Grandee (005)☘️

249 28 0
                                    

♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi buat Winter sudah terbangun. Perutnya merasa agak tidak enak, mual. Jadi dia duduk di teras kamar ditemani oleh kudapan dan teh hangat. Dia pun sibukkan memeriksa model perhiasan di store perusahaan milik Jung itu. Dari awal Winter memang sudah menyukai barang-barang itu, jadi sudah diputuskan dia akan bergabung dengan Jeno untuk mengelola bisnis tersebut.

Dia berada di teras hingga matahari terbit. Pemandangan kamarnya langsung menyapa halaman sisi kiri taman kediaman utama Jung. Di sana ada Jaemin bersama paman Sehun yang tampak berbicara serius. Apa coba yang dibicarakan oleh para pria biasanya? Bisnis?

Tidak menghiraukan perdebatan dua pria di taman tersebut, Winter mengambil foto untuk update pagi ini. Tidak lupa aksesoris yang bertengger di lehernya. Sejatinya Winter lebih tertarik menjadi model saja untuk perhiasan usaha keluarga Juga. Winter agak ragu Jeno mengizinkan tidak nanti, takutnya dia di depak dari perusahaan itu diam-diam oleh Jeno.

"Mengada-ada memang permintaan mu. Dekat sama Winter saja belum, sudah mau mengajak dia tinggal bersama. Yang ada kamu di cap gila sama Winter nanti."

"Bagaimana mau dekat kalau selalu di jauhkan."

"Sabar, Jaemin. Kamu saja baru jalan 3 tahun ini seperti manusia normal, sudah seperti berlagak paling tersakiti. Kalau dari dulu kalian di dekatkan, yang ada kalian berdua di asing dari halayak ramai. Semua manusia itu punya sisi buruknya, bisa habis manusia gara-gara kalian berdua. Percuma kaya kalau cuma keluarga kita di dunia."

"Tidak mungkin juga sampai habis sedunia, Uncle. Berlebihan sekali."

"Iya, atau kalian berdua sudah mati karena dianggap monster."

"Ini salah kalian dulu yang egois. Untuk apa mempertahankan keturunan darah murni kalau akhirnya repot seperti ini."

"Kalau mau menyalahkan sana, salahkan daddy mu yang tergila-gila dengan mommy mu."

"Drama apa yang kalian buat?" Jeno yang pulang dari lari pagi terpaksa berhenti melihat kembarannya sudah berdebat dengan sang paman.

Sehun balik menatap Jeno, ekspresinya berubah lebih serius. "Kamu ya Jen, awas tiba-tiba membawa Karina pergi dari rumah ini. Jangan seperti kemarin, untuk keponakan ku yang cantik itu tidak apa-apa."

"Kok jadi aku?" Balas Jeno tidak terima.

"Kalian kembar menyusahkan memang."

"Sudah Jen, jauhi saja Uncle Sehun, sepertinya dia datang bulan, jadi mudah sensi." Ejek Jaemin.

"Kurang ajar!"

Darah Biru ; Grandee Mugunghwa. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang