[14]. Gladiolus (3)

817 99 13
                                    

UPDATE CEPET KALAU NIAT ꒰ •̤ ▿ •̤* ꒱

JANGAN LUPA VOTE LADIES BIAR AUTHOR KECIL INI FULL SENYUM

Setelah melakukan berbagai macam drama dengan Gempa melalui sambungan telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melakukan berbagai macam drama dengan Gempa melalui sambungan telepon. Ini pada akhirnya Taufan pulang kerumah setelah di beritahu letak kunci rumah.

Taufan pulang dengan memesan ojek online karena pelatihnya sudah pulang lebih awal tanpa bisa mengantar Taufan pulang sampai rumah sebab anaknya menangis merindukan ayahnya.

Dalam hati Taufan berbicara, mungkin suatu hari nanti Taufan juga akan merasakan apa yang dirasakan orang dewasa sebagai ayah.

Taufan sekarang berada dikamarnya seraya menatap dirinya dari pantulan cermin. Taufan menyentuh perban yang melingkari kepalanya, dahinya memang baik—baik saja namun kepala bagian belakangnya sempat di jahit karena kepalanya sempat membentur bebatuan sehingga membuat kulit kepalanya terbelah.

Setidaknya Taufan bersyukur masih bisa berdiri tegak layaknya tak pernah terluka, biasanya jika Taufan melihat sinetron yang dulu di tonton bundanya jika kepala terbentur maka akan langsung gegar otak bahkan meninggal.

Taufan menghela napas, entah kenapa disaat—saat seperti ini Taufan malah merindukan sosok yang akan memarahinya jika terluka karena kecerobohannya.

Padahal sudah satu bulan berlalu, tetapi Taufan masih belum bisa bangkit dari kehilangan sang ibunda. Kendati ia memang selalu tersenyum, namun tak ada yang tahu dengan apa yang dirasakannya.

"Udah masuk jam setengah tiga, kenapa mereka belum pulang?" katanya sesaat setelah melirik jam dinding yang menggantung dekat meja belajar.

Biasanya Gempa maupun Halilintar akan pulang pukul setengah dua siang. Meski terkadang Halilintar juga pulang jam lima karena harus mengikuti kelas tambahan atas perintah Amato.

Terkadang Taufan berpikir, memang sesulit itu menjadi anak pertama hingga harus menjadi sosok yang sempurna tanpa adanya kekurangan sedikitpun.

Padahal waktu kelahiran Taufan dan Halilintar saja tidak berjauhan meski tahun yang tertulis di akta kelahiran berbeda. Namun kenapa Amato sangat keras terhadap Halilintar yang hanya beberapa menit lebih awal melihat dunia dari Taufan.

Taufan mengernyitkan dahinya saat rasa perih muncul di bagian lukanya, apa mungkin efek obatnya sudah hilang ya?

"Biasanya kalau sakit barengan, aku harap sekarang jangan ...," Taufan lagi—lagi menghela napas.

Taufan menoleh saat mendengar suara pintu yang di tutup tak santai. Langkahnya menuntunnya pergi keluar kamar untuk menyambut saudaranya yang baru saja pulang.

Taufan tersenyum saat netranya berhasil menemukan Halilintar dan Gempa, namun yang Taufan Terima sebagai balasan bukanlah senyuman melainkan tatapan penuh pertanyaan dari Gempa.

[✔] HEY TWINS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang