Karena kejadian tadi sore baik Karina maupun Jeno canggung satu sama lain. Karina yang sangat jelas menghindar, dia lebih suka berdiam diri di kamarnya, makan malam pun ia memisahkan diri, makan sendirian di halaman belakang. Otaknya terus berpikir apa yang terjadi dengan Jeno tadi, mata itu, matanya sangat aneh, dia jadi takut sendiri.
Tapi dibalik itu, alasan utama ia memisahkan diri karena malu luar biasa. Bayangkan saja tiba-tiba satu rauangan dengan sepupu yang jarang bertegur sapa, dengan keadaan intim, oh, rasanya Karina ingin menenggelamkan dirinya ke danau buatan yang ada di pekarangan rumah utama keluarga Jung.
Rupanya bukan hanya Karina yang absen pada makan malam walaupun seleruh anggota keluarga Jung malam ini lengkap. Sepasang penerus generasi Jung ini berada di tempat lain, ruangan remang dengan cahaya kuning kemerahan yang sengaja dibuat untuk mereka berdua. Duduk rapi dengan fokus pada hidangan mereka, tampak salah satunya tengah menikmati bagian kesukaanya, mengecap, menjilati lelehan khas kemerah hitaman lalu mengunyahnya membuat ruangan yang sepi terdengar bunyi khas patahan suatu benda.
Krauk
Krauk
Bunyi kunyahan itu terus bergema hingga bersahutan satu sama lain ketika sosok lain ikut mengambil bagian yang sama, sejenak mengacuhkan bagian yang lembut. Lalu kehadiran sosok lainnya yang berdiri di ambang pintu memperhtian pasangan yang sudah berlumuran cairan lengket pada tangan dan sekitar wajah, begitupun potongan-potongan kecil tampak menempel di pipi.
Yang satu tampak diambil alih sepenuhnya, tetapi bisa dikendali oleh satunya lagi, dia yang sudah bisa mengontrol dirinya. Pemandangan tidak normal dan menakutkan begini bagaimana membiarkan darah lain masuk dalam klan mereka, entah apa yang akan terjadi bila itu terjadi.
Klan Jung lahir sepasang tiap generasi, adalah sebuah kebohongan yang ditanamkan dan tersembunyi dari halayak luar. Kebohongan ini pun tertanam pada dua anggota keluarga yang sedang dalam perlindungan. Secara logika itu agak tidak masuk akal, dan mungkin generasi sebelumnya adalah sebuah peringatan untuk mereka berhenti egois mempertahankan darah keturunan murni.
Sekarang muda mudi ini tidak akan bisa menjalin kehidupan seperti pada umumnya. Hidup mereka ketergantungan satu sama lain, dan apabila menambah sosok lain dalam lingkungan mereka, makan itu adalah mimpi buruk bagi sosok baru ini. Untuk menyesal sudah terlambat, muda mudi ini tidak akan bisa sembuh, yang dilakukan hanya mengawasi dan memastikan mereka baik-baik saja sampai terbiasa dan bisa mengendalikan diri.
♡
"Karina sudah diperiksa belum? Takutnya gadis itu jiwanya terganggu, maka keadaan akan lebih parah nanti."
"Dokter Kim sedang tidak di Korea sekarang, Pa." Timbal Taeyong.
"Minta Park saja kalau begitu." Suruh Yunho.
"Biar aku yang menghubungi." Kata Kai yang langsung mengeluarkan ponselnya.
"Tapi Jeno tidak melukai fisik Karina, kan?" Suho bertanya kepada Jaehyun.
"Untuk sekarang tidak, kurasa jika Karina tidak memprovokasi, Jeno tidak akan melakukan kekerasan fisik. Asal Karina diam dekat dengannya itu sudah cukup."
"Kita harus menjelaskan kepada Karina tentang dirinya dan obsesi tidak masuk akal Jeno. Karina akan sering berada di Korea untuk memulai karirnya, kita tidak bisa lagi menggunakan alasan pendidikan dengan jarak yang jauh, dan alasan yang paling masuk akal lainnya."
"Bagaimana kalau Karina tidak terima dengan nasibnya?"
"Biarkan Onyang yang menjalankan perannya sebagai seorang ibu, kita jangan ikut campur. Dan hal-hal yang akan terjadi antara dia dengan Jeno pun kita harus berlagak tahu sebatas Jeno terikat padanya, jangan berkata apa pun tentang hubungan mereka kedepannya. Karina mungkin akan depresi, jika Karina memutuskan pergi, otomatis Jeno juga pergi. Jaemin dan Winter tidak akan cukup sebagai wajah keluarga kita." Jelas Siwon.
"Renjun?"
"Renjun tidak boleh diketahui bagian dari Jung, dia dibutuhkan di posisi lain." Chanyeol yang baru sampai ke ruangan tersebut berkata. "Di mana Karina?" Lanjutnya lagi. Dia tidak bisa lama-lama dikediaman Jung.
"Terakhir ada di taman belakang." Timbal Kai.
Chanyeol langsung pergi ke tempat yang dimaksud. Benar, gadis muda itu masih berada di sana, makan perlahan tanpa memandang makanan, melainkan pada danau buatan yang telah menjadi saksi banyaknya tragedi di rumah ini.
"Terlalu lama kena angin malam mudah menurunkan imun seseorang."
Karina menoleh mendengar suara di sampingnya. Oh, dokter pribadi keluarga Jung.
"Kenapa Dokter di sini? Siapa yang sakit?"
Chanyeol duduk di kursi tempat berhadapan dengan Karina. Tidak langsung menjawab pertanyaan si gadis Jung, memilih memandang untuk memastikan tidak ada yang bermasalah dengan gadis ini.
"Hanya pemeriksaan rutin." Bohong Chanyeol. "Kamu sendiri kenapa menyendiri di sini?"
"Aku hanya menikmati ketenangan malam ini sebelum besok aku memulai rencana ku. Ternyata menjadi dewasa itu tidak enak ya, Dok."
Chanyeol mengangguk tidak menyangkal perkataan Karina. "Setiap orang memiliki keadaan yang membuat penilaian tidak mudah saat telah beranjak dewasa, itu normal. Tapi bukan berarti saat dewasa itu menyedihkan, untuk mendapatkan kenyamanan dan mencapai keinginan, kamu harus berusaha."
"Berarti aku harus mewujudkan kedua impian ku tentang karir."
"Oh ya, apa itu?"
"Aku ingin mendirikan butik, isinya hasil dari rancanganku. Walau Jeno dan Jaemin yang terlihat mahir dalam berbisnis, aku juga ingin mencoba. Tapi aku tetap akan mengawasi universitas. Bila perlu aku akan langsung melanjutkan pendidikan hingga bergelar profesor."
"Itu keinginan yang bagus."
"Ya, dan bagus lagi silahkan Dokter Park yang terhormat ini menandatangani surat ini tentang menjaga kerahasiaan, karena bagaimanapun Dokter bukan bagian dari Jung. Aku juga sudah merekam percakapan kita, dan apabila rencana ku terendus oleh pihak luar, Dokter orang pertama yang akan aku cari."
Chanyeol terkekeh pelan, merasa lucu dengan tingkah gadis ini. "Seperti biasa, Nona Jung selalu berhati-hati."
"Jelas, musuh tidak mengenal akan datang dari pihak mana saja."
♡
Park Chanyeol (Klan Park)
Dokter pribadi keluarga Jung
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Biru ; Grandee Mugunghwa.
FanfictionSampai usia ke 22 tahun ini, Karina tidak pernah merasakan yang namanya pacaran. Kenapa? Dari sekian banyak alasan, Karina paling menghindari dimana masa yang akan datang membuat dirinya mau tidak mau menjauhi orang yang sedang menjalin asmara denga...