Fünf

167 21 4
                                    

Sorry for typo
And
Happy reading♥
.
.
.
"Don't touch me."
.
.
.

Patras
March 29, 1950

05.00 PM

Kediaman Keluarga Kang seluas beberapa hektar, 3 kali lipat lebih luas dari kediaman Jihoon. Jika yang duduk di sebelahnya sekarang itu adik-adiknya, Jihoon pasti akan membuka mulutnya lebar seraya berkata ‘wow’ tanpa henti. Tapi yang berada disampingnya kini adalah Daniel. Jihoon berusaha keras menyembunyikan rasa kagumnya pada kekayaan Keluarga Kang, ia khawatir jika Daniel akan meremehkan atau memandangnya sebagai ‘anak desa’. Meski bibirnya tertutup tapi matanya berbinar setiap kali melihat pemandangan di kanan kiri jalan yang dihias pahatan patung berbagai bentuk dari marmer. Bunga mawar merah mekar di sepanjang jalan sejak memasuki gerbang kediaman Keluarga Kang. Musim semi saat ini juga menambah keindahan pada rumah yang terdiri dari tiga bangunan utama itu. 

Saat ini Jihoon sedang menuju ke bangunan di sisi selatan, tempat mereka akan tinggal. Karena bangunan utama ditempati oleh kedua orang tua Daniel dan bangunan di utara milik putra sulung mereka.

Omong-omong, Jihoon belum pernah bertemu dengan si kakak, Daniel bilang kakaknya itu sedang melakukan dinas di luar kota. Bahkan saat pernikahan mereka pun dia tidak datang. Dapat Jihoon simpulkan hubungan mereka memang sedang tidak akur. Tapi itu bukan urusan Jihoon jadi dia tidak mempermasalahkannya.

Akhirnya mereka melewati bangunan utama yang seluas 2 kali lipat rumah Jihoon. Jadi dalam hati Jihoon bertanya-tanya sebesar apa tempat yang akan ia tinggali nanti.

Megah. Rumah gaya campuran itu membuat Jihoon terperangah. Desain rumah mungkin dibuat sesuai selera penghuninya, karena saat melewati bangunan utama tadi, dari depan memiliki gaya barat klasik. Tapi bangunan di depannya ini memiliki pahatan khas timur seperti pohon sakura di pintu.

Sibuk dengan kekagumannya membuat Jihoon tidak sadar Daniel sudah membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya.

“Kenapa melamun?” Teguran dengan sebuah senyum itu menyadarkan Jihoon. Ia tersenyum kikuk dan meraih tangan Daniel. Ia masih belum terbiasa dengan keberadaan Daniel yang selalu berada disampingnya.

Belasan pelayan berdiri di depan rumah Daniel menyambut kedatangan sang tuan rumah. Jihoon tidak menyangka akan mendapat sambutan yang begitu meriah. Seongwoo sebagai asisten Daniel berjalan menghampirinya.

“Tolong jaga Tuanku. Mohon memaklumi tingkahnya yang sedikit tidak wajar.” Seongwoo berkata dengan sopan setelah melirik ke arah sebelah pipi Jihoon yang memerah ; masih ada jejak gigitan Daniel disana. Padahal Jihoon sudah memolesnya dengan bedak. Sekali lagi Jihoon merasa malu karena Daniel.

Daniel langsung meninju ringan lengan Seongwoo, sepertinya mereka cukup dekat.

“Jangan mengatakan hal yang tidak-tidak.”

“Aku hanya mengatakan hal yang benar, Tuan.”

“Aku tidak seperti itu.”

Melihat perdebatan tidak berguna itu, Jihoon yang sedari diam tertarik untuk membuka mulutnya.

“Benar Daniel tidak seperti itu.”

Mendengar Jihoon membelanya membuat senyum gigi kelinci Daniel muncul, “Kau dengar itu, Seongwoo?” Ujarnya penuh kepercayaan diri.

Seongwoo menatap tidak percaya ke arah Jihoon. Lelaki manis itu tersenyum manis dan menatap Daniel, “Tingkah Daniel bukannya sedikit tidak wajar hanya saja dia gila. Sangat sangat gila.” lanjutnya dengan penuh penekanan di setiap kata.

[M] MARRIED IN RED [ NIELWINK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang