Catatan : Seharusnya ini berada di era dinasti Joseon, karena ini menyangkut hal yang tabu, jadi Joseon (Jongseon) aku samarkan dengan nama lain, kecuali nama klan (marga) yang bersangkutan, dan nama-nama tempat kerajaan. Selain itu dibawah ini merupakan sejarah Korea Selatan bersumber dari internet.
.
.
.
Yangban adalah bagian dari kelas penguasa tradisional atau bangsawan dinasti Korea selama Dinasti Jongseon. Yangban terutama terdiri dari pegawai negeri sipil dan perwira militer yang berpendidikan tinggi, bangsawan baik yang bertanah maupun tidak, yang secara individual mencontohkan bentuk Konfusianisme Korea dari "Pejabat ilmiah".
Mereka sebagian besar adalah administrator pemerintah dan birokrat yang mengawasi birokrasi agraria tradisional Korea abad pertengahan, dan pada awal modern hingga akhir dinasti pada tahun 1897. Dalam arti yang lebih luas, keluarga dan keturunan pemegang jabatan, serta keluarga pedesaan yang mengklaim keturunan seperti itu, diterima secara sosial sebagai Yangban.
Yangban secara harfiah berarti "dua cabang" Administrasi: Munban ( ;文班) yang terdiri dari administrator sipil, dan Muban ( ;武班) yang terdiri dari pemegang jabatan militer. Istilah Yangban pertama kali muncul pada masa akhir Goryeon, tetapi digunakan secara lebih luas selama Dinasti Jongseon. Namun, dari abad ke-16 dan seterusnya, Yangban semakin sering digunakan untuk menunjukkan keluarga kaya lokal yang sebagian besar diyakini sebagai keturunan pejabat tinggi.
Di Korea saat ini, warisan patronase Yangban berdasarkan pengalaman pendidikan umum, guru, latar belakang keluarga, dan kampung halaman berlanjut dalam beberapa bentuk, secara resmi dan tidak resmi. Di Korea Selatan, praktik tersebut terjadi di kalangan kelas atas dan elit kekuasaan, di mana patronase di antara para konglomerat cenderung mengikuti ikatan darah, sekolah, dan kampung halaman.
Yang saat ini, Yangban telah digantikan oleh kelas penguasa Korea, yaitu, kelas elit bisnis dan elit pemerintah, yang mendominasi negara melalui kekayaan, kekuasaan, dan pengaruh yang disalurkan melalui jaringan keluarga dan sosial mereka. Pemerintah mempertahankan istilah Yangban untuk generasi bangsawan yang masih bertahan hingga saat ini.
Pada saat ini, Yangban atau kelas penguasa Korea yang masih mempertahankan garis keturunan murni yaitu Klan Jung. Klan Jung termasuk Yangban dari Grandee, Klan Jung mencakup segala aspek dari Munban maupun Muban. Dengan begitu Klan Jung menjadi klan tertinggi dari semua klan yang masih beberapa diantaranya yang memiliki garis keturunan bangsawan maupun merupakan kerabat jauh.
Sebagai bentuk mempertahan dalam arti melestarikan budaya era Dinasti Jongseon, pemerintah membuat suatu aturan membentuk fraksi untuk kalangan Yangban sendiri. Setiap klan memiliki tingkat dan nama sesuai keterlibatan anggota keluarga. Klan tersebut membentuk kesejahteraan masyarakat serta dalam memajukan sektor ekonomi Negara.
Setiap 3 bulan sekali seluruh klan yang masuk dalam jajaran Yangban diwajibkan menghadiri perkumpulan di Istana Deoksugung. Selama perkumpulan tersebut, Istana Deoksugung ditutup untuk umum. Seluruh anggota klan yang menghadiri perkumpulan pun diwajibkan mengenakan hanbok.
Perkumpulan ini tak jarang sekaligus menjadi ajang mencari menantu dari masing-masing klan.Salah satu cara untuk menghindari klan tersebut keluar dari keanggotaan Yangban. Mengingat begitu banyak syarat berada dalam posisi kelas bangsawan ini. Bagi klan yang keturunan tidak lagi memiliki darah murni, mereka sangat memanfaatkan cara itu. Namun tidak semudah membalikkan telapak tangan, dalam sebuah politik tidak lah semua tanpa niat terselubung. Mereka begitu berhati-hati dalam menentukan kepada klan siapa mereka akan berbesan.
Menilik dari kejadian delapan tahun yang lalu, dua klan sekaligus didepak dari keanggotaan Yangban hingga menurunkan status sosial klan tersebut. Hingga eksekusi mati satu anggota Klan Kim yang terbukti dibalik pembunuhan berencana kepada tertua Klan Jung.
Perkumpulan yang tampak mengagumkan itu nyatanya tidak seindah kelihatannya. Selalu ada resiko didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Biru ; Grandee Mugunghwa.
Fiksi PenggemarSampai usia ke 22 tahun ini, Karina tidak pernah merasakan yang namanya pacaran. Kenapa? Dari sekian banyak alasan, Karina paling menghindari dimana masa yang akan datang membuat dirinya mau tidak mau menjauhi orang yang sedang menjalin asmara denga...