1

42 27 10
                                    

Dari beribu-ribu perempuan di dunia,hanya kamu yang dapat menarik perhatianku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari beribu-ribu perempuan di dunia,
hanya kamu yang dapat menarik perhatianku.

Happy Reading
Enjoy Reading guys!!

**

Di pagi hari yang cerah, Habian telah rapih ah mungkin lebih tepatnya tidak rapih dengan seragam sekolah kebanggaannya SMA GALAKSI 01.

Seragam sekolah yang tak di masukkan ke dalam Celana sekolah, seragam sekolah yang dilapisi dengan jaket kulit bewarna hitam kebanggaan dan rambut yang acak-acakan. Habian sangat menyukai dirinya pada pagi hari ini. Habian keluar dari kamar dan pergi untuk menuju ruang makan keluarga.

"Bajunya dimasukkan Habian, kamu mau kena omel guru?" tanya seorang wanita paruh baya yang menjadi ibu sekaligus Tante bagi Habian. Selia > adik dari ibu kandung Habian.

Habian menatap malas Selia saat mendengar pertanyaan atau mungkin lebih tepatnya Omelan pagi untuknya.

"Malas Bu, Bian udah terbiasa dengan baju yang begini. Lagian kalau Bian di marahin ya tinggal Bian marahin balik dong. Emang ada yang berani sama cucu kesayangan Byantara?" tanya Habian balik dengan wajah tengilnya membuat Selia yang mendengar mendengus kesal.

"Terserah kamu deh Bian."

Selia meletakkan sebuah piring dengan roti yang telah diberi selai strawberry bewarna merah itu. Setelah meletakkan piring, Selia kembali ke dapur dan Habian memakan satu roti yang ada dan pamit untuk pergi ke sekolah.

"Ibu Habian pamit ya, mau berangkat sekolah sekarang," ucap Habian lalu mencium punggung tangan Selia.

"Gak bareng sama Melisa?" Habian menggeleng lalu bergegas pergi dari rumah dengan kunci motor yang ada di tangannya.

...

Habian memasuki halaman sekolah. Habian mengendarai motornya hingga sampai di parkiran sekolah. Habian melepas helm miliknya dan turun dari motor.

Menatap kaum hawa yang menatapnya berbinar dengan tatapan elang. Berjalan tanpa menghiraukan mata berbinar yang menatap kearahnya.

Habian berjalan di koridor sekolah dengan santai. Tiba-tiba tak sengaja dirinya menabrak seorang gadis dengan membawa buku. Ia mendengus kesal lalu meminta maaf dan pergi dari hadapan gadis itu

"Maaf, gue gak sengaja. Lo baik-baik sajakah?"

Gadis yang tak sengaja ia tabrak tersenyum lalu menggeleng tanda bahwa dirinya tak apa-apa membuat Habian yang melihat tersenyum lega. Manik matanya tak sengaja bertatapan dengan manik mata milik gadis didepannya. Setelah itu Habian tersadar dan meminta maaf, lalu gadis yang tak sengaja ia tabrak pergi dengan berlari.

Habian terdiam saat merasakan perasaan aneh dalam dirinya. Manik mata yang indah mampu membuatnya terdiam terpaku.

Lantas dirinya kembali melanjutkan langkahnya yang ingin pergi ke tempat biasa dirinya sendiri nongkrong bersama teman-temannya.

Sesampainya di sana, Habian mendudukkan dirinya di kursi panjang. Yang diduduki juga oleh dua pemuda temannya. Matanya menatap arah depan dengan tatapan tajam dan wajah yang datar.

"Lama amat, lo ngapain dulu Bim?" tanya seorang pemuda yang bernama lengkap Davino Arza Danendra.
Si pemakai topi bewarna kuning dengan seragam yang suka sekali dikeluarkan sama seperti Habian.

Davino atau lebih akrab dipanggil Davin, salah satu orang yang memanggil Habian menggunakan nama tengahnya. Abima, sering sekali anggota geng motornya memanggil dengan nama tengah. Tetapi itu hanya beberapa saja, yang lain memanggil Habian dengan biasa.

"Gak biasanya lo jam setengah tujuh baru nyampe biasanya jam enam lewat sepuluh menit aja lo udah di sekolah buat bantuin mang Udin," sahut salah satu pemuda yang mempunyai kulit tan dan suka sekali memakai bandana hitam dengan rambut yang acak-acakan membuatnya menjadi sangat tampan dan seragam yang dikeluarkan.

Zaleo Fero Adiputra, pemuda yang akrab di panggil Leo kini mendapatkan tatapan tajam dari Habian. Oke, sepertinya hari ini mood Habian sangat tidak bagus. Terbukti Leo hanya bercanda dan dianggap serius oleh Habian.

"Lo kenapa? Sensi amat kek perempuan," ujar Davin yang juga mendapatkan tatapan tajam dari Habian. Leo yang melihat Davin menciut karena tatapan tajam Habian menahan tawa dalam dirinya.

Davin yang sadar menatap Leo dengan malas di balas tawa kecil oleh Leo. "Diam." Empat kata yang berhasil membuat kedua pemuda itu terdiam. Habian menatap siswa-siswi yang berlalu lalang. Matanya menangkap seorang gadis yang tadi tak sengaja ia tabrak.

Bibirnya tanpa sadar mengulas sebuah senyuman saat melihat tawa indah gadis itu. Bisa ia lihat teman di samping gadis itu menatap gadis itu dengan tatapan fokusnya.

Hingga saat gadis itu tersenyum, membuat Habian merasakan hal yang aneh pada dirinya."Bim kelas Bim pelajarannya pak Bimo," ucap Leo yang mampu menyadarkan dirinya dari lamunan.

Habian baru ingat bahwa hari ini ada pelajaran MTK yang di ajar oleh pak Bimo. Guru yang terkenal galak dan tak belas kasih, guru yang sering sekali memberikan tugas banyak tanpa belas kasih.

Habian mengangguk lalu berdiri dari duduknya dan berjalan mengikuti langkah Leo. Pikirannya bercampur memikirkan gadis yang tak sengaja ia tabrak itu.

Habian  || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang