[29]. Ivy (6)

372 66 8
                                    

DOUBLE UP SEBAGAI PERMINTAAN MAAF KARENA JARANG UPDATE CERITA

DOUBLE UP SEBAGAI PERMINTAAN MAAF KARENA JARANG UPDATE CERITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Lo anak siapa?" satu pertanyaan yang Gempa lontarkan sebelum rasa cemburu menyerang karena kedekatan Beliung dengan Halilintar.

"Anak Mama," Beliung menjawab dengan spontan. Jawabannya tidak salah namun bukan itu jawaban yang Gempa inginkan.

"Bu-" ucapan Gempa terhenti saat Beliung menyumpal mulutnya dengan permen milkita rasa stroberi, selera anak ini tidak jauh beda dengan Taufan

"Diem lo, gue mau ngobrol sama Bang Al." Beliung berlalu dari hadapan Gempa lalu duduk di samping Halilintar yang jaraknya sekitar satu meter dari tempat di mana Gempa duduk sebab berbeda kursi.

Gempa berdecak kesal, apa-apaan bocah hiperaktif itu, menyebalkan.

"Lo kemana aja selama 4 bulan belakangan gak pernah ke rumah?" Beliung bertanya untuk berbasa-basi.

"Di rumah, kangen ya?" Halilintar menyimpan ponsel yang sejak tadi menyita atensinya ke saku celana.

"Iyalah kangen, orang lo gak ada kabar selama 4 bulan, udah kayak orang yang gak pernah hadir di dunia aja." dari wajahnya saja kelihatan jelas jika Beliung sedang kesal, Halilintar jadi tidak perlu menerka-nerka lagi.

Halilintar tertawa ketika melihat ekspresi Beliung yang menurutnya lucu, "gimana kabar Mama? Udah lama juga gak ketemu.".

"Mama baik," Beliung memberikan satu permen milkita dengan rasa yang sama seperti yang ia berikan pada Gempa, "Mama juga sering nanyain, kangen rasa masakan lo katanya.".

"Eh Bang," panggilan Beliung menghentikan Halilintar yang akan memasukan permen ke mulutnya.

"Kenapa?".

Beliung menatap sekeliling dan setelah memastikan tidak ada siapapun dia merapatkan tubuhnya dengan Halilintar, "lo kayaknya di incer deh, tadi sewaktu gue ngikutin lo dari toko swalayan secara diem—diem gue liat orang yang ngikutin lo juga," bisiknya ke telinga Halilintar.

Halilintar menatap Beliung tanpa mengatakan apapun, pantas saja Gempa sempat bilang seperti ada yang mengikuti ternyata anak di sampingnya pelakunya.

"Bang, lo percaya gak?" Beliung harap Halilintar bisa percaya.

"Nggak.".

Beliung berdecak sebal, orang di sampingnya ini tidak pernah mempercayai apapun yang orang lain bicarakan jika tidak melihatnya sendiri dengan mata kepalanya. Beliung memang suka dengan kepribadian seperti itu karena secara langsung tidak akan mudah di bodohi, namun menyebalkan juga jika Beliung sedang mengatakan sebuah fakta pada Halilintar.

Beliung melirik Gempa yang masih bermain dengan kucing, "lo gak pernah bilang kalau punya kembaran, kenapa?".

"Gak penting." lagipula jika Halilintar memberitahu Beliung, memangnya cowok itu akan percaya dengan apa yang ia katakan.

[✔] HEY TWINS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang