Grandee (008)☘️

160 24 0
                                    

Suasana di ruang makan pagi ini terasa sepi. Biasanya ada obralan ringan sebelum makan di mulai, terutama Winter yang suka sekali berbicara dari ketiga sepupu lainnya. Hal itu membuat Yoona merasa curiga dengan keterdiaman ini. Sudah ini Yoona akan langsung bertanya dengan orang-orang yang bekerja di sini, atau mengecek CCTV. Pasti terjadi sesuatu kemarin.

"Aku sudah selesai."

"Eh, tunggu." Karina menahan Winter untuk berdiri. "Pergi bersama aku saja."

"Kita tidak searah."

"Aku bukan mau ke universitas kok, lokasinya juga tidak jauh dari kantor."

Winter duduk lagi menunggu Karina, pura-pura tidak sadar ada yang curi-curi pandang padanya.

"Bagaimana dengan rencana butik kamu, Rin?" Yoona bertanya ke cucunya itu.

"Sejauh ini semuanya aman, Halmeoni. Kurasa aku sudah menemukan lokasi konveksi yang cocok."

"Bagus kalau begitu."

"Proposal bagaimana, Rin?" Gantian Jeno yang bertanya.

"Sudah mengurusi ini aku langsung mengajukan proposal kok." Timbal Karina.

"Ya, aku tunggu."

Yoona melihat Jeno terkejut, anak ini sudah punya rencana mengamankan Karina ternyata. Peraturan dibuat di keluarga memang agak memberatkan, tapi ada sisi baiknya juga agar tetap mempertahankan ciri khas saja sebenarnya. Contohnya bisnis perhiasan yang sering dikeluhkan oleh Winter.

"Ayo, Win."

"Hm, kami duluan." Winter izin kepada yang lain.

Melihat dua perempuan itu sudah tidak tampak lagi di ruang makan, Yoona tidak ragu berbicara kepada cucu laki-lakinya. "Kamu punya rencana lain untuk Karin, Jen?" Tanya Yoona tanpa basa basi.

"Tentu saja, Halmeoni. Sebagai pemimpinnya aku harus memastikan keamanan dan kenyamanannya."

"Maksud kamu apa?" Jaemin bingung dengan maksud keamanan dan kenyamanan.

"Menurut kamu sendiri lah Jaem." Jeno enggan memberitahu.

Mencurigakan, batin Jaemin. Lihat, ekspresi kembarannya saja sudah membuat otaknya berpikir yang tidak-tidak.

"Jadi, apa ada yang terjadi kemarin?" Yoona buru-buru mengganti topik.

"Ada penyusup, biasa. Dia sudah menjadi tahanan kita. Rencananya kami akan mengintrogasi dia nanti sore." Jelas Jaemin.

"Dia tidak akan mudah mengaku. Tahan saja sampai dokter Chanyeol pulang ke Seoul."

"Tidak perlu, Halmeoni. Anaknya sudah ada di sini." Timbal Jeno.

"Anak?"

"Ya, Renjun ada di ruang perawatan."

"Yakin?!" Yoona lebih kaget dari mengetahui niat lain Jeno.

"Iya." Jawab Jaemin bingung. Kenapa dengan wajah halmeoni tegang begitu.

"Dengan siapa dia sekarang?"

"Sendiri tentu saja."

Yoona langsung berdiri buru-buru pergi ke ruang perawatan. "Kenapa Chanyeol tidak bilang, astaga!" Rutuk Yoona.

Jeno dan Jaemin yang penasaran mengikuti sang nenek dalam diam. Apa coba yang membuat panik sampai segitunya.

Pintu ruang perawatan itu di buka, kosong, Yoona masuk memeriksa setiap ruangan di sana. "Mana Renjun?"

"Renjun tidak bilang kalau akan keluar, jadi dia pasti ada di sekitar sini." Timbal Jeno.

Sedangkan Jaemin memperhatikan tiap sudut ruangan itu. Matanya bergulir melihat ada benda di bawah ranjang pasien. Ia menunduk mengambil benda tersebut. "Bukannya ini jam tangan Winter?"

Darah Biru ; Grandee Mugunghwa. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang