[23]. Chrysanthemum (end)

481 70 9
                                    

"Rumah itu keluarga, tapi menurut kamu keluarga itu apa?" Taufan yang sekarang sedang berenang di kolam yang terletak di belakang rumah menatap Halilintar yang hanya duduk di tepian sembari memakan kue black forest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Rumah itu keluarga, tapi menurut kamu keluarga itu apa?" Taufan yang sekarang sedang berenang di kolam yang terletak di belakang rumah menatap Halilintar yang hanya duduk di tepian sembari memakan kue black forest.

"Keluarga itu uang." Halilintar menjawab dengan spontan tanpa memikirkannya terlebih dulu seperti orang kebanyakan ketika di tanya arti keluarga.

Jika ditanya Taufan terkejut atau tidak, maka jawabannya iya. Orang didepannya ini sama sekali tidak bisa di ajak berkompromi untuk bersedih walau hanya satu detik.

"Emang kayak gitu kan? Kenapa kaget?" yang Halilintar tahu keluarga adalah mereka yang memiliki DNA serupa dengannya, tapi jika begitu mungkin semua manusia?

"Gitu ya?" padahal bukan jawaban itu yang Taufan inginkan. Ia keluar dari air dan duduk di samping Halilintar, membiarkan kakinya tetap di air untuk sekedar menikmatinya meski sejujurnya sekarang masih terlalu pagi untuk berenang.

"Kamu cowok kan?".

Halilintar mengernyitkan dahinya, pertanyaan macam apa yang Taufan lontarkan itu. Apa Halilintar harus membuka celananya agar Taufan percaya jika dia laki—laki?

Taufan mengambil kue yang sebelumnya sudah di potong. Rasa kuenya enak tidak salah Halilintar menyukainya, dan omong—omong tadi malam Halilintar yang membuatnya setelah disuruh Amato.

Taufan juga baru tahu jika Halilintar bisa membuat kue yang menurutnya ribet karena jujur saja jika di suruh memasak Taufan hanya bisa merebus mie dan menggoreng telur dan selebihnya serahkan saja pada Gempa.

"Nggak gini maksudnya Al," Taufan menelan kue yang sebelumnya ia makan dan langsung meminum air dari gelas miliknya, Taufan bisa mabuk jika rasa manis dari kue ini terlalu lama ia rasakan, "kamu pinter masak, jago beres—beres rumah juga, dan tangan kamu sama sekali gak keliatan kayak tangan cowok pekerja keras.".

Jika harus dibandingkan antara tangannya dengan tangan Halilintar maka perbedaannya akan terlihat jauh, karena dimana tangan Halilintar yang mulus tanpa noda, bahkan jari—jarinya lentik membuat Taufan khawatir jika jari itu akan patah kalau sekalinya dipakai untuk memukul. Sementara tangan Taufan penuh bekas luka, telapak tangannya kasar terlihat tidak mencerminkan jika dia remaja 16 tahun, Taufan pun bukan pekerja keras dia hanya pemuda yang hobi memukul orang untuk mendapatkan pujian atas kemenangannya.

"Ayah jarang ada di rumah, kalau aku gak bisa masak aku mau makan apa? Dan Ayah juga gak pernah mempekerjakan ART, dalihnya biar aku mandiri atau peribahasa lainnya berdikari." jelas Halilintar.

Sejak perpisahan orang tuanya dan kedua saudaranya ikut dengan ibunya, Amato sebagai ayahnya selalu pergi dengan alasan pekerjaan, sedangkan Halilintar yang saat itu masih kecil ditinggal sendiri dirumah. Padahal berbahaya jika akan sekecil itu ditinggal sendiri dirumah tanpa pengawasan, bisa—bisa dia di culik lalu di jual sugar mommy untuk di jadikan suami saat besar kelak.

[✔] HEY TWINS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang