I catch you.
.
.
.
Jihoon mengernyit dalam tidurnya. Atmosfer yang terasa berubah tiba-tiba memaksanya untuk membuka mata.Kegelapan menyambut pandangan membuat Jihoon terlonjak dalam tidurnya dan segera beralih duduk. Akibatnya, ia kembali merasa pusing dengan detak jantung yang tidak beraturan.
“Daniel!” Jihoon berseru panik. Ia tidak dapat melihat apapun.
Dan tidak ada jawaban apapun. Sepertinya Daniel pergi ketika Jihoon sudah tertidur.
Jihoon memejamkan mata dan berusaha mengatur nafasnya yang berubah pendek. Ia takut gelap, terlebih lagi dalam keadaan sendirian.
Sewaktu kecil ibunya pernah bercerita satu dongeng yang cukup mengerikan; tentang hantu pemakan manusia yang muncul dari sudut ruangan gelap. Meski itu sudah belasan tahun, jejak rasa takutnya menyisakan trauma tersendiri. Ini adalah kelemahan Jihoon, yang hanya ia sendiri yang tahu; takut kegelapan.
Jihoon kembali membuka mata perlahan, tangannya yang gemetar menempel di dada. Butuh waktu lama untuk membiasakan diri di dalam kegelapan yang mencekik. Tirai jendela yang dibiarkan terbuka tidak terlalu membantu. Karena rembulan tertutup awan gelap hingga cahaya tidak menembus kaca jendela.
“Daniel!” Jihoon berseru lebih kencang. Namun tetap tidak ada jawaban. Tidak terdengar apapun dari luar ruangan. Suasana yang terlalu hening membuat bulu kuduk Jihoon meremang. Ia hanya berharap listrik segera menyala.
Klikk
Jihoon bernafas lega begitu mendengar suara pintu dibuka dan disusul suara ketukan sepatu pantofel pada lantai.
“Akhirnya kau datang juga, Niel. Darimana?” Jihoon tersenyum. Lambat laun jantungnya kembali berdetak normal.
Tap tap tap
Langkah itu terdengar pelan. Jarak antara pintu dan ranjang tidak terlalu jauh. Tapi kenapa terasa lama sekali. Dan Daniel, tidak menjawabnya.
Jihoon meremas selimut. Bibirnya ragu untuk terbuka dan melontarkan sebuah pertanyaan, “Daniel?”
Dan kini suara langkah itu justru terhenti.
Jihoon menggigit bibir bawahnya. Mata memicing mencoba melihat di dalam kegelapan. Ia sudah cukup dewasa untuk percaya bahwa monster pemakan manusia itu tidak ada. Tapi kengerian menyerbunya dalam sekejap, saat ia mulai mencium aroma familiar yang membuat perutnya terasa diaduk. Kepalanya sudah terlalu pusing untuk mengingat apa dan di mana ia pernah mencium aroma ini.
“Daniel?” Jihoon sekali lagi memastikan dan berharap di depannya adalah sosok yang namanya ia serukan.
Siluet tubuh tinggi yang terlalu ramping, jelas bukan pria-nya. Jihoon seharusnya sejak awal sadar, jika itu Daniel, tidak mungkin ia berjalan santai.
Mata Jihoon membola. Ia bergerak cepat turun dari ranjang. Terlalu panik hingga jarum infus yang menancap di lengan terlepas. Jihoon meringis kesakitan, tapi daripada sakit; ketakutan lebih mendominasi.
Tangan mungilnya bergerak meraba sisi ranjang dan berjalan ke arah samping. Mata menatap lurus ke arah depan, di mana sosok itu masih berdiri di sana tanpa melakukan apapun. Seakan menikmati reaksi Jihoon yang gemetar ketakutan.
Logika Jihoon masih berfungsi. Ia tak mungkin bisa lari kecuali melewati pintu di balik punggung sosok itu. Atau lompat melalui jendela dan berakhir mati karena ia ada di lantai empat.
Situasi yang tidak menguntungkan membuat Jihoon hanya bisa berharap, agar listrik segera menyala atau seseorang datang.
Jihoon memegang sudut ranjang. Ia tak sanggup lagi berjalan. Kegelapan yang terlalu lama menyelimuti membuat nafasnya sesak. Masalah bertambah satu lagi saat aroma yang menguar dari sosok di depannya terasa menusuk hidung sensitifnya. Jihoon ingat, itu adalah aroma campuran dari: wine, tembakau dan opium. Mata Jihoon kembali melebar, ia ingat aroma ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/373325630-288-k289383.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] MARRIED IN RED [ NIELWINK ]
RandomM-Preg, Romance - Drama, 2024 - On Going Menikah tidak ada dalam rencana hidup Park Jihoon, namun di dalam hidup Kang Daniel ; menikah dengan Park Jihoon adalah rencananya. Kang Daniel, Dom! Park Jihoon, Sub! Wanna One.