Pembagian Daerah istana.

875 95 25
                                    

Sehari setelah itu, Para warga mendengar bahwa Yudhistira akan dijadikan pangeran mahkota di sana

Para warga pun berkata

"Siapapun yang mengikuti langkah anak anak Pandu pasti selalu mendapat keberuntungan."

Tetapi apakah Pandawa selalu membawa keberuntungan?

Di sisi lain Pandawa sedang berbicara satu ruang tentang penghinaan kemarin, namun sebagai kakak yang paling tua Yudhistira berkata bahwa penghinaan yang tidak benar dari seseorang, pasti akan memiliki karma nya sendiri

"Kak Arjuna, sebaiknya nanti kau meminta maaf kepada Drusella."

"Mengapa begitu Sadewa?"

"Kemarin kau tidak mendengarkan perkataan nya dan menghempas tangannya secara lumayan kasar."

"Aku tidak tau kak, perasaan ini aneh untukku aku susah menebaknya."

"Baiklah Sadewa."

Yudhistira pun mendekat kepada 4 saudaranya itu dan menyuruh mereka untuk bersiap siap untuk kembali masuk ke istana.

Mereka pun selesai bersiap siap sementara Drusella dan Drupadi sudah menunggu kedatangan mereka

Pengawal pun berteriak

"Perhatian perhatian!"

"Putra Pandu dan menantu dinasti Kuru, kedua putri dari Panchala Drupadi dan Drusella akan segera masuk!"

Mereka semua pun berjalan masuk kedalam sana dan menghadap ke Raja Detrarastra.

Duryudana memandang mereka dalam diam, Sangkuni pun menyadari bahwa keponakan yang paling ia sayangi sedang kalut dalam ketakutan dan emosi.

"Keponakan ku, aku tidak melihat ada wajah gembira di dirimu hari ini."

"Untuk apa aku merasa bahagia, Paman?"

"Orang tua itu telah menjadikan Yudhistira sebagai Raja, dan menghancurkan impian ku untuk menjadi satu satu nya raja selamanya."

"Kapan aku menyuruhmu untuk berbahagia, keponakan ku?"

"Tapi kau harus pura pura rasa bahagia. Kalau kau berpura pura bahagia, maka kau akan menemukan alasan untuk bahagia."

Duryudana menatap paman nya itu dengan tatapan yang penuh tanda tanya, ia tak mengerti sama sekali apa yang pamannya baru saja katakan kepada nya, Sangkuni pun hanya bisa tertawa licik.

Para Pandawa dan kedua istri nya sudah menghadap kepada Detrarastra dan memberi salam kepadanya.

"Salam, yang mulia." Kata mereka serempak

Detrarastra menerima salam itu sehingga para Pandawa selain Yudhistira berjalan ke tempat lain sehingga kakak paling tua itu bisa menghadap secara langsung.

Di sisi itu Karna dan Arjuna saling bertatapan dan Arjuna pun memberi salamnya sementara Karna hanya menatap datar sembari mengangguk.

Lalu, ia melihat ke arah Drusella. Mereka berdua bertatapan juga, Drusella pun juga memberi salam namun kali ini di balas senyuman lembut oleh Karna.

"Yudhistira putra Pandu."

"Kau boleh mengungkapkan perkataan mu kepada yang mulia Detrarastra sekarang." Kata Widura

"Jika mereka di berikan tempat yang subur di samping sungai Gangga paman maka akan melanggar janji perdamaian itu dan menyerang daerah itu."

"Tenang saja keponakan ku, tenang. Aku selalu bilang kepada mu dia yang berjalan dalam jalan kebenaran adalah yang paling mudah untuk tertipu oleh permainan kita."

Repeated Fate {Mahabharata}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang