruang kecil yang kemudian Jihoon peluk dengan erat.
Saat itu ayahnya mencibir karena tidak seharusnya memanjakan Jihoon seperti itu, tapi ibunya mengatakan tidak apa-apa memanjakannya sesekali.
Sore itu mereka bertiga berangkat, perjalanan cukup jauh membuat Jihoon mengantuk. Di dalam pangkuan ibunya dan di tengah kesadaran yang mulai habis dimakan kantuk. Jihoon mendengar ayahnya berbicara keras soal, patuh, melayani, uang dan hal yang Jihoon tidak bisa ingat dengan jelas. Yang Jihoon tahu saat itu ibunya mendekapnya dengan erat hingga membuatnya semakin terlelap.
Setelahnya Jihoon bangun di ruangan mewah masih dengan boneka beruang pemberian ibunya. Dengan sedikit panik Jihoon berlari keluar pintu dan melihat ayahnya yang tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya.
"Ayo pulang!"
Meski bingung Jihoon tetap meraih tangan ayahnya dan mengedarkan pandangan mencari sosok ibunya, "Dimana ibu?"
"Ibu akan bekerja disini untuk sementara waktu. Sekarang ayo pulang!"
Jihoon mengangguk dan memeluk bonekanya semakin erat.
3 hari kemudian ibunya pulang. Jihoon memeluknya erat perut ibunya. Jihoon mendongak untuk melihat wajah ibunya saat merasakan tidak ada reaksi apapun.
"Ibu?"
Wanita berumur 30an tahun itu hanya tersenyum lalu mengusap kepala Jihoon dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.
Setelah hari itu ibunya jadi sering pergi selama beberapa hari dalam sebulan. Hal itu terus berlanjut hingga Jihoon berusia 10 tahun. Usia yang cukup untuk bisa menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Malam itu saat Jihoon datang ke ruang kerjanya untuk menyerahkan hasil pengamatannya pada kain hasil produksi mereka, ia mendengar ayah dan ibunya bertengkar dari balik pintu.
"AKU TIDAK MAU LAGI MELAKUKANNYA!"
Suara jeritan bercampur tangisan ibunya membuat Jihoon terdiam. Ia tahu menguping pembicaraan itu tidak sopan dan jika guru etikanya tahu pasti akan menghukumnya. Tapi suara putus asa dari ibunya membuat Jihoon tetap berdiri di tempatnya.
"PATUHI PERINTAHKU DASAR WANITA TIDAK TAHU DIRI!! KAU HANYA PERLU MENGGUNAKAN TUBUHMU UNTUK MERAYU PARA BANGSAWAN ITU!!!"
PLAK PLAK PLAK
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] MARRIED IN RED [ NIELWINK ]
RandomM-Preg, Romance - Drama, 2024 - On Going Menikah tidak ada dalam rencana hidup Park Jihoon, namun di dalam hidup Kang Daniel ; menikah dengan Park Jihoon adalah rencananya.