Winter turun dari mobil pulang bersama dengan Jaemin, tadi dia pergi sebentar ke perusahaan untuk membawa beberapa barang ke ruangannya, karena dia bertemu Jaemin di sana, jadilah dia dipaksa Jaemin untuk pulang bersamanya. Dengan alasan berkunjung ke perusahaan yang akan diambil alih oleh Jaemin nanti, menurut Jaemin para saudaranya harus tahu semua bisnis keluarga.
Winter melirik satpam yang berada di gerbang depan tadi kini sudah pindah ke bagian dalam tempat penjaga dekat dengan parkiran. Dari gerak geriknya biasa saja, tapi hawa yang menguar dari orang itu membuat Winter merasa tidak nyaman.
"Masuklah duluan." Ujar Jaemin kepada Winter. Sedangkan dia beralih ke bagasi mengambil koper dari dalam sana, pakaian kotor dari kantornya.
Namun kegiatan itu terhenti seketika kala dia mendengar suara teriakan dari arah belakangnya. Jaemin buru-buru berlari menarik gadis yang sudah melukai seorang penjaga keamanan itu.
"Bawa dia ke ruang perawatan, jaga jangan sampai pergi dari sini." Perintah Jaemin kepada penjaga yang lain.
Sementara gadis dalam rengkuhannya balik melukai tangannya. Jaemin merebut benda dari tangan sang gadis, memaksa membawa gadis itu masuk ke dalam rumah, tidak perduli dengan darah menetes dari tangannya.
Sementara di taman belakang terkejut mendapati seseorang terluka dibawa ke ruang perawatan. Karina yang banyak pikiran saja buru-buru ingin melihat apa yang terjadi.
"Kenapa? Ada penyusup?" Karina yang sudah menyelip diantara tubuh tinggi itu bertanya. Sekaligus menatap ngeri pada luka dipunggung dan lengan atas pria ini.
"Kami belum bisa memastikan. Tuan muda Jaemin menyuruh untuk mengawasinya."
"Jaemin?" Jeno buka suara mendengar nama kembarannya. Mereka berdua saling pandang seolah tengah berkomunikasi, sampai membuat Karina yakin kalau ada yang disembunyikan oleh para pria ini.
"Di mana Jaemin?"
"Beliau masuk ke rumah."
"Coba tanya sama Jaemin, Jen. Takutnya ada apa-apa."
"Iya, nanti. Sebaiknya kamu pergi istirahat, Rin."
Karina mengangguk, dia pergi dari sana membiarkan urusan itu ditangani oleh Jeno. Dulu cukup sering ada penyusup masuk ke kediaman Jung, mereka benar-benar pintar mengelabuhi pihak keamanan. Saat dia sedang di luar negeri juga ada kabar sesekali juga kecolongan, dan ini lagi. Hidup mereka benar-benar incaran memang, kadang Karina berpikir enaknya lahir di keluarga biasa-biasa saja.
Tapi ngomong-ngomong, Jeno terlihat jauh lebih tampan hari ini. Aura, gestur, suaranya, rasanya benar-benar menarik. Walaupun kejadian memalukan itu tidak absen dari pikirannya, terlepas dari itu mungkin dia bisa mengagumi sosok Jeno.
"Sadar, Rin, jodoh mu sudah disiapkan." Monolognya. "Malas sekali, apa aku jadi jelek saja ya? Percuma juga tidak bisa bersama orang yang aku cintai."
♡
Jaemin menarik dasinya kasar kemudian mengikatnya di kedua tangan Winter, sedangkan gadis itu terus memberontak dibawahnya. Jaemin menjilat darah di tangannya, kemudian menyatukan bibirnya dengan Winter, membuat gadis itu rakus menghisap lidahnya.
Dirasa cukup Jaemin menarik diri, membiarkan Winter masih terbaring di atas ranjangnya, gadis itu hanya diam memandang kosong ke atas. Jaemin beralih membersihkan lukanya, dia harus memeriksa orang tadi secepatnya.
♡
"Kapan dia akan sadar?" Jaemin datang ke ruang perawatan dan masih ada Jeno di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Biru ; Grandee Mugunghwa.
FanficSampai usia ke 22 tahun ini, Karina tidak pernah merasakan yang namanya pacaran. Kenapa? Dari sekian banyak alasan, Karina paling menghindari dimana masa yang akan datang membuat dirinya mau tidak mau menjauhi orang yang sedang menjalin asmara denga...